Rabu, 26 Januari 2011

CERPEN : "SYALI dan RAKA"


“Aku bukan perempuan yang mudah jatuh cinta pada seseorang, aku selalu berfikir cinta itu tak perlu dicari karena nantinya akan datang dengan sendirinya, aku terlalu cinta pada pekerjaanku, menulis, membuat film, musik dan design, mungkin karena kesibukanku sendiri aku jarang sekali merasakan jatuh cinta, hhmm.. tapi bukan berarti aku tak laku.. haha.. aku sebenarnya punya pacar dan sudah dua tahun ini kami menjalani kisah cinta”

“Film pendekku tengah di perbincangkan banyak orang, ada yang pro ada juga yang kontra, buku kedua ku juga sedang laris manis di beli para pembaca, bahkan percetakan kualahan karena banyak yang memesan, namaku makin mencuat tinggi, kehidupanku sedikit berubah karena banyaknya paparazzi yang mengejarku kemanapun aku melangkah. Tapi soal cinta?, kembali aku no comment”
hari ini dimulai dari bangun tidur, seperti biasa, sarapan dan aku mengecek e-mailku. “huff…” begitu banyak pekerjaan hari ini dan nanti malam aku harus bertemu dengan beberapa orang untuk memperbincangkan soal pembuatan film, lelah sekali sepertinya hari yang akan aku jalani kali ini.

***

malam hari telah tiba, tapi aku masih didepan laptop ku menulis cerpen ke tiga puluhku, ini adalah cerpen terakhir yang akan menjadi buku ke tiga ku dan kemungkinan akan keluar bulan april tahun ini, aku masih terus asik dengan karya tulisku sampai aku lupa kalau sebenarnya aku punya janji malam ini. Kulihat jam tanganku dan aku sangat terkejut jam menunjukan pukul 8 malam. “oh.. my god!!! Aku ada janji jam 9 malam di Black Canyon Coffe” aku langsung “save” tulisanku, mematikan laptop dan memasukan kedalam tas laptopku, aku mengambil tasku dan tak lupa menghabiskan sisa teh ku yang sudah dingin lalu aku bergegas pergi.

“OnTime!!!” tepat jam 9 malam aku sampai di Black Canyon Coffe tapi sepertinya mereka yang terlambat jadi aku harus menunggu orang-orang itu “ya.. biasalah.. pasti ngaret.. hehehe..” aku memesan mineral water pada pelayan yang lewat. Dan sekarang setelah setengah jam menunggu akhirnya sampai juga orang-orang itu, dua sosok perempuan sedikit gemuk dan dua sosok laki-laki muda. Aku berkenalan pada mereka “perempuan satu yang bernama Nancy selaku produser sebuah PH (production house), dan perempuan satunya lagi adalah assistant pribadinya yang bernama Icut, Laki-laki yang dihadapanku tinggi dan putih ini bernama Raka dan dia adalah utusan dari pihak sponsor, sedangkan laki-laki di samping kananku adalah teman dari Raka yang bernama Deri dia seorang fotografer”. Lalu mereka duduk menghadap kearahku, aku cukup tegang karena kami akan membicarakan soal pekerjaan yang menjanjikan. Lama-kelamaan kami mendapat inti dari percakapan itu, mereka ingin membuat sebuah film dan memintaku untuk menggarapnya, dan “Deal” aku menerima tawaran mereka, kami pun bertukar nomer telfon untuk tindak lanjut project ini.

***

dua minggu kemudian..

