Pemuda itu teman sebangku ku saat aku kelas 2 SMA, sosok pemuda ceria, pintar dan bisa dibilang dia cukup tampan. Namanya adalah Berino Bendaf nama yang cukup bagus dan dipanggil “Bebe” oleh teman-temanku. Kini aku telah naik ke kelas 3 SMA lama tak kulihat wajah pemuda ini, dikantin, perpustakaan, bahkan koridor sekolahpun aku tak menemukan batang hidungnya. Bukannya aku jatuh hati pada pemuda ini tetapi selama kami duduk bersebelahan di dalam kelas pemuda ini sangat baik dan sangat membantuku dalam mengerjakan tugas dari guru dan mulai saat itu kami bersahabat, saat ini aku mencarinya hanya untuk saling bertukar pikiran. Kadang aku sering bertanya “apakah dia pindah sekolah? atau dia sakit?”. Sudah dua minggu aku mencarinya tapi aku tak menemukannya.
Hari ini hari senin upacara akan berlangsung pagi ini dan aku berharap aku bisa melihat wajah Bebe karena saat upacara pasti semua murid akan berkumpul di lapangan. Dan betapa terkejutnya aku saat aku berjalan di lapangan, seorang pemuda berlari dan melepas kunciran rambutku yang baru aku rapikan tadi di kamar kecil. Aku sangat kesal, rasanya ingin ku pukul pemuda ini tetapi saat ku melihat wajah pemuda itu amarahku jadi teredam, kulihat Bebe tersenyum kepadaku. Akhirnya aku melihat wajahnya lagi dan senyuman itu yang ku tunggu dari dua mingu yang lalu. “dari mana saja kau?” tanyaku. Tapi Bebe hanya tersenyum dan menarik tanganku.
Bebe mengajakku keatap sekolah, padahal saat itu upacara akan di mulai. Aku protes padanya “Be.. upacara mau mulai kita harus turun aku gak mau sampai kita ketauan dan dimarahin guru!!”, Bebe tetap menarikku naik ke atas, aku sangat kesal, kubalikan badannya agar aku dapat menatapnya tapi aku terdiam melihatnya. Senyumnya hilang tapi aku melihat kedua matanya berkaca-kaca tampak ingin menangis. Bebe membalikan badannya lagi dan meneruskan langkahnya dengan masih menarik tanganku.
Kini aku dan Bebe sudah diatap sekolah Bebe terduduk lemas dan aku duduk disampingnya, kupandangi wajahnya dan air matanya mengalir deras, baru kali ini aku melihat laki-laki menangis. Perlahan ku pegang tangannya dan kusandarkan kepalanya di bahu kananku tapi tangisnya tambah terisak-isak, aku sangat bingung dan khawatir melihat keadaannya, kuraih wajahnya dan kudekatkan kewajahku, kutatap matanya dalam-dalam dan aku bicara perlahan padanya “laki-laki kenapa menangis? Apa yang membuatmu seperti ini? Cerita sama aku..” dan kulepas tangan ku dari wajahnya dan dia mulai bicara “kau ingat gadis bernama Anya yg kuceritakan dulu?” ,aku mengangguk dan coba mengingat-ingat.
****
Aaahhh…aku ingat gadis bernama Anya, ya.. Bebe pernah cerita padaku delapan bulan yang lalu gadis bernama Anya itu adalah gadis cantik yang kuliah di UPH (universitas pelita harapan) yang dulu aku kira Anya adalah kakak Bebe, tapi ternyata Anya adalah gadis yang membuat Bebe jatuh hati. Bebe pernah mengenali aku pada Anya, hanya sekali aku bertemu dengan dia, dan pancaran mata mereka berdua memang memiliki ikatan cinta. Aku bisa merasakan itu ketika melihat mereka berdua saling menatap. Aku rasa umur tak jadi masalah karena Bebe memang cocok dengan Anya, tapi yang aku tau saat itu mereka belum berpacaran. Dan belum lama ini mereka resmi berpacaran.
