Selasa, 25 Januari 2011

CERPEN : Terimakasih Aimika

Gadis kecil itu bernama Ruby, gadis kecil yang cantik dan sangat lincah, saat itu Lisa menemaninya bermain ditaman kota yang cukup luas, Ruby sangat ceria dan riang saat Lisa temani, mereka berdua merasa dunia milik berdua. Beberapa jam kemudian Lisa menyebrang jalan untuk membelikan Ruby ice cream dan Lisa menyuruh Ruby untuk menunggunya di sebrang, tapi nampaknya Ruby tak ingin berpisah dengan Ibunya walaupun hanya sekejap saja, Ruby ikut berlari membututi Lisa tanpa pengetahuannya. Didepan tukang ice cream Lisa mendengar beberapa bunyi klakson mobil dan orang-orang yang berteriak, “awaaasss!!”..”ibu..anaknya!!!” Lisa merasa orang-orang memberitahukannya akan sesuatu, Lisa membalik tubuhnya dan melihat si kecil Ruby tertawa mengejarnya namun Lisa melihat mobil sedan putih itu ingin melukai buah hatinya, dengan cepat Lisa berlari dan memeluk bidadari kecilnya dan mereka tak sadarkan diri.

****

Lisa membuka matanya dan saat itu melihat sekelilingnya dan  tahu bahwa dirinya sudah terbaring dirumah sakit dengan infus ditangan kanannya, Lisa merasakan ada beberapa luka dibagian dahi dan kedua tangannya, Lisa menatatap dokter yang ada disebelahnya dan dokter itu berkata “untung ibu dan anak ibu selamat”. Sungguh sangat bersyukur Lisa mendengar perkataan dokter itu, karena yang terpenting baginya bidadari kecilnya selamat. Tapi dokter melanjutkan perkataannya “tapi mata putri ibu….”, Lisa kaget mendengarnya “kenapa mata anak saya dokter?” dokter menarik nafasnya dan kembali bicara “beberapa percikan kaca masuk kedalam kedua mata anak ibu, dan kemungkinan besar anak ibu tidak dapat melihat”. Lisa sangat  terkejut tangisnya tak tertahan lagi, apa yang harus Lisa lakukan?

****

Lisa memutar ingatannya 13 tahun yang lalu…

****

Banyak orang bilang saat Lisa remaja, dia tumbuh menjadi gadis yang cantik dan sangat menarik namun Lisa tak dapat melihat semua itu karena sejak lahir matanya tak dapat melihat. Lisa tak bisa melihat pemandangan yang orang katakan sangat indah, karena kekurangannya itu Lisa selalu menderita.

****

Lisa sudah terbiasa menyebrang jalan tanpa ada yang menuntunnya, Lisa dapat merasakan mobil, orang dan benda – benda yang ada disekelilingnya dengan indra pendengaran dan feeling nya. Tapi entah mengapa hari itu feelingnya tak tepat, saat Lisa menyebrang jalan Lisa nyaris tertabrak mobil dan untungnya seorang pemuda meraih tubuh Lisa dan mereka terlontar kesebrang jalan, saat itu mata Lisa masih tertutup kaca mata hitam dan pemuda itu tak tahu bahwa Lisa tak bisa melihat. “Pemuda ini sangat baik padaku kurasakan betapa tulusnya dia menolongku” hati Lisa berucap, namun saat Lisa ingin mengucap terimakasihnya, Aimika sahabat Lisa datang dengan panic “kamu gak kenapa-napa kan Saa?” Lisa hanya menggeleng dan terdiam, Aimika pun berterimakasih pada pemuda itu dan Aimika mengajak Lisa pergi.

...

Aimika mengajak Lisa ke suatu café dimana sering sekali mereka bersama disana, Aimika adalah sosok perempuan yang sangat baik,  sahabat yang selalu menemani Lisa dalam suka dan duka, memang Lisa tak pernah mengetahui bagaimana sosok Aimika sebenarnya tapi Lisa percaya Aimika adalah perempuan berhati cantik. Saat ini mereka telah duduk disatu meja, Aimika memesankan Lisa minuman kesukaannya, dan setelah pelayan café itu berlalu Aimika mulai bicara pada Lisa “sepertinya cowok yang tadi suka sama kamu deh, karena dia ngikutin kita ke sini, aku rasa dia mau kenalan sama kamu”. Lisa tersenyum, dibukanya kacamata hitam Lisa oleh Aimika “tengok arah kananmu sedikit saja lalu tersenyumlah”. Nampak pemuda tadi duduk sedikit jauh di sebelah kanan meja Lisa, lalu menyambut senyuman Lisa dengan hangat.