Raka mengajakku bertemu di suatu tempat untuk sebatas bertemu saja dan memang kebetulan hari ini aku tak terlalu sibuk dengan pekerjaanku, tanpa basa-basi aku langsung menjawab “ya” untuk bertemu di coffe shop bilangan kemang, seperti biasa aku terlalu cepat sampai di coffe shop itu dan Raka belum sampai aku hanya tersenyum dan memesan minuman “Ice mocca” kemudian aku duduk di bangku paling pojok, aku mengeluarkan handphone ku dan mencoba menelfon Raka tapi saat aku mau memencet nomer telfonnya Raka sudah muncul dihadapanku. Raka minta maaf padaku karena terlambat datang untuk yang kedua kalinya aku hanya tersenyum dan bertanya “mau pesan apa?” Raka pun tertawa lalu memesan minuman pada pelayan dan dia memesan minuman yang sama “Ice mocca” aku pun bertanya “suka mocca juga?” dia dengan cepat menjawab “enggak juga sih, tapi lagi pengen aja” aku hanya tersenyum dan.. “ooh..” lalu dia bertanya padaku “emangnya kamu pesan Ice mocca juga?” aku mengangguk “iya .. sama aku juga lagi pengen” akhirnya kami berdua sama-sama tertawa dan mulai masuk ke topik pembicaraan.

“aku pengen film ini bukan seperti film biasa yang hanya ada awalan, isi, dan akhiran aku mau setiap scene selalu dibubuhi dengan kata dan kalimat yang bermanfaat dan mengena di hati penonton, pengambilan gambar maupun adegannya juga harus sesuai dengan gambaran yang ada pada scenario” aku hanya tercengang mendengar ucapan Raka yang langsung blak-blakan. “tunggu.. kamu ini sebenernya orang dari sponsor atau?” Raka tertawa “aku lupa bilang sama kamu.. ide cerita film ini dari aku.. ya karena aku juga dari pihak sponsor jadi aku punya hak dong?” aku tersenyum meng-iya kan.
Minuman kami akhirnya datang, ku minum Ice mocca dihadapanku sampai setengah “kamu haus banget ya?” tanya Raka padaku, aku hanya tersenyum “iya..lumayan..” Raka tersenyum lalu kembali bicara “jadi bisa kan?” aku langsung cepat membalas “oh.. pasti bisa, aku akan berusaha membuat film itu menjadi sebaik mungkin!” dengan pasti aku menjawabnya.

Makin lama pembicaraan kami jadi seperti orang yang sudah lama kenal, entah kenapa rasanya ada yang berbeda saat aku bicara padanya, aku jadi sering tertawa dan seakan lupa pada pikiran masing-masing apa lagi soal membuat film itu. Kami pun akhirnya menatap jam tangan masing-masing, kami baru sadar kalau ternyata sudah 4 jam kami menghabiskan waktu dengan mengobrol, gelas di meja kami sudah kosong tanpa sisa. Waktu memisahkan kita lagi, akhirnya aku harus pamit duluan karena masih ada tugas di kantor yang belum aku selesaikan.

Sesampainya aku di kantor Raka menelfonku “heii.. kamu lupa sesuatu.. buku agendamu ketinggalan” yaampun aku baru ingat buku agendaku aku taruh diatas kursi, aku rasa aku lupa memasukannya kedalam tas “yaah.. ketinggalan.. gimana ya? Itu penting sekali.. eemmhh.. gini aja Ka.. kamu simpenin dulu kalau memang besok kamu dan aku gak terlalu sibuk kita ketemu lagi ya” Raka pun dengan semangat menjawab “oke.. call me aja..” lalu kami mematikan telfon.
Aku langsung duduk di ruanganku membuka lartopku dan hendak bekerja kembali, entah kenapa hari itu aku sangat semangat menulis dan tanpa di duga aku menulis kejadian hari itu bersama Raka. “hey.. sepertinya aku mulai memikirkan dia!”

***

keesokan harinya aku dan Raka bertemu, kami sekarang bertemu di kantorku sendiri. Raka yang menyempatkan diri untuk datang ke kantorku hanya untuk mengantarkan buku agendaku. Dan kami pun akhirnya memulai percakapan ringan dengan tawa dan sedikit bercanda. Dan lagi-lagi aku melupakan tugasku untuk melanjutkan tulisanku. Tak terasa malam telah berlarut, jam menunjukan pukul 11 malam akupun mulai menguap begitupun dengan Raka tampaknya dia sangat lelah. Aku memintanya pulang untuk istirahat dan Raka akhirnya pulang.