****
aku mendengarkan kembali pembicaraan Bebe yang terputus karena aku mencoba mengingat-ingat tadi. “sebelum aku menceritakannya sama kamu lebih baik kamu baca surat ini..” Bebe memberikan aku sebuah amplop berwarna pink yang bertuliskan “for my baby : Berino” aku tersenyum geli seketika, tapi aku penasaran dan kubuka amplop itu dengan rasa penasaranku.
Dear my baby berino,
Sayangku yang paling kusayang berino.. selama kita bersama-sama aku begitu sangat-sangat bahagia kamu begitu dewasa dalam memahami semua keadaan dalam hubungan kita maupun di dalam diriku dan aku bangga bisa bersamamu. Kamu tau beibh.. selama ini aku belum pernah merasakan cinta yang sedalam ini dengan seorang laki-laki siapapun itu.
Umurku 22 tahun dan kamu 17 tahun itu yang membuat hatiku kadang bimbang memilihmu, tapi pilihanku tidak salah, kamu adalah sosok pria dewasa yang aku tunggu. Kehidupanku sempurna saat kau hadir memasuki kehidupanku, kamu merubah jalan hidupku yang hancur dan lemah tak berdaya menjadi hidup kembali, ceria lagi dan berwarna sepanjang hari, dan aku harap kamu tak kan pernah kecewa dengan apa yang terjadi saat kamu membaca surat ini. Jujur aku sangat mencintai kamu dan aku selalu berharap tak kan ada yang bisa menggantikan posisiku di dalam hatimu.
Beibh.. sebenarnya aku ingin sekali menikah dan menggendong anak dari kamu, hidup sederhana dengan kasih sayang yang selalu kau berikan kepadaku dan anak-anakmu nanti, tapi sepertinya itu hanya mimpi yang akan selalu ku bawa. Aku harap kau akan selalu bisa menjaga hatiku yang aku titipkan di hatimu.
Always love you,
Anya.
****
Aku masih tak mengerti maksud isi surat itu dan aku hanya bisa menebak-nebak apa artinya. Bebe menarik nafasnya dalam-dalam dan menenangkan pikirannya. Bebe berdiri dari duduknya sambil bercerita kepadaku.
****
Tiga minggu yang lalu, tepatnya pada malam sabtu Bebe menjemput Anya dari rumahnya naik motor. Rencananya Bebe ingin mengajak Anya ke sebuah restaurant di bilangan kemang, Jakarta selatan. Tapi tiba-tiba di tengah perjalanan hujan turun sangat lebat akhirnya Bebe dan Anya harus berteduh di pinggir jalan tepatnya di halte bus. Lama-kelamaan halte bus itu menjadi penuh karena banyak orang yang naik motor berteduh disana. Sudah dua jam Bebe dan Anya berdiri disana namun hujan belum juga reda, Anya terlihat biasa saja tidak kedinginan dan tidak juga basah, tetapi Bebe menggigil kedinginan padahal bajunya tidak basah hanya saja rambutnya basah kuyup terkena air hujan yang turun dari lubang atap halte bus. Anya melihat hal itu dan meraih Bebe dalam pelukannya mencoba membuat Bebe merasa hangat, Bebe sangat senang dan benar-benar merasakan kehangatan dalam pelukan kekasihnya itu. Beberapa menit kemudian tanda-tanda hujan mulai reda sudah terlihat, sedikit demi sedikit orang-orang yang berteduh tadi kembali mengendarai motor mereka dan kini hanya Bebe dan Anya yang masih berada di halte bus itu, Anya melepas pelukannya dan berkata pada Bebe, “beibh.. kita pulang aja ya.. aku khawatir kamu sakit..” ,Bebe menggelengkan kepalanya dengan cepat, “gak.. aku gak mau pulang kita harus makan di tempat itu dulu.. aku mau kita merayakan hari jadian kita di sana.. pliiisssssssssssssss….,” Anya tersenyum geli melihat mimik muka yang diperlihatkan Bebe dan akhirnya Anya mengangguk dan menyetujui untuk pergi ketempat tujuan semula. Bebe dengan sigap membersihkan air hujan yang membasahi motornya dan meminta Anya untuk naik, motor berwarna hijau itu pun melaju dengan santai.