****

Hari demi hari berlalu, pemuda penolong jiwa Lisa kini telah ada dihadapannya bercerita panjang lebar, dan membuat Lisa banyak tertawa, tapi hati Lisa penuh dengan pertanyaan “apakah dia mengetahui aku tak bisa melihat?”.. ucapan itu selalu menghantui hati Lisa, pemuda itu membuka kacamata hitam yang biasa di kenakan Lisa, awalnya Lisa agak bimbang namun akhirnya membiarkan pemuda itu melepasnya. Mata Lisa benar-benar tertuju pada mata pemuda itu, seakan Lisa bisa melihat dan menatap pemuda itu, pemuda itu Nampak sangat bahagia “ternyata kamu memang cantik ya?” dengan ragu Lisa mengucap terimakasih, entah apa yang saat itu harus Lisa perbuat karena Lisa tetap tak bisa melihat apapun, pemuda itu menatap Lisa dan memberi senyuman, tapi Lisa tak membalas, kedipan matapun jarang terjadi, pemuda itu menjadi curiga pada Lisa, dilayangkan tangan kanan pemuda itu seakan menyapu wajah Lisa, namun Lisa tak bereaksi, dan pemuda itu terdiam, tanpa bertanya dia telah tahu bahwa Lisa tak dapat melihat, Lisa mulai bicara “kok kamu diam?”, pemuda ini terus menatap Lisa tak percaya, Lisa meraba-raba mejanya mencari keberadaan pemuda itu, dan semakin nampak jelas bahwa Lisa memang buta. Pemuda itu masih terdiam, kenyataannya pemuda itu tak bisa menerima keadaan Lisa dan akhirnya… “aku harus pulang sekarang!” pemuda itu bersuara, Lisa terdiam. “kapan-kapan kita ngobrol-ngobrol lagi ya!”, pemuda itu berdiri dari duduknya dengan masih menatap Lisa yang tertunduk, lalu meninggalkan Lisa terduduk sendiri di café itu, hati Lisa tahu bahwa pemuda itu mundur saat tahu dia buta.


Hari telah berganti..


Hari itu suasana sangat cerah, Lisa berjalan bersama Aimika dengan lamban. “jadi pemuda itu pergi begitu saja sa?” tanya Aimika, dan Lisa mengangguk. Aimika tau bagaimana perasaaan sahabatnya saat Aimika menoleh ke kiri, dilihatnya tukang ice cream kesukaan Lisa, Aimikapun teriak “Pak!!belii..” , “tunggu sebentar ya sa,, ada ice cream kesukaan kamu.. aku beli dulu ya” kata Aimika semangat, Lisa pun hanya terdiam berdiri di sebrang jalan. Dari sisi lain sebuah sepeda yg berisikan mainan yang digayuh oleh seorang lelaki paruh baya itu terus berjalan mendekati Lisa dan hampir akan menabrak Lisa tapi Aimika yang melihat kejadian itu dengan cepat teriak “Lisa awaassss!! Mundurr!!” ,Lisa yg kaget pun tersentak jadi mundur, lelaki di sepeda itu pun marah-marah karena panik “Neng!! Kalo buta jangan dijalanan.. bahaya!!” sepeda itupun makin digayuh kencang. Tubuh Lisa yang masih merapat ke pagar sisi jalan itu pun di tarik dalam pelukan Aimika “kamu gak apa-apa kan?” Lisa menggeleng. “maaf ya sa.. karena aku suruh kamu tunggu, kamu jd di marahin orang” keluh Aimika, tapi Lisa tersenyum “gak apa-apa kok, kan sudah biasa aku menghadapi hal seperti ini” Aimika jadi terdiam mendengar ucapan Lisa.

…..

