Senin, 31 Januari 2011

INILAH AKU 2

Pandanganku tertuju pada laptop yang ada dihadapanku, aku menulis tulisan ini sambil mengingat-ingat apa yang ada dalam ingatanku..

Pagi hari  yang tak kan pernah kulupakan, saat aku masih berumur empat tahun peraturan rumah adalah selalu sarapan pagi dimeja makan. Aku selalu memakai bantal untuk duduk dikursi, tubuhku yang terlalu kecil membuat aku butuh bantuan bantal, tetapi itulah proses belajar sampai akhirnya aku selalu makan dengan apik.

Aku teringat seorang gadis manis yang selalu menjawab "dalem" kalau aku panggil, gadis yang baik, bahkan sangat baik. Dia selalu menemani aku belajar, menemani aku makan jika orangtuaku sedang bekerja, menunggui aku mandi didepan pintu kamar mandi disaat umurku masih 6 tahun. Dia akan selalu kuingat, karena jasanya tak kan bisa kubalas. mbak Iyem terpaksa pergi dari rumah karena harus menikah di kampung, semoga dirimu selalu bahagia mbak.

Aku ingat saat Oma marah padaku, karena aku membuang sebungkus rokok milik Opaku di sungai. Dengan pelan aku bicara pada Oma "Opa sudah tua Oma.. gak boleh ngerokok terus, nanti sakit" Oma terdiam mendengar cucunya berkata seperti itu. maafin Andah ya Opa, apa yang cucumu lakukan untuk kebaikanmu.

Akan selalu kukenang gadis cantik yang selalu menemani hari-hariku, sahabat terbaik, teman kecil terbaik, sepupuku tersayang. Kepribadiannya membuat aku banyak belajar banyak hal, semangat hidupnya yang membuat aku berdiri sampai saat ini. Jilbabnya menutupi hatinya sampai ia kembali pada-NYA. Aku akan menepati janji yang pernah kita katakan saat kita tidur dalam satu tempat tidur. i love you Susi, Allah Mahatahu kau adalah gadis berhati bersih.

Aku selalu ingat saat Ayahku melukis dengan langkah perlahan aku selalu melihat hasilnya lalu aku selalu mentertawakan apa yang ayahku lukis "haha..papa lukis apa?" Ayahku hanya terdiam lalu menjawab pelan "suka-suka" dan kini aku mengerti apa yang beliau lukis adalah apa yang beliau suka dan ada dalam daya khayalnya.

Aku tak pernah lupa saat aku memotong rambut panjangku hingga pendek sekali, dan aku sangat menyesal saat itu.

Aku tahu saat aku berbohong pada orangtuaku, mereka lah yang paling tahu bahwa aku berbohong, hingga sampai kapanpun aku tak pernah bisa berbohong. Menurutku jujur akan lebih baik, walaupun jujur itu akhirnya akan menyakitkan.



keep smile.

Minggu, 30 Januari 2011

AYAM BALADO KEMANGI.. boleh dicoba..

Waktu itu ada yang sempet kasih comment di blog aku, gimana kalau aku berbagi resep masakan nah.. ini nih, aku bagi.. hehe, tapi sebelumnya biarkan aku bercerita :

Kisah ini dimulai saat aku duduk dibangku SD, tepatnya kelas empat SD, hobby aku bisa dibilang banyak banget, dari menggambar, melukis, nyanyi (walaupun teriak-teriakan cempreng), renang, sampai memasak (masak air). Nah.. saking senengnya lihat papa dan mama yang lancar dan lihai dengan alat-alat dapur dan bumbu dapur, itu yang membuat aku tertarik untuk belajar masak. Karena merasa paling bisa (sok tahu) aku memutuskan untuk belajar masak sendirian (anak kecil yang sombong), aku fikir kalau aku belajar sendiri aku akan mandiri dan cepet bisa, tapi ternyata, o.. owww!!

Hari itu aku belajar membuat nasi goreng (anggap aja "nasi goreng ala Andah)

Pertama-tama aku menyiapkan kuali (bener gak ya tulisannya?), lalu aku memotong bawang merah, bawang putih dan cabai merah. ooppss, lupa.. saat itu aku sudah menyalakan api. Lalu dengan bergumam menyanyikan lagu eno "kamu makannya apa? tempe..xxxxxxxxxx". Waktu terus berbutar aku memasukan nasi putih kedalam kuali tanpa MINYAK (sebuah kesalahan besar) lalu aku kembali menyiapkan kecap dan garam.

Sedangkan diruang tengah papa dan mamaku sudah mulai agak ribut, "bau apa ya?" aku tetap tenang masih dengan bernyanyi memotong bawang yang gak selesai-selesai sampai berurai airmata. tak lama dari suara ribut, papa dan mama langsung berlari kedapur. Dan "ya Allah.. itu gosong!!" teriak mamaku, ternyata nasinya gosong dan asap hitam sudah meluap keluar (agak lebay), maksudnya sudah berasap. Alhasil aku dimarahin sama papa dan mama, tapi mereka malah menyuruh aku membersihkan semuanya lalu dengan baiknya mereka mengajarkan aku masak dengan cara yang benar.

Tidak lama aku belajar masak, mungkin dalam hitungan dua tahun bisa dibilang aku mulai lancar memasak, aku mencoba dari resep-resep di buku. mencoba membuat berbagai macam jenis makanan dan hasilnya bisa dirasa cukup enak.

Tahun berganti.. aku juga tumbuh lebih tinggi kalau biasanya masak pakai bangku, sekarang gak perlu lagi berdiri diatas bangku. Aku belajar membuat masakan dari tempe, tahu, ayam, daging, kue basah, cake, hingga kue kering. hingga sekarang aku menyatakan bahwa perempuan bisa masak memiliki nilai plus.

Menurut aku masak bukan cuma sekedar masakan enak, dimakan habis dan kenyang. tapi masak itu juga harus pakai perasaan, jadi kalau masak "duh.. keasinan ni" --> ini bukan tandanya mau kawin, dan kalau masaknya "duh, kok rasanya hambar" --> ini bukan karena gak bisa masak, tapi perasaan orang yang masak sedang bercampur-campur. Kadang kalau kita happy, masakan pasti enak, apalagi yang hobby masak dan selalu berkreasi dalam memasaknya. mungkin kalau masakan di restaurant sudah ada ukurannya jadi kadang tidak merubah rasa. Tapi kadang perasaan dan tangan bisa merubah rasa masakan, ada juga masakan yang diukur dari membuat sambal, kalo sambalnya enak berarti cita rasanya dalam memasaknya juga lumayan oke.

Nah, aku selalu mencoba banyak masakan sampai akhirnya aku berhasil membuat masakan enak di tahun 2004 (AYAM BALADO KEMANGI).

Bumbu :

8 siung bawang merah
3 siung bawang putih
1 buah tomat
cabai merah (secukpnya, tergantung selera :pedas atau tidak)
1 batang sereh (memarkan)
jahe, memarkan (secukupnya)
lengkuas, memarkan (secukupnya)
2 lembar daun salam
garam (secukupnya)
gula merah (secukupnya)
kemangi (secukupnya)

*Ayam (1 ekor)

Cara memasak :
bawang merah, bawang putih, tomat, cabai merah (diblender sampai halus), siapkan kuali dan panaskan minyak, setelah minyak panas perlahan masukan bumbu yang sudah dihaluskan, kemudian masukan sereh, jahe, lengkuas, daun salam aduk merata, tak lupa masukan garam dan gula merah (pengganti vitsin, agar gurih) aduk sampai harum, lalu masukan ayam, aduk merata. lalu tutup kuali (diungkep), jangan lupa harus sering dilihat untuk ditambahkan air sedikit, masak sampai ayam benar-benar empuk. kalau mau tambahkan kaldu ayam juga boleh, agar masakan lebih berasa gurih.
saat terasa ayam sudah benar-benar empuk, masukan daun kemangi secukupnya, aduk rata sampai daun kemangi layu (jangan sampai menghitam daunnya). Lalu angkat masakan, siap disajikan dan dinikmati.


SELAMAT MENCOBA,

love..
ndah.

INILAH AKU

Aku memejamkan mataku..

Aku ingat saat umurku empat tahun, kenakalan yang kuperbuat membuat aku harus berdiri dengan satu kaki dan menjewer kupingku sendiri didepan jendela rumah dan aku tak boleh bergerak sedikitpun.

Teringat aku akan perkataan Ibuku yang selalu memberikan aku semangat belajar setiap aku akan ulangan disekolah. Dan tanpa sepengetahuanku Ibuku selalu tahajud tiap malam untuk mendo’akan keberhasilanku.

Aku ingat saat setiap Ayahku pulang kerja, aku tak pernah lupa untuk mengambil tas hitamnya, membukakan kaos kakinya dan membuatkannya secangkir kopi.

Sangat jelas dalam ingatanku Ibu dan Ayahku selalu mengajarkan aku untuk selalu dapat menerima kekurangan dan tidak lupa untuk selalu berusaha memberi saat senang maupun susah.

Saat aku duduk dibangku SMP aku ingat saat seorang anak memberikan aku satu buket mawar putih yang cantik, dan itu membuat wajahku merah padam.

Aku ingat saat ulang tahunku yang ke tujuh belas tahun, aku meniup api dari  sebatang lilin yang menyala didalam kamar, aku berdo’a agar hari-hariku akan berjalan lebih baik.

Aku ingat saat Ayahku menangis dihadapanku, karena takut kehilangan dan takut anak perempuannya mendapati tempat yang salah.

