Curhat : 20 januari 2011 tak akan ku lupakan

20. januari. 2011 jam 3:11 (pagi), kejadian yang terjadi pagi itu tidak akan pernah bisa aku lupakan seumur hidupku.

jam tiga pagi itu aku bangun dari tidurku, yang aku rasakan adalah sakit diperutku yang sangat melilit, maklum lagi PMS atau Datang Bulan (perempuan pasti mengerti). Yang aku butuhkan saat itu adalah "Aku harus ke kamar mandi". Aku berjalan ke kamar mandi yang jaraknya memang agak jauh dari tempat tidurku, dengan keadaan sadar tetapi sangat merasakan nyeri aku tetap memaksa untuk masuk kedalam kamar mandi. Entah apa yang terjadi tiba-tiba penglihatanku gelap aku tak dapat mengingat jelas yang aku tahu aku sudah jongkok di dekat bathtub. Saat sadar aku sempat berfikir "kenapa aku ada di sini?" dan rupanya aku pingsan saat itu.

Aku kembali ke duduk di toilet dengan keadaan lemas aku hanya merasakan seluruh wajahku sangat sakit, ngilu dan mataku kembali gelap. Aku sangat sadar bahwa hatiku saat itu berzikir aku menyebut "astagfirullah" di dalam hati berkali-kali ku ucapkan kalimat itu. Tiba-tiba tubuhku yang lemas mendapatkan kekuatan, perlahan mataku terbuka dan aku melihat cahaya terang. Aku membersihkan semua dengan cepat lalu aku beranjak kembali ke tempat tidurku. Sebelum sampai tempat tidur aku melintasi cermin dan aku ingat sedari tadi ada yang tak beres dengan wajahku, aku berbalik kearah cermin dan memperhatikan wajahku, ada luka goresan di bagian bawah mata kiri ku dan bercak merah dibagian hidungku dan saat itu aku baru merasa sakit.

Aku berjalan cepat kearah tempat tidurku mencari hanphoneku lalu menelepon "my mother" tapi tidak diangkat, aku mencari nama lain "my father" alhamdulillah papa mengangkat teleponnya "halo?" aku menangis kesakitan saat itu dan aku hanya bisa meringis dalam tangis "pa..pa.. papa.." terdengar saat itu papaku panik dan telepon terputus.

Kejadian sangat cepat, papa membuka pintu kamarku menyalakan lampu lalu melihat aku yang sedang manangis, disusul mama yang dengan panik dan dengan nafas tersengal-sengal "Andahh... kenapa??" aku menangis dan bicara pelan "kayaknya pingsan ma.. jatuh di kamar mandi" berbarengan mama dan papa spontan "astagfirullah.." papa meraih wajahku "ini kenapa?" aku menggeleng "gak tau, tapi sakit.. mama tolong batu es ma.. kayanya bengkak" mama dengan cepat mencari handuk lalu mengambil batu es. Papa juga keluar kamar hendak mencari alkohol untuk mengobati luka goresan. kejadian serba cepat sampai akhirnya kedua orang tuaku tidur bersamaku.

Matahari telah bersinar, jam 10 pagi aku ada janji pemotretan dirumahku sedangkan jam 1 siang aku harus beraktifitas melakukan shooting sinetron Kemilau Cinta Kamila Cinta Tiada Akhir. sepertinya saat itu aku tak kuat melakukan semua aktifitas tetapi tim photo sudah ada di rumah. aku sudah mandi dan bersiap merias wajahku, pelan-pelan aku memoles wajahku dengan foundation dan bedak disertai maskara, eyeliner dan lipstick. untungnya pemotretan berjalan lancar dan cepat aku memaksa tersenyum senang walau sebenarnya "sakiiiiitt" (cuma hatiku yang berteriak).

setelah selesai sesi pemotretan aku sempat menelepon sutradaraku untuk minta izin akan terlambat datang kelokasi shooting, aku menceritakan sedikit kejadian tadi pagi, karena aku harus kedokter dan memeriksakan hidungku yang terbentur. Tidak lupa aku membersihkan make-up lalu bergegas ke Rumah Sakit dibilangan Cinere.

Sesampainya aku di RS aku banyak diberikan kemudahan dengan penanganan, fasilitas dan juga suster-suster yang baik. Suster dengan cepat mengantarkan aku ke ruangan Dokter THT, agak takut setelah dokter menyuruhku duduk lalu beliau memeriksa bagian hidungku, memencet kanan kiri bagian tulang hidung dan akupun menangis kesakitan. "Di rontgen ya.. takut ada tulang yang patah" DUG!! DUG!! DUG!! (detak jantung) aku langsung takut sekali mendengar kalimat dokter.

Suster mengantarkan aku keruang rontgen untuk di foto. Papa hanya bilang "kalo patah tinggal dioperasi, paling bengkok-bengkok hasilnya" mama menyikut papa, dan aku menatap papa dengan pandangan "papa tega sama anak sendiri" lalu papa tertawa melihat tampangku "haha.. bercanda sayang".  huh.. lagi-lagi papa selalu bercandain anaknya, tapi kali ini bikin takut.

setelah selesai foto rontgen, aku diantar suster ke bidan untuk memeriksakan ada apa dengan HAID ku yang selalu bermasalah (sakit sampai melilit-lilit). Dan untuk pertama kalinya aku di USG dan syukur Alhamdulillah Dokter bilang semua bagus, gak ada kista, gak ada penyakit apapun juga didalam rahim (leganya aku mendengar pernyataan dokter). Dokter bilang ini mungkin karena hormon atau karena kurangnya zat besi. mamaku menambahkan, "tapi waktu saya gadis saja juga sering sakit dokter" dokter senyum "iya.. ini memang normal kok bu". Alhamdulillah berarti tentang sakitnya di hari pertama datang bulan bukanlah masalah besar.

Kembali lagi pada hasil rontgen, hasil fotonya sudah diambil dan aku sudah duduk berhadapan dengan dokter mendengarkan penjelasaannya. "Memang ada retakan dibagian tulang hidungnya tapi sedikit sekali, karena secara keseluruhan tulang hidung masih kuat dan masih bagus.. saya berikan obat agar tidak membengkak dan antibiotik" Alhamdulillah seruku dalam hati.

Malam harinya jam setengah 7 malam aku bersama Mama dan Aimika menuju lokasi shooting, dalam pikiranku yang terpenting semua tahu keadaanku seperti ini memungkinkannya untuk shooting atau tidak itu terserah lapangan. aku tiba di persari (lokasi shooting ku) aku masuk keruang kostum dan semua mata mengarah kepada wajahku. sutradaraku berseru "gak bisa shooting ndah, istirahat aja dulu" semua orang menatapku dengan wajah kasian, tapi setelah mendengar ceritaku dari awal mula jatuh dan ke RS semua jadi tertawa.. huuuhh.. sebenernya kasian gak sih? :p

*Tapi untungnya Allah SWT masih sayang sama aku, untung gak sampe patah.. makasih ya Allah.

*Setelah kejadian ini mama menyesal karena biasanya kalau hari pertama datang bulan mama selalu temenin aku tidur.

*jadi sekarang aku beristirahat sampai memulihkan bengkak dan sakit di hidung, baru bisa mulai aktifitas lagi.. sambil nulis blog ini.. hehe