Entah apa yang terjadi pada diriku saat ini, aku jadi sering memikirkan dia, tersenyum sendirian, dan hari-hariku menjadi lebih bersemangat. “apa ini yang dinamakan orang yang sedang jatuh cinta?.. aku rasa iyaa.. karena rasanya sangat berbeda..”

Sepertinya kali ini cerpenku lebih berwarna, kali ini cerpenku lebih berkisah tentang cinta. Sejak pertemuanku dengan Raka kini hari demi hari ku jalani bersama dengan perhatian yang mengalir darinya, rasa sayang yang sedikit demi sedikit muncul dalam hatiku dan rasa rindu yang selalu menemaniku bila aku tak bisa bicara atau bertemu dengannya.

Sudah beberapa bulan ini Raka menemani hari-hariku, menambah semangatku dalam bekerja dan memberikan aku banyak masukan yang bermanfaat. Aku pun banyak memberikan perhatianku padanya, aku selalu mengingatkannya untuk makan dan istirahat. Kadang hatiku tertawa sendiri mengapa aku jadi seperti ini, padahal sebelumnya aku tak pernah seheboh ini.

***

3 hari kemudian..
…..
ini adalah hari pertamaku untuk membahas scenario yang akan ku bedah, dan rencananya nanti malam aku akan bertemu dengan penulis scenario dari film tersebut tapi sepertinya Raka tidak bisa ikut karena ada meeting di kantornya. Dan tanpa ku duga saat aku keluar kantor untuk makan siang, Raka sudah ada diambang pintu dan tersenyum ke arahku “aku mau ajak makan siang, bisa?” aku tersenyum senang menatap Raka “ya bisa lah.. yuuk” kami berduapun pergi kesuatu tempat.
Kami makan di sebuah restaurant, setelah memesan makanan dan minuman aku  menatap heran pada Raka sambil bertanya “kamu gak ada kerjaan? Kok bisa tiba-tiba ada didepan kantor ku?” wajah Raka kali ini terlihat serius tanpa senyuman seakan ada kata-kata yang sangat sulit untuk disampaikan kepadaku.

Aku masih terdiam karena Raka tak juga bicara sampai pelayan menaruh makanan dan minuman yang sudah kami pesan tadi. Raka akhirnya bicara “setelah makan aja aku bicaranya..” kami berdua nampak serius makan tanpa bicara, aku sedikit bingung tapi aku mengikuti apa yang Raka mau, aku terus memandang Raka dan Raka pun membalas tatapanku hingga sesekali kami sama-sama membalas senyuman.

Dan kali ini makanan kami telah habis, aku tak sabar ingin mendengar apa yang akan Raka bicarakan padaku. “Sya..” Raka memanggil namaku, terdiam sejenak lalu kembali bicara “kita sudah sama-sama dekat, entah apa yang aku rasain sama kamu.. aku juga gak tau.. yang jelas aku seneng banget bisa deket sama kamu…” wajahku berser-seri mendengar ucapan Raka, rasanya saat itu juga aku bisa melayang “tapi..” Raka melanjutkan kata-katanya dan ini yang membuat aku tegang kenapa dia bilang “tapi..” lalu dia terdiam. Aku terus menatap Raka penuh harap.. “tapi..” Raka kembali terdiam, Raka menarik tanganku dan menggenggamnya.. “I’m not single.. kamu ngertikan maksud aku kan?” aku terdiam, kini aku tau maksudnya apa, aku pun bicara “tapi kamu seneng deket aku? Jujur aku juga seneng banget Ka bisa deket sama kamu, berbagi sama kamu, ngobrol, ketawa, bercanda..” ku tatap wajah Raka lekat-lekat “ kamu anggap aja aku benda yang kadang bisa bicara sama kamu.. aku bener-bener gak tau kenapa aku jadi seperti ini.. tapi aku seneng.., kamu gak perlu bales.. aku ngerti kok.. ya mungkin aku salah.. tapi perasaan gak bisa di bohongin kan?” Raka tersenyum kecil “kamu tuh memang selalu bikin aku gemess ya.. mana bisa aku anggap kamu benda yang bisa diajak ngomong?.. kamu itu bukan benda!!.. aku ngerti banget perasaan memang gak bisa dibohongin, tapi aku minta maaf sebelumnya kalau aku bicara seperti ini, aku harap kamu bisa ngerti maksud aku..” aku tersenyum “aku ngerti banget kok.. I’m not single too..” Raka menatapku dan aku menatap balik tatapan itu. Raka masih memegang erat tanganku “tapi.. kita sama-sama senang bersama kan?” tanyaku, Raka tersenyum  “iya.. waktu yang akan jawab semuanya” Raka mencium keningku dan Raka berkata dengan semangat “kata-kata ini bagus untuk ending filmnya.. cuma kita rubah sedikit aja..” aku jadi antusias “oh iya bener..(aku terdiam sejenak) tapi ucapan kamu tadi?” Raka tersenyum pada ku.. “beneran.. dan kita sebenernya sama-sama mau bersama kan? Hanya tunggu waktu..” aku tersenyum menatap Raka dan ku peluk erat dirinya.