Akan ku ingat kasih sayang yang pernah kurasakan dengan banyak hiasan pertengkaran – pertengkaran dan tangisan, yang membuat aku semakin kuat dan mengerti arti yang telah lama tidak kupahami.

Aku akan selalu mengingat saat Ibuku selalu menemaniku kemanapun aku pergi sampai detik ini, karena tanpa beliau entah apa yang akan terjadi kepadaku. Dan aku tak kan pernah bisa membalas budinya.

Aku tahu akan kasih sayang yang begitu besar, masa penantian yang menjawab sampai akhirnya menemani hari-hariku dalam susah dan senang, mengiringi setiap langkahku dengan senyuman tanpa lelah.

Tak kan pernah kulupakan kasih sayang para sahabatku yang sampai detik ini selalu setia dan tulus menemaniku dalam suka dan duka.

Tidak akan pernah kulupakan teman baruku yang cantik. Yang akhirnya kutemukan tak jauh dari tempatku berdiri sebelumnya, searusnya kami bertemu lebih cepat. Aku menyayangimu.

Tidak kusangka dalam hidup ini banyak yang dapat merubah pandangan semua orang dalam bertindak dan berfikir. Itu membuat aku bahagia, sehingga aku dapat melihat jelas mana yang benar sungguh-sungguh, mana yang hanya berpura-pura.

Aku akan selalu ingat cinta dari semua orang yang menyayangiku dan selalu mengelilingiku, menjagaku tanpa letih.

Ku buka mataku..

Dan kini saatnya aku belajar untuk lebih menghargai hidup agar semua yang kulakukan selalu dalam penglihatan dan lindungan-NYA.

Rabu, 26 Januari 2011

CERPEN : "SYALI dan RAKA"


“Aku bukan perempuan yang mudah jatuh cinta pada seseorang, aku selalu berfikir cinta itu tak perlu dicari karena nantinya akan datang dengan sendirinya, aku terlalu cinta pada pekerjaanku, menulis, membuat film, musik dan design, mungkin karena kesibukanku sendiri aku jarang sekali merasakan jatuh cinta, hhmm.. tapi bukan berarti aku tak laku.. haha.. aku sebenarnya punya pacar dan sudah dua tahun ini kami menjalani kisah cinta”

“Film pendekku tengah di perbincangkan banyak orang, ada yang pro ada juga yang kontra, buku kedua ku juga sedang laris manis di beli para pembaca, bahkan percetakan kualahan karena banyak yang memesan, namaku makin mencuat tinggi, kehidupanku sedikit berubah karena banyaknya paparazzi yang mengejarku kemanapun aku melangkah. Tapi soal cinta?, kembali aku no comment”
hari ini dimulai dari bangun tidur, seperti biasa, sarapan dan aku mengecek e-mailku. “huff…” begitu banyak pekerjaan hari ini dan nanti malam aku harus bertemu dengan beberapa orang untuk memperbincangkan soal pembuatan film, lelah sekali sepertinya hari yang akan aku jalani kali ini.

***

malam hari telah tiba, tapi aku masih didepan laptop ku menulis cerpen ke tiga puluhku, ini adalah cerpen terakhir yang akan menjadi buku ke tiga ku dan kemungkinan akan keluar bulan april tahun ini, aku masih terus asik dengan karya tulisku sampai aku lupa kalau sebenarnya aku punya janji malam ini. Kulihat jam tanganku dan aku sangat terkejut jam menunjukan pukul 8 malam. “oh.. my god!!! Aku ada janji jam 9 malam di Black Canyon Coffe” aku langsung “save” tulisanku, mematikan laptop dan memasukan kedalam tas laptopku, aku mengambil tasku dan tak lupa menghabiskan sisa teh ku yang sudah dingin lalu aku bergegas pergi.

“OnTime!!!” tepat jam 9 malam aku sampai di Black Canyon Coffe tapi sepertinya mereka yang terlambat jadi aku harus menunggu orang-orang itu “ya.. biasalah.. pasti ngaret.. hehehe..” aku memesan mineral water pada pelayan yang lewat. Dan sekarang setelah setengah jam menunggu akhirnya sampai juga orang-orang itu, dua sosok perempuan sedikit gemuk dan dua sosok laki-laki muda. Aku berkenalan pada mereka “perempuan satu yang bernama Nancy selaku produser sebuah PH (production house), dan perempuan satunya lagi adalah assistant pribadinya yang bernama Icut, Laki-laki yang dihadapanku tinggi dan putih ini bernama Raka dan dia adalah utusan dari pihak sponsor, sedangkan laki-laki di samping kananku adalah teman dari Raka yang bernama Deri dia seorang fotografer”. Lalu mereka duduk menghadap kearahku, aku cukup tegang karena kami akan membicarakan soal pekerjaan yang menjanjikan. Lama-kelamaan kami mendapat inti dari percakapan itu, mereka ingin membuat sebuah film dan memintaku untuk menggarapnya, dan “Deal” aku menerima tawaran mereka, kami pun bertukar nomer telfon untuk tindak lanjut project ini.

***

dua minggu kemudian..

Raka mengajakku bertemu di suatu tempat untuk sebatas bertemu saja dan memang kebetulan hari ini aku tak terlalu sibuk dengan pekerjaanku, tanpa basa-basi aku langsung menjawab “ya” untuk bertemu di coffe shop bilangan kemang, seperti biasa aku terlalu cepat sampai di coffe shop itu dan Raka belum sampai aku hanya tersenyum dan memesan minuman “Ice mocca” kemudian aku duduk di bangku paling pojok, aku mengeluarkan handphone ku dan mencoba menelfon Raka tapi saat aku mau memencet nomer telfonnya Raka sudah muncul dihadapanku. Raka minta maaf padaku karena terlambat datang untuk yang kedua kalinya aku hanya tersenyum dan bertanya “mau pesan apa?” Raka pun tertawa lalu memesan minuman pada pelayan dan dia memesan minuman yang sama “Ice mocca” aku pun bertanya “suka mocca juga?” dia dengan cepat menjawab “enggak juga sih, tapi lagi pengen aja” aku hanya tersenyum dan.. “ooh..” lalu dia bertanya padaku “emangnya kamu pesan Ice mocca juga?” aku mengangguk “iya .. sama aku juga lagi pengen” akhirnya kami berdua sama-sama tertawa dan mulai masuk ke topik pembicaraan.

“aku pengen film ini bukan seperti film biasa yang hanya ada awalan, isi, dan akhiran aku mau setiap scene selalu dibubuhi dengan kata dan kalimat yang bermanfaat dan mengena di hati penonton, pengambilan gambar maupun adegannya juga harus sesuai dengan gambaran yang ada pada scenario” aku hanya tercengang mendengar ucapan Raka yang langsung blak-blakan. “tunggu.. kamu ini sebenernya orang dari sponsor atau?” Raka tertawa “aku lupa bilang sama kamu.. ide cerita film ini dari aku.. ya karena aku juga dari pihak sponsor jadi aku punya hak dong?” aku tersenyum meng-iya kan.
Minuman kami akhirnya datang, ku minum Ice mocca dihadapanku sampai setengah “kamu haus banget ya?” tanya Raka padaku, aku hanya tersenyum “iya..lumayan..” Raka tersenyum lalu kembali bicara “jadi bisa kan?” aku langsung cepat membalas “oh.. pasti bisa, aku akan berusaha membuat film itu menjadi sebaik mungkin!” dengan pasti aku menjawabnya.

Makin lama pembicaraan kami jadi seperti orang yang sudah lama kenal, entah kenapa rasanya ada yang berbeda saat aku bicara padanya, aku jadi sering tertawa dan seakan lupa pada pikiran masing-masing apa lagi soal membuat film itu. Kami pun akhirnya menatap jam tangan masing-masing, kami baru sadar kalau ternyata sudah 4 jam kami menghabiskan waktu dengan mengobrol, gelas di meja kami sudah kosong tanpa sisa. Waktu memisahkan kita lagi, akhirnya aku harus pamit duluan karena masih ada tugas di kantor yang belum aku selesaikan.

Sesampainya aku di kantor Raka menelfonku “heii.. kamu lupa sesuatu.. buku agendamu ketinggalan” yaampun aku baru ingat buku agendaku aku taruh diatas kursi, aku rasa aku lupa memasukannya kedalam tas “yaah.. ketinggalan.. gimana ya? Itu penting sekali.. eemmhh.. gini aja Ka.. kamu simpenin dulu kalau memang besok kamu dan aku gak terlalu sibuk kita ketemu lagi ya” Raka pun dengan semangat menjawab “oke.. call me aja..” lalu kami mematikan telfon.
Aku langsung duduk di ruanganku membuka lartopku dan hendak bekerja kembali, entah kenapa hari itu aku sangat semangat menulis dan tanpa di duga aku menulis kejadian hari itu bersama Raka. “hey.. sepertinya aku mulai memikirkan dia!”

***

keesokan harinya aku dan Raka bertemu, kami sekarang bertemu di kantorku sendiri. Raka yang menyempatkan diri untuk datang ke kantorku hanya untuk mengantarkan buku agendaku. Dan kami pun akhirnya memulai percakapan ringan dengan tawa dan sedikit bercanda. Dan lagi-lagi aku melupakan tugasku untuk melanjutkan tulisanku. Tak terasa malam telah berlarut, jam menunjukan pukul 11 malam akupun mulai menguap begitupun dengan Raka tampaknya dia sangat lelah. Aku memintanya pulang untuk istirahat dan Raka akhirnya pulang.