Kini Lisa dan Aimika berada di taman kota, mereka masih memegang ice cream dan melahapnya dengan tenang, mereka sama-sama terdiam. Aimika menatap Lisa lekat-lekat lalu mulai berbicara “Sa.. “, “ya” jawab lisa.. “kamu pengen gak bisa melihat?” tanya Aimika perlahan dengan senyuman. “kalau kamu tanya seperti itu pada semua orang yang gak bisa melihat, mereka pasti akan jawab pengen banget.. tapi enggak buat aku, aku sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, tetapi kalau memang tuhan berkehendak lain dan mengizinkan aku untuk bisa melihat.. aku akan sangat bersyukur”. Aimika bangga mendengar kata-kata Lisa, “kebetulan calon suamiku adalah dokter mata, dan aku sering menceritakan dirimu, katanya ada kemungkinan kalau kamu bisa cangkok mata…. Walaupun kemungkinan kecil, tapi aku yakin kamu pasti bisa melewati operasi itu..tinggal menunggu waktu dan mata yang pas untuk mu”. Lisa terharu mendengar ucapan Aimika, tanpa berkata Lisa memegang dadanya dan memberi tepukan dua kali menandakan terimakasih yang sangat, Aimika tersenyum melihatnya, airmatanya jatuh ke pipi.

****

Dua minggu kemudian..
..
Lisa Nampak duduk di taman kota tempat terakhir dirinya dan Aimika makan ice cream, Lisa duduk seorang diri dengan ditemani angin yang berhembus searah. Dari arah yang berbeda Aimika berlari dengan keadaan pucat, entah apa yang terjadi pada Aimika saat itu. Langkah kaki Aimika berhenti menatap Lisa, dia coba menguatkan dirinya lalu perlahan duuk disamping Lisa, “mika.. pasti kamu yang datang” sambut Lisa dengan senyuman. “iya ini aku” jawab Aimika, Lisa tersenyum dan mencari tangan Aimika lalu menggenggamnya, senyum Lisa tiba-tiba hilang “Mika.. tangan kamu dingin..apa kamu sakit?” Aimika kaget mendengar ucapan Lisa dan langsung dengan cepat menarik tangannya “aku gak sakit kok.. aku cuma lagi flu dan batuk aja” Lisa tertawa geli “flu dan batuk kan juga penyakit” Aimika jadi tersenyum juga “oh iya.. ya” tapi terlihat saat itu darah keluar dari lubang hidung Aimika, dia langsung mengambil tissue dan menghapusnya. “Lisa.. pasti kamu gak sabar ingin operasi ya?” tanya Aimika, Lisa menggeleng “aku sabar kok.. justru aku tidak ingin buru-buru” jawab Lisa “tapi aku yakin kok kamu tinggal menunggu beberapa hari saja, karena matanya sudah ada dan kebetulan matamu sangat cocok dengan mata orang itu” tambah Aimika dengan senyuman, “orang yang akan mendonorkan mataku pasti sangat berhati mulia, aku pasti akan selalu mengenangnya dan aku akan selalu berterimakasih padanya” mendengar ucapan itu Aimika terdiam dan hanya memandang Lisa.

****

3 hari setelah itu….
..
Saat ini Lisa sudah ada di ruang operasi, dokter sudah siap mengoperasi Lisa, hati Lisa sangat gundah entah apa keputusannya untuk operasi benar atau tidak, ditambah lagi Aimika sahabatnya itu tak ada saat Lisa menjalani operasi. Operasi berjalan cukup lama, keluarga Lisa yang menunggu juga cemas. Beberapa jam berlalu dan akhirnya operasi itu berjalan dengan lancar, hanya saja selama beberapa hari ini mata Lisa belum boleh dibuka, dan Lisa harus terus berbaring di tempat tidur rumah sakit. Lisa terus menerus menanyakan keberadaan sahabatnya Aimika namun tak ada jawaban dari pihak keluarga maupun dokter yang di katakan calon suami Aimika. Aimika memang tidak datang ke rumah sakit untuk melihat Lisa, bahkan sampai disaat mata Lisa akan dibuka. Hari itu menjadi hari yang amat sangat menentukan, Lisa sangat tegang, keluarga Lisa pun ikut tegang menyaksikan dokter melepas perban yang menutupi mata Lisa dengan sangat perlahan, setelah semua perban dilepas dokter meminta Lisa dengan perlahan membuka matanya, Lisa membuka matanya, memejamkannya lagi, membukanya lagi dan Lisa tersenyum “aku bisa melihat!” serunya bahagia, semua keluarga memeluk Lisa bahagia.