 AND CUTTT!! kudengar sutradaraku berteriak.. menandakan adegan ini selesai..

7 komentar:

  1. kok dcuttttt'''Gubraaakkk....

    BalasHapus
  2. Slm Hangt..tuk Andah n Lovandah. Cerpen "SYALI N RAKA" bgtu pnh makna Cinta, krn dgn mmbcax q bs mengerti arti dr Cinta. mskipun kdang2 org mengtkn bhw arti dr "CINTA"="Cerita Indah Namun Tiada Arti".Tp bg q "CINTA" itu bs d rasakn bl "there is Feedback", berusha tuk mncrix n smbl berdoa.mk makna dr CINTA yg sbnrx itu bs qt tmukn.n remember, CINTA q yg pling bsr adlh kpd ALLAH SWT, My Parents/Family, n All of My Best Friends. "CINTA"..ehhemmmm. bt Andah N LoveAndah Spiriiiit n always Smile..

    BalasHapus
  3. Andah...
    Selamat ya,,Sepertinya dah bisa jadi Sutradara Baru yang cantik niyh...
    Good Luck terus buat Andah..

    BalasHapus
  4. 2 orang dewasa yang nakal...xixixixi *jewer Syali n Raka*

    hmmm...waktu yang akan jawab semuanya ini diganti jadi Hanya tunggu waktu yach ?

    okelach...cinta gak pernah disalahkan walau dia datang di waktu n tempat yang salah... :D

    BalasHapus
  5. Wah ngga kerasa baca sampe abis hehe ^_^. Demen nih gue sama cerita2x romance model gini. Yg lebih nyeritain rasa dan bukan nafsu. Tp begitu tau ternyata karakter di bagian akhir adalah seorang aktris jd mikir, ini cerpen fiktif atau penggalan autobiografi yah ^_^.

    Anyway, kalo boleh pesen, Andah bisa ngga bikin cerita yg romance tp campur2x sci-fi. Kayaknya seru tuh. Kalo ada ide buat nulis yg model begitu n'tar tulis cerpennya ya Ndah. Insya Allah gue pantengin n'tar.

    Oh iya kl boleh usul, bisa ngga Ndah kolom komentarnya jg disediain buat org yg punya domain/blog sendiri. Soalnya yg skrg kan cuman buat org yg punya Wordpress, Liverjournal, Blogger, Openid, Aim, sama typepad ajah. Kalo dibuka buat yg punya blog dgn nama domain pribadi bisa lebih seru. Skedar usul aja hehe..

    Tigis
    http://sigitsusinggih.net

    BalasHapus
  6. as..wr..wb..apa kbr Andahq? q mw nanya@ ada sambungany gak tuch??klo gk ada bwt FTV aj tuch''hehe..

    BalasHapus
  7. nice story...tapi terlalu pendek ndah...

    g'luck en don't forget tu sholat kay...
    hehhee
    btw "syali n raka" bagai rel kereta api
    selalu bersama tapi ga tau kapan bisa bersatu
    (atau mungkin ga bisa)

    BalasHapus