Entah apa yang terjadi pada diriku saat ini, aku jadi sering memikirkan dia, tersenyum sendirian, dan hari-hariku menjadi lebih bersemangat. “apa ini yang dinamakan orang yang sedang jatuh cinta?.. aku rasa iyaa.. karena rasanya sangat berbeda..”

Sepertinya kali ini cerpenku lebih berwarna, kali ini cerpenku lebih berkisah tentang cinta. Sejak pertemuanku dengan Raka kini hari demi hari ku jalani bersama dengan perhatian yang mengalir darinya, rasa sayang yang sedikit demi sedikit muncul dalam hatiku dan rasa rindu yang selalu menemaniku bila aku tak bisa bicara atau bertemu dengannya.

Sudah beberapa bulan ini Raka menemani hari-hariku, menambah semangatku dalam bekerja dan memberikan aku banyak masukan yang bermanfaat. Aku pun banyak memberikan perhatianku padanya, aku selalu mengingatkannya untuk makan dan istirahat. Kadang hatiku tertawa sendiri mengapa aku jadi seperti ini, padahal sebelumnya aku tak pernah seheboh ini.

***

3 hari kemudian..
…..
ini adalah hari pertamaku untuk membahas scenario yang akan ku bedah, dan rencananya nanti malam aku akan bertemu dengan penulis scenario dari film tersebut tapi sepertinya Raka tidak bisa ikut karena ada meeting di kantornya. Dan tanpa ku duga saat aku keluar kantor untuk makan siang, Raka sudah ada diambang pintu dan tersenyum ke arahku “aku mau ajak makan siang, bisa?” aku tersenyum senang menatap Raka “ya bisa lah.. yuuk” kami berduapun pergi kesuatu tempat.
Kami makan di sebuah restaurant, setelah memesan makanan dan minuman aku  menatap heran pada Raka sambil bertanya “kamu gak ada kerjaan? Kok bisa tiba-tiba ada didepan kantor ku?” wajah Raka kali ini terlihat serius tanpa senyuman seakan ada kata-kata yang sangat sulit untuk disampaikan kepadaku.

Aku masih terdiam karena Raka tak juga bicara sampai pelayan menaruh makanan dan minuman yang sudah kami pesan tadi. Raka akhirnya bicara “setelah makan aja aku bicaranya..” kami berdua nampak serius makan tanpa bicara, aku sedikit bingung tapi aku mengikuti apa yang Raka mau, aku terus memandang Raka dan Raka pun membalas tatapanku hingga sesekali kami sama-sama membalas senyuman.

Dan kali ini makanan kami telah habis, aku tak sabar ingin mendengar apa yang akan Raka bicarakan padaku. “Sya..” Raka memanggil namaku, terdiam sejenak lalu kembali bicara “kita sudah sama-sama dekat, entah apa yang aku rasain sama kamu.. aku juga gak tau.. yang jelas aku seneng banget bisa deket sama kamu…” wajahku berser-seri mendengar ucapan Raka, rasanya saat itu juga aku bisa melayang “tapi..” Raka melanjutkan kata-katanya dan ini yang membuat aku tegang kenapa dia bilang “tapi..” lalu dia terdiam. Aku terus menatap Raka penuh harap.. “tapi..” Raka kembali terdiam, Raka menarik tanganku dan menggenggamnya.. “I’m not single.. kamu ngertikan maksud aku kan?” aku terdiam, kini aku tau maksudnya apa, aku pun bicara “tapi kamu seneng deket aku? Jujur aku juga seneng banget Ka bisa deket sama kamu, berbagi sama kamu, ngobrol, ketawa, bercanda..” ku tatap wajah Raka lekat-lekat “ kamu anggap aja aku benda yang kadang bisa bicara sama kamu.. aku bener-bener gak tau kenapa aku jadi seperti ini.. tapi aku seneng.., kamu gak perlu bales.. aku ngerti kok.. ya mungkin aku salah.. tapi perasaan gak bisa di bohongin kan?” Raka tersenyum kecil “kamu tuh memang selalu bikin aku gemess ya.. mana bisa aku anggap kamu benda yang bisa diajak ngomong?.. kamu itu bukan benda!!.. aku ngerti banget perasaan memang gak bisa dibohongin, tapi aku minta maaf sebelumnya kalau aku bicara seperti ini, aku harap kamu bisa ngerti maksud aku..” aku tersenyum “aku ngerti banget kok.. I’m not single too..” Raka menatapku dan aku menatap balik tatapan itu. Raka masih memegang erat tanganku “tapi.. kita sama-sama senang bersama kan?” tanyaku, Raka tersenyum  “iya.. waktu yang akan jawab semuanya” Raka mencium keningku dan Raka berkata dengan semangat “kata-kata ini bagus untuk ending filmnya.. cuma kita rubah sedikit aja..” aku jadi antusias “oh iya bener..(aku terdiam sejenak) tapi ucapan kamu tadi?” Raka tersenyum pada ku.. “beneran.. dan kita sebenernya sama-sama mau bersama kan? Hanya tunggu waktu..” aku tersenyum menatap Raka dan ku peluk erat dirinya.

 AND CUTTT!! kudengar sutradaraku berteriak.. menandakan adegan ini selesai..

Selasa, 25 Januari 2011

CERPEN : BEN!


Ben, pemuda berambut cepak, putih, tinggi dan gagah ini berlari sangat cepat, beberapa pria berseragam hitam-hitam layaknya FBI berlari mengejar Ben, Ben menabrak beberapa orang yg berdagang sampai dagangannya hancur lebur,tak jauh dari arah yang berlawanan Nampak seseorang memberi kode pada Ben, lalu dengan cepat Ben melempar box yg di balut Koran yang ia pegang sedari tadi ke seseorang yang dia lewati, orang itu dengan cepat juga melempar amplop coklat berisi uang. Ben terus berlari dengan sangat cepat, berlari ke gang sempit, dan tim FBI kehilangan jejak Ben.

****

Ben masuk kedalam rumahnya, tampak wanita paruh baya bernama Sani duduk di depan meja dengan tatapan kosong. Ben duduk disamping sani mengambil tangan Sani dengan lembut dan memberikannya sebuah amplop. Sani hanya terdiam melihat amplop itu, Ben mencium kening Sani lalu pergi keluar rumah. Sani menatap kepergian Ben begitu saja.

****

Ben berjalan disuatu gang sambil meyalakan rokoknya. Ben berjalan tenang, tapi tiba - tiba terdengar suara “HEY!!.. Jangan lariii.. Kejarr!!” dengan cepat Ben berlari tanpa menoleh, beberapa FBI tadi  mengejar Ben kualahan.

****

Dari arah lain seorang laki-laki paruh baya bernama Roy, berpakaian rapi dan berjas memperlihatkan mimik wajahnya yang dingin duduk di dalam mobil mewahnya dengan tenang. Saat itu Roy tanpa sengaja melihat Ben yg berlari-lari di kejar beberapa FBI.

****

Dijalan Ben masih berlari, mobil Roy putar balik, saat di tikungan mobil dengan cepat berbelok, pintu terbuka dengan cepat dan beberapa tangan menangkap Ben. FBI yg mengejar Ben tidak lihat kejadian itu dan kehilangan jejak.

****

Ben sudah berada di suatu ruangan, Ben terduduk. Di hadapannya sudah ada Roy dan beberapa anak buahnya. Ben terdiam, Roy mulai bicara “Saya tidak kenal kamu. Tapi di jalan saya melihat kamu di kejar beberapa FBI. cepatnya kamu berlari mendorong saya untuk meminta bantuan kamu. Tapi kenapa kamu di kejar-kejar?” Ben hanya terdiam tetap membisu, Roy melanjutkan “Sepertinya kamu belum bisa untuk di ajak bicara…. baik saya akan tetap duduk disini sampai kamu bicara”. Ben menatap Roy tajam, lalu mulai bicara “Kenapa tangkap saya?” Roy kemudian menjawab dengan cepat “Karena saya membutuhkan orang yang seperti kamu”. Ben terdiam sejenak “Untuk apa?” tanya Ben lagi, “Untuk bekerja!” jawab Roy ,Ben tampak curiga saat itu tetapi Roy menatap Ben tajam. “Kenapa kamu dikejar-kejar?,… pengedar?” tanya Roy ,Ben menatap balik Roy lalu berkata tegas “Itu pekerjaan saya untuk menghidupi keluarga!” Roy tersenyum “Jadi kamu ingin menghidupi keluarga?, dan yang terpenting kamu dapat uang? Begitu?” Ben mengangguk pelan namun tetap menatap tajam kearah Roy. “Saya akan memberi kamu pekerjaan yang bagus, dengan bayaran tiga kali lipat dari yang biasa kamu dapatkan!” lanjut Roy, Ben menatap Roy heran, dan keadaan saat itu menjadi hening. Ben terus menatap Roy yang sedang bicara terus menerus. Kemudian Ben dan Roy bersalaman tanda sepakat, entah apa yang sebenarnya Roy perbincangkan pada Ben. Dan saat itu beberapa anak buah Roy memberikan sebuah map dan Ben tampak menandatangani sesuatu.