****
Bebe masih berdiri dihadapanku sambil cerita panjang lebar, tapi aku masih belum mengerti mengapa Bebe sampai menangis?, bukan kah cerita itu harusnya dia bahagia? cerita yang Bebe ceritakan pada ku sangat romantis aku saja sampai tersentuh mendengarnya, tetapi aku tetap setia mendengarkan Bebe cerita dan sekarang dia bilang mereka sudah sampai di depan restaurant itu.
****
Bebe dan Anya sudah sampai di restaurant itu, Bebe memarkirkan motornya dan mengajak Anya masuk. Sungguh restaurant yang cukup tenang, di atas atap dan ada kolam renang dari kaca, indah sekali pemandangan dari atas. Bebe mengajak Anya duduk di tempat paling atas dengan kursi haya untuk 2 orang dan sudah tersedia lilin, memang saat itu habis hujan tapi mereka sangat menikmatinya. “kamu suka tempatnya?” Tanya Bebe pada cintanya yang cantik itu, Anya mengangguk “aku suka..suka banget, aku baru tau kalo di kemang ada restaurant seperti ini.. aku sering lewatin jalan ini tapi aku gak tau kalau ini restaurant..”. Bebe tersenyum dan memanggil seorang pelayan untuk memesan makanan. Mereka memesan makanan yang sama dan sangat menikmati malam itu, penuh canda, tertawa dan terlihat keceriaan yang sangat pada wajah Anya yang cantik.
Malam itu sudah membuat pasangan ini benar-benar di mabuk cinta, sudah jam setengah dua belas malam mereka baru keluar dari restaurant itu sambil tertawa-tawa, “pulang yuk udah malam nanti aku dicariin papa..” ajak Anya, Bebe pun mengangguk dan mengambil motornya, Anya duduk di belakang dan memeluk tubuh Bebe dengan erat.
Motor hijau itu telah sampai di depan rumah mungil yang cantik dengan halaman hijau yang cukup luas. Anya berdiri di depan Bebe yang masih diatas motor, Anya mengecup kening Bebe dengan lembut. “kamu harus inget aku terus yah, aku perempuan yang kamu sayang dan kamu harus jaga hati aku yang ada di hati kamu.. kalau nanti aku pergi kamu gak boleh marah ya.. aku sayang banget sama kamu..” Bebe memeluk Anya.. “aku akan jaga hati kamu dan kamu gak boleh pergi, kalo perlu aku peluk terus.. hehe” tawa Bebe terdengar pelan.. tapi Anya hanya tersenyum, melepas pelukannya dan masuk kedalam rumah sambil berlari menutup wajahnya. Bebe hanya terdiam dan melajukan motornya lagi.
Sesampainya Bebe di rumah handphone nya berbunyi “Anya call” Bebe tersenyum senang melihat siapa yang menelpon, tapi itu bukan suara Anya melainkan Ibu Anya yang sedang menangis terisak-isak, Bebe bingung mendengarnya. Tapi Ibunya hanya meminta Bebe sekarang ke rumah Anya, dengan cepat Bebe bergegas kembali kerumah Anya.