****

setelah operasi berjalan dengan lancar dan Lisa bisa melihat, Lisa tetap harus ke rumah sakit selama seminggu sekali untuk tetap mengontrol matanya, dan minggu ini adalah minggu pertama Lisa mengontrol matanya. Lisa masuk ke ruang dokter mata. Dokter Davin yang menurut Lisa adalah calon suami Aimika sudah menunggu Lisa diruangannya. Davin memeriksa mata Lisa dengan teliti, di teteskan cairan obat pada mata Lisa. Setelah pengobatan selesai Davin meminta Lisa untuk duduk sejenak. Davin mengeluarkan sebuah amplop dari  loker bawah majanya dan memberikannya pada Lisa. “ini apa?” tanya Lisa, “itu surat dari Mika..” jawab Davin, Lisa terdiam “tapi aku gak mungkin bisa baca surat ini, dokter mau Bantu bacakan?” tanya Lisa penuh harap, Davin pun mengangguk lalu mengambil surat itu dan membacanya….

Dear Lisa sahabatku,

Aku yakin saat surat ini ada di tanganmu kamu sudah bisa melihat dan aku tahu bahwa kamu sangat bahagia, maafkan aku karena tak bisa menemanimu saat kamu menjalankan operasi, tapi aku yakin mataku yang ada pada dirimu sekarang akan menemanimu selamanya seperti aku menemani hari-harimu selama ini.. aku minta kamu jangan menangis, karena mata yang sudah kuberikan padamu untuk membuat sahabatku selalu bahagia dan tersenyum melihat berbagai hal yang indah, kamu tau Lisa?.. hidupku tak seindah hidupmu, walaupun kau dulu tak bisa melihat tapi kamu masih bisa merasakan seluruh dunia dan siapapun yang menyayangimu, tapi berbeda denganku, umurku tak bisa sepanjang dirimu, kanker yang ku derita selama ini telah merebut semua kebahagiaan yang kumiliki dan setelah aku menenalmu aku merasa hidup kembali dan bahagianya bisa selalu berbagi denganmu. Maka aku berjanji pada diriku kalau nanti sisa waktuku sudah habis, mataku akan kuberikan pada gadis berhati putih sepertimu, dan aku juga meminta Davin untuk menjagamu seperti dia menjagaku. Mungkin dengan mata yang kutitipkan padamu aku bisa melihat anak-anak yang lucu dengan kehidupan yang penuh kebahagiaan. Lisa saat aku menulis surat ini, ini adalah hari terakhirku menghirup udara di taman tempat kita biasa bercerita dan besok mata ini menjadi milik mu, dan aku sangat bangga memberikan mata ini untuk gadis sepertimu. Semoga kau selalu bahagia..

Love..

Aimika

Lisa menangis tersedu-sedu, Davin memberikan foto Aimika yang juga terlampir dalam suratnya, Lisa menatap foto itu dengan lekat, wajah cantik dalam foto itu adalah Aimika yang telah memberikannya bola mata yang indah, Lisa menggenggam foto itu dengan erat.

****

kembali ke awal…

****

Lisa masih terbaring di ruangan rumah sakit itu dan dokter masih ada disampingnya, air mata Lisa mengalir dan Lisa pun berkata “Dokter.. saya siap untuk memberikan mata saya pada anak saya.. saya tidak akan membiarkan anak saya tidak bisa melihat.. saya siap kapanpun menjalani operasinya”. dokter terdiam haru mendengar ucapan Lisa.

ket : Fiksi

6 komentar:

  1. cerpen x sngt menyntuh...n mengingtkn q with my niece, tp my niece tdk seb'runtng Lisa yg bs mlht kmbli. my niece udh 10 bln mengglkn kmi smua. kdng2 q berhrp 1 hr sj bs bersmx tuk mlht syumx, cndax,n twax....
    Andah ttp lnjtkn cerpen2x yg sru n menynth. Keep spiriiiit n Sllu tersyum.....

    BalasHapus
  2. subhanallah...jadi inget ayanx...my lil princess...
    terharu...
    g'luck ya andah...dan tetap istiqomah

    BalasHapus
  3. ndah cerpenna bagus bgt,,,,,bener" persahabatan yg luar biasa n mengharukan bgt,,,

    BalasHapus
  4. inspirasi ceritanya dr aimikaban kah Ndah??
    sedih bgts sih ceritana....................
    smoga aimika tenang d sisiNya..............
    bwt FTV bagus tuch......
    okeh truz nerkarya yach

    BalasHapus
  5. nangis T.T ... thatha, punya bakat nuliss nii,, bener bener menyentuh .
    setiap yang baca tulisan thatha ini , tak mampu berkedip .
    aku ajah 15 pesan masuk gak kedengeran saking seriusna baca tulisan2 thatha , apa lagi yang inii...

    BalasHapus
  6. thatha , izin yaaaa.. aku save tulisan ini di catatan facebook kuu .. yaaa thaa... ^^ :*

    BalasHapus