****

Ben sudah berpakaian rapi dengan jas, dasi dan lengkap dengan sepatu pantovelnya. Ben tidak sendirian tetapi bersama 4 anak buah Roy. Ben dan 4 anak buah sedang menunggu sesuatu di dalam mobil. Tiba-tiba 5 laki-laki keluar dari sebuah lorong gang yang gelap. Ben dan 4 anak buah turun dari mobil dan langsung berkelahi dengan 5 orang laki-laki tersebut. Ben sempat terpukul beberapa kali, namun Ben dan 4 anak buah Roy berhasil memukuli ke lima laki-laki itu sampai ada yang mati dan pingsan. Ben nampak tegang melihat semua kejadian itu. nampak dari wajahnya Ben merasa bersalah. Keempat anak buah langsung masuk ke dalam mobil, tapi Ben masih terdiam melihat kejadian itu. Salah satu anak buah memanggil, “Ben.. Ayo cabut!!” Ben lalu cepat berlari masuk ke mobil sambil sesekali menoleh kebelakang.

****

Ben tampak duduk dengan tangan berlipat dibawah dagu sendirian di kursi taman belakang rumah Roy yang begitu luas. Ben tampak melamun dengan pandangan kosong. Roy melihat Ben dari arah dalam rumah, Roy keluar dan duduk di samping Ben. Ben tersadar dari lamunan dan memandang sekilas kearah Roy “Melamun.. memikirkan keluarga kamu? Atau tentang pekerjaan baru kamu ini?” tanya Roy, Ben memandang lama kearah Roy lalu menarik nafas “Sebenarnya kenapa anda menyuruh saya untuk membunuh orang-orang itu? mereka punya hutang pada anda?” dan Roy tertawa menatap Ben. “Ya.. Kamu benar.. Mereka punya hutang pada saya” Ben tambah bingung dan terus menatap Roy, dan Roy melanjutkan perkataannya “Waktu saya masih kecil, ayah saya punya hutang pada salah seorang yang cukup besar di daerah sini. karena tidak sanggup membayarnya ayah saya di bunuh termasuk ibu dan 2 adik saya. Hanya saya dan adik perempuan saya yang paling kecil yang selamat”.  Ben menatap Roy, “Dan sekarang saya benar-benar dendam. Saya ingin menghabisi semua turunan keluarga orang itu untuk membayar nyawa keluarga saya” tambah Roy, “tapi” Ben bicara, “Sudahlah.. Tak perlu kamu tanya lagi soal itu, lebih baik sekarang kita masuk, saya mau kenali kamu dengan adik saya” Ben mengangguk dan masuk kedalam rumah mengikuti Roy.

****

Tampak seorang perempuan sedang makan sendiri di meja makan. Posisinya membelakangi  Roy dan Ben yang berjalan mendekati meja makan. ”Anya?” panggil Roy lembut, Perempuan itu berdiri dan membalikkan tubuhnya yang langsing itu, rambut panjang yang terurai membuatnya nampak sangat anggun. Anya tersenyum ramah menatap Roy “ya kak?” sahut Anya lembut “Kenali ini Ben.. Yang semalam kakak ceritakan sama kamu” tanpa basa basi Anya memberikan tangannya “hai.. aku Anya” Ben tersenyum menatap Anya dan membalas sapa Anya “Ben” ,“Senang berkenalan dengan kamu” lanjut Anya. Ben masih menatap Anya tampak tak percaya kalau adik Roy sangat cantik. Roy tersenyum kearah Ben lalu menyenggol tangan Ben, “ayo makan!” Ben tersenyum kearah Roy.

****

Roy,Anya,dan Ben nampak masih makan, diam-diam Anya mencuri-curi pandang pada Ben yang ada dihadapannya dan beberapa kali juga Ben menatap balik Anya, mereka sesekali saling melempar senyum. Roy sama skali tidak memperhatikan kejadian ini. tiba-tiba anya membuka percakapan “Ben.. Kamu punya kakak? atau adik?” Ben sempat terdiam sesaat, lalu menjawab “Aku gak punya kakak.. Aku punya dua orang adik” , “Laki-laki? Perempuan?” tanya Anya lagi. Roy melihat kearah Ben.  “Perempuan dan laki-laki yang paling kecil..tapi..” Anya memotong “tapi apa?” Ben terdiam dan.. “entah mereka ada dimana sekarang” jawab Ben pelan, Anya dan Roy terdiam, Ben kembali bercerita “Adik perempuanku sempat ditawar orang beberapa waktu lalu. aku berjuang membela dia agar tidak di bawa pergi.. Tapi adik ku malah kabur dan sampai sekarang belum di temukan, Ibuku jadi terpukul sejak itu. Dan adik ku yang laki-laki entah dimana keberadaannya dia sudah tidak pernah pulang sejak adik perempuanku kabur. Dan sekarang Ibuku tak pernah mau bicara lagi..” Anya jadi sangat sedih, Saat Ben ingin melanjutkkan ceritanya salah satu anak buah Roy datang membawa sebuah map coklat dengan berjalan santai “Pak.. Maaf mengganggu..” santun anak buah itu, Roy menoleh dan melihat map coklat itu, diraih map itu dan  Roy melihat isinya. Ben dan Anya hanya menyaksikan penuh tanya. Wajah Roy jadi mengeras, Roy bangkit dari duduknya lalu pergi dari ruang makan. Anak buah Roy mengikutinya. Anya dan Ben saling bertatapan.

****

Roy duduk di kursi ruang tengah yang megah itu. Anak buah Roy berdiri di sampingnya.  “Jadi.. Hanya tinggal mereka sisanya?” Roy bertanya pelan, anak buah itu langsung menjawab “Iya pak.. Hanya sisa mereka” kemudian Roy kembali bicara “Panggilkan Ben”.  Anak buah langsung pergi dari ruangan itu.

****

Roy masih duduk di tempat yang sama. Dua orang anak buahnya datang membawa satu tas koper yang tidak begitu besar, berbarengan dengan itu Ben datang bersama anak buah  tadi. Roy menyambut kedatangan Ben dan mempersilahkan Ben untuk duduk dan Ben duduk di hadapan Roy. Roy memberi tanda kepada anak buahnya untuk membuka koper itu. Ketika koper di buka Ben sangat terkejut melihat uang yang begitu banyak di hadapannya. Ben menatap Roy dan uang bergantian. “Itu bayaran kamu. Tapi kamu baru bisa ambil setengahnya saja, karena masih ada satu tugas!” Roy menutup koper dan memberikan sebuah foto dari map coklat di tangannya. “Tangani keluarga itu….kamu harus bisa masuk kedalam rumah itu. Kecepatan kamu berlari menjadi taruhannya.. Kalau kamu berlari cepat berarti semakin cepat kamu akan selamat sampai masuk kedalam rumah.. Rumah itu cukup luas dan cukup jauh jarak dari pintu pagar sampai pintu utama” Ben menatap foto itu. Lalu menatap Roy mengangguk. Roy tersenyum. “Setengah uang ini boleh saya bawa untuk ibu?” tanya Ben, dan Roy menangguk tanda setuju.

****

Di rumah Ben, Sani terduduk di kursi sambil merajut. Ruangan itu terlihat sangat rapi dengan tataan yang baik. Di depan sani ada meja yang tersedia secangkir teh dan foto keluarga mereka. tiba-tiba tanpa suara ketukan pintu terbuka, Ben masuk menatap sani yang masih serius merajut. Ben berlutut di depan sani, Sani menatap Ben  dengan mata kosong. “Bu.. Sampai kapan Ibu begini terus?” Ben memeluk sani rindu. Rajutan di tangan Sani jatuh kelantai. 

Sani mulai menggerakan tangannya dan balas memeluk Ben. Ben melepas pelukannya menarik tangan sani dan menciumnya penuh kasih sayang. Sani masih memandang Ben, dan tanpa sadar air matanya jatuh. Ben tersenyum melihatnya lalu Ben memberikan amplop coklat berisi uang kepada Sani. “Ibu harus simpan ini ya.. Ben harus pergi sekarang. Masih ada pekerjaan yang harus Ben selesaikan”  Sani membelai wajah Ben lembut dan bicara terbata-bata “Ha..ti..ha..ti..Nak” Ben tersenyum mengangguk lalu pergi meninggalkan Sani yang menatap kepergian Ben dengan penuh air mata.

****

Mobil sedan hitam Roy bejalan kencang di jalan luas yang dikemudikan salah seorang anak buah Roy dan berpenumpang Ben di depan dan 1 anak buah lagi di belakang.

****

Mobil berhenti di pom bensin. Anak buah 1 turun mengisi bensin. Ben turun dan masuk kedalam mini market di sebrang, membeli beberapa minuman lalu kembali masuk dalam mobil.

****

Mobil berjalan di jalan raya. Ben membuka kaca mobil dan mebuang rokoknya.

****

Hari berganti malam, Mobil berhenti di sisi jalan. Ben membuka kaca mobil dan melihat di sebrang. terlihat rumah mewah di sebrang jalan. Ben menatap rumah bergantian dengan foto di tangannya.

****

Mobil masuk kedalam rumah, mobil di periksa oleh petugas di depan rumah dan petugas mengizinkan mobil masuk. Ben perlahan membuka pintu mobil. Dengan hati-hati Ben terus memandang kebelakang mobil agar tidak ada yang melihat dan Ben berhasil turun dari mobil. Ben langsung berlari sekencang mungkin namun tetap hai-hati. Mobil berjalan pelan kearah pintu utama. Ben berlari kearah belakang rumah.

****

Anak buah 1 dan anak buah 2 keluar dari mobil dan mengetuk pintu. Pintu di buka oleh pelayan dan mereka berbicara, lalu pelayan mengizinkan mereka masuk.