Sesampainya di rumah Anya, Bebe melihat keluarga besar Anya tengah berkumpul di ruang tengah dan Bebe melihat Anya tertidur diatas karpet wajahnya putih bersih dan tersenyum damai kain kafan telah menyelimutinya. Bebe sangat terkejut karena dia baru mengantar Anya pulang. “apa maksudnya ini kak? Aku baru aja anterin Anya pulang baru satu jam yang lalu..” Bebe bicara pada kakaknya Anya, “gak mungkin!.. hari ini Anya gak pergi kemana-mana, lagi pula ini memang sudah waktunya Anya pergi.. kamu harus ikhlas be..” Bebe masih tidak percaya. “Anya kenapa kak? sakit apa kak?” kakak Anya terdiam sesaat lalu menjawab pelan, “Anya sudah lama punya kanker..” Bebe tambah terkejut dan tak tahan menahan tangisnya. Ibu Anya menatap kearah Bebe dan menyuruh Bebe mendekat, diberikannya surat beramplop warna pink itu pada Bebe. Bebe menatap wajah Anya tidak percaya dengan apa yang ada dihadapannya saat itu.
****
sekarang aku tau apa sebabnya Bebe menangis, kuraih tubuhnya dalam pelukanku agar dirinya lebih tenang. Aku ikut terlarut dalam duka hati Bebe. Bebe terus-terusan bicara padaku “aku gak percaya.. gak percaya, dia gak mungkin meninggal… aku benar-benar merasakan pelukan dia.. melihat wajahnya.. melihat senyumnya.. dan dia benar-benar nyata.. aku bisa merasakannya…!!” aku tak tega mendengar kata-kata itu terucap dari mulut Bebe, dan masih kupeluk Bebe seerat-eratnya untuk coba menenangkan hatinya sementara ini.
ket : * ditahun 2009 cerpen ini pernah dimuat dimajalah GADIS :)
* seperti biasa, nama tokoh dalam cerpen ini Fiktif, tetapi cerpen ini di ambil dari kisah nyata sahabat andah, hanya saja setting dan beberapa adegan dibuat Fiktif agar pembaca dapat menikmati tulisan dengan imaginasi yang berbeda.
sedih bacax barbie ndah..mneteskan aer mata d akhir crta,,n__n
BalasHapusWah, yg ttg Bebe keluar makan bareng Anya itu beneran terjadi Ndah? Emang bnr ada ya kejadian kyk gitu? Pengen deh..
BalasHapusYg ini critanya so sad...,apalagi aku bacanya jam 1 dinihari kala smua pd tidur and aku terjaga.tetap keren Ndah.kapan mau dibikin buku-nya atau Ebook-nya??? Ditunggu.satu lg,get well soon Andah.
BalasHapusWah cerita yang bagus... Hmm true story ya.. Like it
BalasHapus'' WOW...Amazing**...
BalasHapusaku terbawa ... aq juga' tak menyangka..
awal cerita,, aku fikir dia meninggalkan nya ,
karena beda usia,.. ternyata... ??
oh.. buat sahabat Andah..
this??? endless love story for you ...
& hopefully your boyfriend received in his side ..
Aminn...
critanya mengharukan bgt,,,
BalasHapusdengan akhir yg sgt menyedihkan...
mang bner y kak andah da kisah sperti ini????
Wah ceritanya bagus banget (two thumbs up for Andah)...... Kayaknya Andah betul2 berbakat deh menjadi Cerpenis ........
BalasHapusGali terus bakatmu Andah sayang.... jgn bosen2 untuk menulis... karena cerpen2mu berikutnya kan selalu kutunggu...... ^_^
ceritanya keren....udah bisa d filmkan ini....
BalasHapusdi tunggu, cerita2 selajutnya,, :) :) :)
mau nanya , andah klo nulis cerpen di majalah biasanya andah pake nama apa?? apa ttp pake nama asmirandah atau andah ?????
BalasHapusMengharukan........... two thumbs up for Andah
BalasHapusbagus.. like this! feel the same bebe :(
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKeren, kak Andah.
BalasHapusWaktu cerita ini dimuat, kakak pakai nama sendiri atau nama samaran?
kualitas! bravo andah!
BalasHapusalurnya bagus...pantes ternyata Andah biasa nulis :D keren...
BalasHapuscerpen yg sangat menyentuh...
BalasHapuscinta sejati tak kan pernah mati di dalam hati meskipun raga terpisah di dunia yg berbeda.