****

Ben masih berhati-hati berjalan kecil, suasana sangat gelap nampak hanya ada beberapa cahaya kecil yang sudah redup. Ben menemukan pintu dapur di bagian belakang dan membukanya. Ben masuk kedalam dengan hati-hati.

****

Kedua anak buah duduk di ruang tengah mereka bergantian menatap kesegala arah.

****

Ben sudah ada didalam dapur, Ben masih berjalan pelan dan sangat hati-hati, tiba-tiba seorang pelayan masuk, Ben dengan cepat bersembunyi dibalik lemari es. Pelayan tampak menyiapkan 2 minuman. Saat pelayan membelakangi Ben, Ben langsung berlari cepat keluar dapur. Pelayan sempat menoleh seperti merasakan sesuatu namun tidak melihat Ben dan tidak mengubrisnya.

****

Ben masih berjalan pelan melewati ruang tengah dan melihat Anak buah 1 di ruang tengah. Anak buah 1 langsung memberikan kode untuk naik keatas. Ben langsung lari keatas. Tidak lama Ben berlalu, pelayan keluar membawa minuman.
“Ditunggu sebentar. Tuan belum pulang, kalau Nyonya mungkin sebentar lagi turun” pelayan bicara ramah.
Kedua anak buah tersenyum dan mengangguk. Pelayan kemudian pergi.

****

Ben sudah sampai di lantai atas. Ada beberapa ruangan dan pintu disana. Ben memperhatikan seluruh ruangan dan pintu-pintu itu bergantian. Lalu Ben memakai sarung tangan hitamnya dan membuka pintu paling depan melihat kedalam dan menutupnya lagi. Namun  saat Ben ingin berjalan ke pintu berikutnya, pintu disebelah kirinya berbunyi nampak akan terbuka, Ben langsung masuk ke ruangan yang tadi Ben ingin buka untuk bersembunyi. Dan dari pintu sebrang terihat dua orang anak perempuan dengan pakaian princess berlari sambil tertawa masuk ke ruangan lain dan menutup pintu itu. Ben melihat dari ruangan itu jadi tahu bahwa ada orang lain di dalam kamar tersebut. Ben keluar dari persembunyian langsung cepat mendekati pintu itu.

****

Terlihat kamar yang cukup besar, ada seorang perempuan paruh baya yang memakaikan baju pada anak laki-lakinya, dan ada dua anak perempuan yang bercanda-canda sambil berlari memutari Ibunya. tiba-tiba pintu dibuka oleh Ben. Semua kaget, anak-anak berteriak. Tapi Ben dengan cepat menyuruhnya diam. Ben mrengunci pintu.

****

Kedua anak buah masih dibawah nampak meliahat-lihat keatas dan beberapa kali melihat jam di tangan mereka.

****

Ben masih terdiam menatap Perempuan dengan 3 anak di hadapannya, perempuan ini menatap Ben takut “Kamu siapa?, Mau apa?” Ben menatap Perempuan itu tajam “Saya tidak tahu apa masalah anda. Tapi saya hanya menjalankan tugas!” Ben mengeluarkan pistol dari sakunya. Perempuan itu sangat kaget, ketiga anaknya berteriak kencang tapi Perempuan itu menyuruh anak-anaknya diam. anak-anak itu memeluk Ibunya takut, Perempuan itu sangat kaget lalu menangis. “Siapa yang menyuruhmu untuk membunuh kami? siapa?” Ben hanya terdiam.

“Apa salah kami?, saya tidak kenal dengan anda!” perempuan itu makin berteriak, Ben masih terdiam, tetapi makin mengarahkan pistolnya kedepan dan lurus kearah Ibu dan ketiga anak itu. “Apa kamu tega membunuh kami?” Perempuan itu makin menangis, saat itu hati Ben mulai bergetar memandang perempuan dihadapannya.

****

Ben terdiam, ingatannya berputar dengan cepat dan memutar kejadian beberapa waktu silam saat Ben berusia tujuh tahun, Ben berlari di kejar Rusli, Ayah Ben yang membawa pukulan rottan di tangan kanannya, Ben makin lari kencang dengan ketakutan, Ben masuk ke pagar sebuah rumah dan menabrak Sani,Ibunda Ben. Sani menggendong Ben dan marah-marah pada Rusli “Pak sudah jangan dipukuli terus, anak itu untuk disayang pak. Kalau dia nakal cukup di nasehati, bukan di pukul dengan cara seperti ini” Rusli marah dan “PLAAKK!!, Rusli malah menampar Sani, Sani terjatuh Ben pun terlepas dari gendongannya, Ben menangis, dan Rusli pergi meninggalkan mereka, Sani memeluk Ben sambil menangis.

Malamnya saat Rusli masuk kedalam rumah dengan mabuk, diraihnya Sani dan dipukuli habis-habisan tanpa sebab, kemudian Rusli pergi begitu saja. Ben hanya bisa melihat semua kejadian itu.

Hari telah berganti saat itu nampak Rusli sudah tergeletak di depan pintu, Sani yang tengah mengandung 7 bulan pagi itu membuka pintu dan mencoba membangunkan Rusli tetapi tak ada gerakan, nafas pun tak ada, Rusli telah meninggal, Sani menangis tersedu-sedu, Ben yang saat itu baru pulang sekolah langsung melempar tasnya dan mendekati Sani.  “Bapak mu meninggal nak..” Ben terdiam melihat Sani menangis terisak-isak sambil menyebut-nyebut nama Rusli.

****

Di dalam kamar Ben masih terdiam tangannya bergetar membayangkan Sani. Perempuan dengan ketiga anak itu masih nangis ketakutan. Tiba-tiba suasana jadi sangat hening. Perlahan tangan Ben turun dengan lambat. suasana jadi hening tubuh Ben terkulai terjatuh duduk perlahan di lantai. Dan lama-kelamaan keadaan jadi semakin hening dan gelap.

ket : Fiksi

CERPEN : Terimakasih Aimika

Gadis kecil itu bernama Ruby, gadis kecil yang cantik dan sangat lincah, saat itu Lisa menemaninya bermain ditaman kota yang cukup luas, Ruby sangat ceria dan riang saat Lisa temani, mereka berdua merasa dunia milik berdua. Beberapa jam kemudian Lisa menyebrang jalan untuk membelikan Ruby ice cream dan Lisa menyuruh Ruby untuk menunggunya di sebrang, tapi nampaknya Ruby tak ingin berpisah dengan Ibunya walaupun hanya sekejap saja, Ruby ikut berlari membututi Lisa tanpa pengetahuannya. Didepan tukang ice cream Lisa mendengar beberapa bunyi klakson mobil dan orang-orang yang berteriak, “awaaasss!!”..”ibu..anaknya!!!” Lisa merasa orang-orang memberitahukannya akan sesuatu, Lisa membalik tubuhnya dan melihat si kecil Ruby tertawa mengejarnya namun Lisa melihat mobil sedan putih itu ingin melukai buah hatinya, dengan cepat Lisa berlari dan memeluk bidadari kecilnya dan mereka tak sadarkan diri.

****

Lisa membuka matanya dan saat itu melihat sekelilingnya dan  tahu bahwa dirinya sudah terbaring dirumah sakit dengan infus ditangan kanannya, Lisa merasakan ada beberapa luka dibagian dahi dan kedua tangannya, Lisa menatatap dokter yang ada disebelahnya dan dokter itu berkata “untung ibu dan anak ibu selamat”. Sungguh sangat bersyukur Lisa mendengar perkataan dokter itu, karena yang terpenting baginya bidadari kecilnya selamat. Tapi dokter melanjutkan perkataannya “tapi mata putri ibu….”, Lisa kaget mendengarnya “kenapa mata anak saya dokter?” dokter menarik nafasnya dan kembali bicara “beberapa percikan kaca masuk kedalam kedua mata anak ibu, dan kemungkinan besar anak ibu tidak dapat melihat”. Lisa sangat  terkejut tangisnya tak tertahan lagi, apa yang harus Lisa lakukan?

****

Lisa memutar ingatannya 13 tahun yang lalu…

****

Banyak orang bilang saat Lisa remaja, dia tumbuh menjadi gadis yang cantik dan sangat menarik namun Lisa tak dapat melihat semua itu karena sejak lahir matanya tak dapat melihat. Lisa tak bisa melihat pemandangan yang orang katakan sangat indah, karena kekurangannya itu Lisa selalu menderita.

****

Lisa sudah terbiasa menyebrang jalan tanpa ada yang menuntunnya, Lisa dapat merasakan mobil, orang dan benda – benda yang ada disekelilingnya dengan indra pendengaran dan feeling nya. Tapi entah mengapa hari itu feelingnya tak tepat, saat Lisa menyebrang jalan Lisa nyaris tertabrak mobil dan untungnya seorang pemuda meraih tubuh Lisa dan mereka terlontar kesebrang jalan, saat itu mata Lisa masih tertutup kaca mata hitam dan pemuda itu tak tahu bahwa Lisa tak bisa melihat. “Pemuda ini sangat baik padaku kurasakan betapa tulusnya dia menolongku” hati Lisa berucap, namun saat Lisa ingin mengucap terimakasihnya, Aimika sahabat Lisa datang dengan panic “kamu gak kenapa-napa kan Saa?” Lisa hanya menggeleng dan terdiam, Aimika pun berterimakasih pada pemuda itu dan Aimika mengajak Lisa pergi.

...

Aimika mengajak Lisa ke suatu café dimana sering sekali mereka bersama disana, Aimika adalah sosok perempuan yang sangat baik,  sahabat yang selalu menemani Lisa dalam suka dan duka, memang Lisa tak pernah mengetahui bagaimana sosok Aimika sebenarnya tapi Lisa percaya Aimika adalah perempuan berhati cantik. Saat ini mereka telah duduk disatu meja, Aimika memesankan Lisa minuman kesukaannya, dan setelah pelayan café itu berlalu Aimika mulai bicara pada Lisa “sepertinya cowok yang tadi suka sama kamu deh, karena dia ngikutin kita ke sini, aku rasa dia mau kenalan sama kamu”. Lisa tersenyum, dibukanya kacamata hitam Lisa oleh Aimika “tengok arah kananmu sedikit saja lalu tersenyumlah”. Nampak pemuda tadi duduk sedikit jauh di sebelah kanan meja Lisa, lalu menyambut senyuman Lisa dengan hangat.

****

Hari demi hari berlalu, pemuda penolong jiwa Lisa kini telah ada dihadapannya bercerita panjang lebar, dan membuat Lisa banyak tertawa, tapi hati Lisa penuh dengan pertanyaan “apakah dia mengetahui aku tak bisa melihat?”.. ucapan itu selalu menghantui hati Lisa, pemuda itu membuka kacamata hitam yang biasa di kenakan Lisa, awalnya Lisa agak bimbang namun akhirnya membiarkan pemuda itu melepasnya. Mata Lisa benar-benar tertuju pada mata pemuda itu, seakan Lisa bisa melihat dan menatap pemuda itu, pemuda itu Nampak sangat bahagia “ternyata kamu memang cantik ya?” dengan ragu Lisa mengucap terimakasih, entah apa yang saat itu harus Lisa perbuat karena Lisa tetap tak bisa melihat apapun, pemuda itu menatap Lisa dan memberi senyuman, tapi Lisa tak membalas, kedipan matapun jarang terjadi, pemuda itu menjadi curiga pada Lisa, dilayangkan tangan kanan pemuda itu seakan menyapu wajah Lisa, namun Lisa tak bereaksi, dan pemuda itu terdiam, tanpa bertanya dia telah tahu bahwa Lisa tak dapat melihat, Lisa mulai bicara “kok kamu diam?”, pemuda ini terus menatap Lisa tak percaya, Lisa meraba-raba mejanya mencari keberadaan pemuda itu, dan semakin nampak jelas bahwa Lisa memang buta. Pemuda itu masih terdiam, kenyataannya pemuda itu tak bisa menerima keadaan Lisa dan akhirnya… “aku harus pulang sekarang!” pemuda itu bersuara, Lisa terdiam. “kapan-kapan kita ngobrol-ngobrol lagi ya!”, pemuda itu berdiri dari duduknya dengan masih menatap Lisa yang tertunduk, lalu meninggalkan Lisa terduduk sendiri di café itu, hati Lisa tahu bahwa pemuda itu mundur saat tahu dia buta.


Hari telah berganti..


Hari itu suasana sangat cerah, Lisa berjalan bersama Aimika dengan lamban. “jadi pemuda itu pergi begitu saja sa?” tanya Aimika, dan Lisa mengangguk. Aimika tau bagaimana perasaaan sahabatnya saat Aimika menoleh ke kiri, dilihatnya tukang ice cream kesukaan Lisa, Aimikapun teriak “Pak!!belii..” , “tunggu sebentar ya sa,, ada ice cream kesukaan kamu.. aku beli dulu ya” kata Aimika semangat, Lisa pun hanya terdiam berdiri di sebrang jalan. Dari sisi lain sebuah sepeda yg berisikan mainan yang digayuh oleh seorang lelaki paruh baya itu terus berjalan mendekati Lisa dan hampir akan menabrak Lisa tapi Aimika yang melihat kejadian itu dengan cepat teriak “Lisa awaassss!! Mundurr!!” ,Lisa yg kaget pun tersentak jadi mundur, lelaki di sepeda itu pun marah-marah karena panik “Neng!! Kalo buta jangan dijalanan.. bahaya!!” sepeda itupun makin digayuh kencang. Tubuh Lisa yang masih merapat ke pagar sisi jalan itu pun di tarik dalam pelukan Aimika “kamu gak apa-apa kan?” Lisa menggeleng. “maaf ya sa.. karena aku suruh kamu tunggu, kamu jd di marahin orang” keluh Aimika, tapi Lisa tersenyum “gak apa-apa kok, kan sudah biasa aku menghadapi hal seperti ini” Aimika jadi terdiam mendengar ucapan Lisa.

…..

Kini Lisa dan Aimika berada di taman kota, mereka masih memegang ice cream dan melahapnya dengan tenang, mereka sama-sama terdiam. Aimika menatap Lisa lekat-lekat lalu mulai berbicara “Sa.. “, “ya” jawab lisa.. “kamu pengen gak bisa melihat?” tanya Aimika perlahan dengan senyuman. “kalau kamu tanya seperti itu pada semua orang yang gak bisa melihat, mereka pasti akan jawab pengen banget.. tapi enggak buat aku, aku sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, tetapi kalau memang tuhan berkehendak lain dan mengizinkan aku untuk bisa melihat.. aku akan sangat bersyukur”. Aimika bangga mendengar kata-kata Lisa, “kebetulan calon suamiku adalah dokter mata, dan aku sering menceritakan dirimu, katanya ada kemungkinan kalau kamu bisa cangkok mata…. Walaupun kemungkinan kecil, tapi aku yakin kamu pasti bisa melewati operasi itu..tinggal menunggu waktu dan mata yang pas untuk mu”. Lisa terharu mendengar ucapan Aimika, tanpa berkata Lisa memegang dadanya dan memberi tepukan dua kali menandakan terimakasih yang sangat, Aimika tersenyum melihatnya, airmatanya jatuh ke pipi.

****

Dua minggu kemudian..
..
Lisa Nampak duduk di taman kota tempat terakhir dirinya dan Aimika makan ice cream, Lisa duduk seorang diri dengan ditemani angin yang berhembus searah. Dari arah yang berbeda Aimika berlari dengan keadaan pucat, entah apa yang terjadi pada Aimika saat itu. Langkah kaki Aimika berhenti menatap Lisa, dia coba menguatkan dirinya lalu perlahan duuk disamping Lisa, “mika.. pasti kamu yang datang” sambut Lisa dengan senyuman. “iya ini aku” jawab Aimika, Lisa tersenyum dan mencari tangan Aimika lalu menggenggamnya, senyum Lisa tiba-tiba hilang “Mika.. tangan kamu dingin..apa kamu sakit?” Aimika kaget mendengar ucapan Lisa dan langsung dengan cepat menarik tangannya “aku gak sakit kok.. aku cuma lagi flu dan batuk aja” Lisa tertawa geli “flu dan batuk kan juga penyakit” Aimika jadi tersenyum juga “oh iya.. ya” tapi terlihat saat itu darah keluar dari lubang hidung Aimika, dia langsung mengambil tissue dan menghapusnya. “Lisa.. pasti kamu gak sabar ingin operasi ya?” tanya Aimika, Lisa menggeleng “aku sabar kok.. justru aku tidak ingin buru-buru” jawab Lisa “tapi aku yakin kok kamu tinggal menunggu beberapa hari saja, karena matanya sudah ada dan kebetulan matamu sangat cocok dengan mata orang itu” tambah Aimika dengan senyuman, “orang yang akan mendonorkan mataku pasti sangat berhati mulia, aku pasti akan selalu mengenangnya dan aku akan selalu berterimakasih padanya” mendengar ucapan itu Aimika terdiam dan hanya memandang Lisa.

****

3 hari setelah itu….
..
Saat ini Lisa sudah ada di ruang operasi, dokter sudah siap mengoperasi Lisa, hati Lisa sangat gundah entah apa keputusannya untuk operasi benar atau tidak, ditambah lagi Aimika sahabatnya itu tak ada saat Lisa menjalani operasi. Operasi berjalan cukup lama, keluarga Lisa yang menunggu juga cemas. Beberapa jam berlalu dan akhirnya operasi itu berjalan dengan lancar, hanya saja selama beberapa hari ini mata Lisa belum boleh dibuka, dan Lisa harus terus berbaring di tempat tidur rumah sakit. Lisa terus menerus menanyakan keberadaan sahabatnya Aimika namun tak ada jawaban dari pihak keluarga maupun dokter yang di katakan calon suami Aimika. Aimika memang tidak datang ke rumah sakit untuk melihat Lisa, bahkan sampai disaat mata Lisa akan dibuka. Hari itu menjadi hari yang amat sangat menentukan, Lisa sangat tegang, keluarga Lisa pun ikut tegang menyaksikan dokter melepas perban yang menutupi mata Lisa dengan sangat perlahan, setelah semua perban dilepas dokter meminta Lisa dengan perlahan membuka matanya, Lisa membuka matanya, memejamkannya lagi, membukanya lagi dan Lisa tersenyum “aku bisa melihat!” serunya bahagia, semua keluarga memeluk Lisa bahagia.

****

setelah operasi berjalan dengan lancar dan Lisa bisa melihat, Lisa tetap harus ke rumah sakit selama seminggu sekali untuk tetap mengontrol matanya, dan minggu ini adalah minggu pertama Lisa mengontrol matanya. Lisa masuk ke ruang dokter mata. Dokter Davin yang menurut Lisa adalah calon suami Aimika sudah menunggu Lisa diruangannya. Davin memeriksa mata Lisa dengan teliti, di teteskan cairan obat pada mata Lisa. Setelah pengobatan selesai Davin meminta Lisa untuk duduk sejenak. Davin mengeluarkan sebuah amplop dari  loker bawah majanya dan memberikannya pada Lisa. “ini apa?” tanya Lisa, “itu surat dari Mika..” jawab Davin, Lisa terdiam “tapi aku gak mungkin bisa baca surat ini, dokter mau Bantu bacakan?” tanya Lisa penuh harap, Davin pun mengangguk lalu mengambil surat itu dan membacanya….

Dear Lisa sahabatku,

Aku yakin saat surat ini ada di tanganmu kamu sudah bisa melihat dan aku tahu bahwa kamu sangat bahagia, maafkan aku karena tak bisa menemanimu saat kamu menjalankan operasi, tapi aku yakin mataku yang ada pada dirimu sekarang akan menemanimu selamanya seperti aku menemani hari-harimu selama ini.. aku minta kamu jangan menangis, karena mata yang sudah kuberikan padamu untuk membuat sahabatku selalu bahagia dan tersenyum melihat berbagai hal yang indah, kamu tau Lisa?.. hidupku tak seindah hidupmu, walaupun kau dulu tak bisa melihat tapi kamu masih bisa merasakan seluruh dunia dan siapapun yang menyayangimu, tapi berbeda denganku, umurku tak bisa sepanjang dirimu, kanker yang ku derita selama ini telah merebut semua kebahagiaan yang kumiliki dan setelah aku menenalmu aku merasa hidup kembali dan bahagianya bisa selalu berbagi denganmu. Maka aku berjanji pada diriku kalau nanti sisa waktuku sudah habis, mataku akan kuberikan pada gadis berhati putih sepertimu, dan aku juga meminta Davin untuk menjagamu seperti dia menjagaku. Mungkin dengan mata yang kutitipkan padamu aku bisa melihat anak-anak yang lucu dengan kehidupan yang penuh kebahagiaan. Lisa saat aku menulis surat ini, ini adalah hari terakhirku menghirup udara di taman tempat kita biasa bercerita dan besok mata ini menjadi milik mu, dan aku sangat bangga memberikan mata ini untuk gadis sepertimu. Semoga kau selalu bahagia..

Love..

Aimika

Lisa menangis tersedu-sedu, Davin memberikan foto Aimika yang juga terlampir dalam suratnya, Lisa menatap foto itu dengan lekat, wajah cantik dalam foto itu adalah Aimika yang telah memberikannya bola mata yang indah, Lisa menggenggam foto itu dengan erat.

****

kembali ke awal…

****

Lisa masih terbaring di ruangan rumah sakit itu dan dokter masih ada disampingnya, air mata Lisa mengalir dan Lisa pun berkata “Dokter.. saya siap untuk memberikan mata saya pada anak saya.. saya tidak akan membiarkan anak saya tidak bisa melihat.. saya siap kapanpun menjalani operasinya”. dokter terdiam haru mendengar ucapan Lisa.

ket : Fiksi

cc : Asmirandah

salam,

Hai semuanya.. mau menjelaskan sedikit tentang kegunaan Blog ini, sebenarnya Blog ini dibuat memang untuk umum, dan semua orang bebas berkomentar. Tetapi saya sebagai pemilik Blog bebas memilih komentar mana yang bisa ditampilkan, karena ada beberapa penulis yang menggunakan "nama" seseorang yang menurut saya itu sangat pribadi, tidak sopan rasanya jika ada yang membacanya. Jadi kalau bisa untuk para komentar dan penulis lainnya untuk lebih perhatikan tulisannya. Yang pasti Blog ini tidak ada unsur untuk membicarakan orang lain, Blog ini dibuat untuk saling share, berpendapat yang baik dan memberikan kritik dan saran :)

terimakasih,

ndah

Senin, 24 Januari 2011

aku ingin, aku ingin.. aku bisa, pasti bisa..

Ada seseorang yang pernah bilang sama aku : "kalau kamu mau belajar, belajarlah setinggi langit karena kamu ingin mendapatkan banyak ilmu, jangan pernah kamu belajar hanya untuk uang". Kata-kata itu yang selalu membuatku tidak pernah berhenti belajar, walaupun aku gak sepintar orang-orang pintar diluar sana, tetapi aku berusaha sebisa mungkin mengasah otakku dengan ilmu yang harus aku masukan dan aku bagi kepada orang-orang yang membutuhkannya. 

aku ingin sekali membuat "play group" dimana pertama kali seorang anak belajar dan menguasai dirinya untuk dapat meneruskan pelajaran ditingkat TK, aku ingin sekali dapat membantu anak-anak yang ingin belajar, karena anak-anak sekarang jauh lebih pintar dari terdahulunya, mereka jauh lebih cerdas, mereka jauh lebih memiliki daya ingat dan kemampuan yang lebih besar. Dan itu membuat hati aku selalu gemes sama anak-anak.

Aku ingin sekali membuat film yang berhubungan dengan anak-anak. Membuat suatu film yang banyak mengangkat konflik tentang anak-anak yang memiliki imajinasi. Kadang anak-anak memiliki imajinasi yang tidak dimengerti orang tuanya, bukan karena orangtuanya tidak paham, tetapi karena daya imajinasi orang tua dan anaknya sangat berbeda. Aku ingin membuat masyarakat bisa mengajak anak-anaknya menonton sebuah tontonan yang bisa membuat keluarga menjadi hangat yang akhirnya orang tua dan anak bisa saling mengerti.

Tidak ada orang yang tidak pernah berbuat kesalahan, semua pasti pernah berbuat kesalahan. Aku juga pernah tidak mendengarkan kata-kata orangtua ku, aku ngeyel sama mereka karena aku rasa aku yang benar, mereka tidak pernah melihatnya jadi mereka tidak bisa merasakannya. Ternyata aku salah tanpa mereka melihat, hati mereka bisa merasakan apa yang mengancam anak-anaknya. Orang tuaku selalu mencoba untuk dekat dengan ku, mereka selalu mencoba untuk terbuka agar anaknya juga terbuka, ketika sebuah masalah menghampiriku dan aku harus menghadapinya tanpa orang tuaku, aku baru menyadari apa yang pernah tidak kudengar seharusnya kudengar. Seharunya saat papaku bilang "TIDAK" aku menghargainya dan aku tidak melawannya, seharusnya saat mamaku bilang "JANGAN" aku mendengarkannya dan menurutinya. Nasi sudah menjadi bubur, sekarang yang harus aku lakukan adalah bagaimana aku merubah bubur itu menjadi makanan yang lezat untuk dimakan sehingga tidak mubazir. Dan saat ini aku telah melakukannya, kini orang tuaku bangga padaku dan mendukungku sepenuhnya untuk meneruskan perjalanan hidupku, mereka ingin menyaksikan semua keindahan yang terjadi dalam hidupku selanjutnya. Maka aku berusaha, aku berdo'a, dan bersyukur dengan apa yang aku dapatkan, rasakan dan miliki saat ini.

love, 

andah

Minggu, 23 Januari 2011

I LOVE HER, AND I LOVE MY LIFE

LEIGHTON MEESTER.. bagi yang suka nonton serial GOSSIP GIRL pasti tau dong sama tokoh BLAIR apa lagi sama tokoh CHUCK BASS. Nah jujur aja nih.. aku salah satu dari ratusan ribu Fansnya Leighton, aku sangat gila sama artis ini, dia cantik, actingnya bagus, pinter nyanyi, jago bikin lagu, tapi di balik popularitasnya dia tetap seorang perempuan yang sederhana. Leighton banyak memberikan aku inspirasi khususnya dalam kehidupan (ya boleh lah.. kita mengIDOLAkan seseorang) karena dalam hidupnya dia selalu punya prinsip "kita menghargai orang lain, menghormati sesama, tapi hidup kita bukan diatur orang lain".

Dulu saking sukanya sama tokoh Blair di Gossip Girl aku selalu menjodohkan Blair harus sama Chuck. Maksudnya dalam "Real Life" mereka harus "Berpacaran", karena mereka cocok banget, chemistry mereka dapet dan sama-sama cakep. Tapi ternyata dalam kehidupan diluar lokasi shootingnya dan kehidupan mereka yang asli, mereka hanya berteman, tepatnya teman kerja yang harus sama-sama profesional. Leigh pernah bilang : "kalaupun aku akan jatuh cinta, biarkan aku yang menikmati cinta itu, jika akhirnya kami yang saling mencintai, biarkan kami yang menjalani hubungan.. tetapi jika kami tidak saling mencintai dan aku tidak jatuh cinta, mengapa kami harus saling mencintai untuk orang lain?" kata-kata Leigh yang akhirnya menyadarkan aku sebagai Fans beratnya berfikir "iya juga ya? kenapa harus aku yang repot-repot ngarep.. haha siapa tau malah Chuck kalo ketemu aku, dia naksir sama aku.. huaahahaha.. (berharap terlalu berlebihan).

Sepertinya kalau membahas si perempuan cantik "Leighton Meester" gak akan ada habisnya, yang jelas I LOVE HER.

I LOVE MY LIFE,  hidup itu unik, lucu, bikin ketawa, bikin meringis, bikin sedih, membuat menangis, bikin marah, tapi semua yang sudah lewat gak bisa diulang itu yang kadang bikin lega (kalo yang lewat hal buruk) bikin kesel (kalo yang lewat sesuatu yang bikin bahagia).

Kadang aku ingin sekali memutar waktu dan membuat pilihan yang tepat, dimana aku gak perlu jadi seorang seniman layar kaca,layar lebar,maupun layar tancep (eh.. kalo layar tancep belum deh..) pengen rasanya jadi anak rumahan dan sekarang lagi kerja dikantoran. Tapi bukan berarti aku gak bersyukur dengan apa yang sekarang terjadi dalam hidupku, aku hanya berandai aja. Kalau sekarang ada orang tanya "seneng gak dengan hidupmu yang sekarang?" aku akan jawab "sangat senang" karena Allah SWT sudah begitu baik padaku membuatkan perjalanan hidup yang begitu indah, penuh warna dan banyak hal baru yang tidak pernah disangka-sangka mengelilingiku setiap hari. Punya banyak teman dan dapat bertukar pikiran, punya orang tua yang sangat luar biasa dalam segala hal, punya pekerjaan yang menyenangkan, dan bisa melakukan apapun yang aku suka selama itu dijalan positif.

Semua orang pastinya akan punya masa lalu dan masa depan, aku juga punya masa lalu yang tidak mau aku ingat selamanya, aku punya masa lalu yang sampai detik ini selalu ku kenang. Tapi aku punya mimpi besar untuk masa depanku bersama orang tuaku, pasangan hidupku, anak-anakku dan seluruh keluargaku. Walaupun umurku baru menginjak 21tahun (jalan 22tahun sih #tetep) tapi aku tahu rasanya sakit, sakit hati, senang, bahagia, susah, terpojok (dan beberapa hal lainnya), walaupun gak merasakan sebanyak orang-orang diluar sana yang tahun manis, asin dan pahitnya kehidupan, tetapi setidaknya aku paham apa yang dibicarakan orang-orang tentang orang lain, dirinya, temannya, sahabatnya, pacarnya, suaminya, istrinya, atau mungkin aku (kePDan) jadi apapun yang aku tulis di Blog ini bukan untuk menggurui siapapun, tetapi aku hanya ingin berbagi apa yang pernah aku alami, apa yang aku suka, apa yang aku tidak suka dan banyak lagi.

Kadang aku ingin sekali berlari dari semua hal yang sangat tidak aku suka, menutup kuping dari pendengaran yang tidak ingin kudengar, bersembunyi dari mata-mata yang seakan ingin menerkamku. Tapi aku tidak pernah melakukannya karena bagiku inilah tantangan, inilah ujian, jika aku bisa melewati semuanya maka aku akan semakin paham mengapa harus seperti itu. Hidup itu pilihan, tergantung bagaimana kita menjalani pilihan yang sudah kita pilih.

FAKTA:

kalau kalian tertawa apa yang kalian tertawakan?
kalau kalian senang apa yang membuat kalian senang?
kalau kalian sedih apa yang bisa bikin kalian tidak sedih?

Aku bisa tertawa sendiri tanpa harus melihat hal lucu, aku bisa menghilangkan kesedihanku tanpa harus ada yang menghiburku, aku bisa membuat diriku senang tanpa harus ada ditempat yang membuat aku senang. Aku cukup bermain dengan semua hal yang aku suka dan bermain dengan imaginasi ku, bermain dengan khayalan dan menyatukannya dengan pikiran. walaupun gak selamanya berhasil (karena setiap orang pasti akan membutuhkan orang lain) tetapi kalau lagi gak ada orang lain disekitar aku, aku selalu bisa menguasai diri sendiri dengan cara seperti itu. Pernah seketika aku sedang menunggu temanku di suatu restoran, saking bosennya gak ada yang bisa aku kerjakan, iseng-iseng aku mengkhayal, membuat cerita dalam pikiranku dengan menyatukan benda yang aku lihat menjadi sebuah cerita yang bisa ikut bergerak dan tiba-tiba tawaku meledak tanpa aku sadari "hahahahaha" spontan semua orang menatap kearahku, setelah aku sadar aku hanya tersenyum melihat orang-orang, mungkin mereka pikir aku orang gila.. tapi itu FUN!! haha..


_ndah_

"for me, growing up and becoming a woman, i've discovered i'm not like that at all. i don't feel that competitiveness to be the prettiest girl or the best at everything. i'm much more content in myself".


_ndah_

Salam Singkat..

salam,

hai semuanya.. makasih banget yah yang udah sering baca Blog ini, walaupun ini Blog "Baru" mudah2an gak bosen untuk baca-baca.. btw, Blog ini bukan dibikin untuk para LovAndah (pecinta Andah) aja.. tapi Blog ini hanya untuk tempat bagi orang-orang yang suka baca atau pengen sharing dengan saya atau yang lainnya.. jadi kalau ada yang follow blog ini, bukan berarti mereka harus LovAndah.. siapapun boleh..
sekali lagi makasih atas dukungan dan partisipasinya..

_Asmirandah_  :)

Jumat, 21 Januari 2011

cerpen : "I ALWAYS LOVE YOU"


Pemuda itu teman sebangku ku saat aku kelas 2 SMA, sosok pemuda ceria, pintar dan bisa dibilang dia cukup tampan. Namanya adalah Berino Bendaf nama yang cukup bagus dan dipanggil “Bebe” oleh teman-temanku. Kini aku telah naik ke kelas 3 SMA lama tak kulihat wajah pemuda ini, dikantin, perpustakaan, bahkan koridor sekolahpun aku tak menemukan batang hidungnya. Bukannya aku jatuh hati pada pemuda ini tetapi selama kami duduk bersebelahan di dalam kelas pemuda ini sangat baik dan sangat membantuku dalam mengerjakan tugas dari guru dan mulai saat itu kami  bersahabat, saat ini aku mencarinya hanya untuk saling bertukar pikiran. Kadang aku sering bertanya “apakah dia pindah sekolah? atau dia sakit?”. Sudah dua minggu aku mencarinya tapi aku tak menemukannya.

Hari ini hari senin upacara akan berlangsung pagi ini dan aku berharap aku bisa melihat wajah Bebe karena saat upacara pasti semua murid akan berkumpul di lapangan. Dan betapa terkejutnya aku saat aku berjalan di lapangan, seorang pemuda berlari dan melepas kunciran rambutku yang baru aku rapikan tadi di kamar kecil. Aku sangat kesal, rasanya ingin ku pukul pemuda ini tetapi saat ku melihat wajah pemuda itu amarahku jadi teredam, kulihat Bebe tersenyum kepadaku. Akhirnya aku melihat wajahnya lagi dan senyuman itu yang ku tunggu dari dua mingu yang lalu. “dari mana saja kau?” tanyaku. Tapi Bebe hanya tersenyum dan menarik tanganku.

Bebe mengajakku keatap sekolah, padahal saat itu upacara akan di mulai. Aku protes padanya “Be.. upacara mau mulai kita harus turun aku gak mau sampai kita ketauan dan dimarahin guru!!”, Bebe tetap menarikku naik ke atas, aku sangat kesal, kubalikan badannya agar aku dapat menatapnya tapi  aku terdiam melihatnya. Senyumnya hilang tapi aku melihat kedua matanya berkaca-kaca tampak ingin menangis. Bebe membalikan badannya lagi dan meneruskan langkahnya dengan masih menarik tanganku.

Kini aku dan Bebe sudah diatap sekolah Bebe terduduk lemas dan aku duduk disampingnya, kupandangi wajahnya dan air matanya mengalir deras, baru kali ini aku melihat laki-laki menangis. Perlahan ku pegang tangannya dan kusandarkan kepalanya di bahu kananku tapi tangisnya tambah terisak-isak, aku sangat bingung dan khawatir melihat keadaannya, kuraih wajahnya dan kudekatkan kewajahku, kutatap matanya dalam-dalam dan aku bicara perlahan padanya “laki-laki kenapa menangis? Apa yang membuatmu seperti ini? Cerita sama aku..” dan kulepas tangan ku dari wajahnya dan dia mulai bicara “kau ingat gadis bernama Anya yg kuceritakan dulu?” ,aku mengangguk dan coba mengingat-ingat.

****

Aaahhh…aku ingat gadis bernama Anya, ya.. Bebe pernah cerita padaku delapan bulan yang lalu gadis bernama Anya itu adalah gadis cantik yang kuliah di UPH (universitas pelita harapan) yang dulu aku kira Anya adalah kakak Bebe, tapi ternyata Anya adalah gadis yang membuat Bebe jatuh hati. Bebe pernah mengenali aku pada Anya, hanya sekali aku bertemu dengan dia, dan pancaran mata mereka berdua memang memiliki ikatan cinta. Aku bisa merasakan itu ketika melihat mereka berdua saling menatap. Aku rasa umur tak jadi masalah karena Bebe memang cocok dengan Anya, tapi yang aku tau saat itu mereka belum berpacaran. Dan belum lama ini mereka resmi berpacaran.

****

aku mendengarkan kembali pembicaraan Bebe yang terputus karena aku mencoba mengingat-ingat tadi. “sebelum aku menceritakannya sama kamu lebih baik kamu baca surat ini..” Bebe memberikan aku sebuah amplop berwarna pink yang bertuliskan “for my baby : Berino” aku tersenyum geli seketika, tapi aku penasaran dan kubuka amplop itu dengan rasa penasaranku.

Dear my baby berino,

Sayangku yang paling kusayang berino.. selama kita bersama-sama aku begitu sangat-sangat bahagia kamu begitu dewasa dalam memahami semua keadaan dalam hubungan kita maupun di dalam diriku dan aku bangga bisa bersamamu. Kamu tau beibh.. selama ini aku belum pernah merasakan cinta yang sedalam ini dengan seorang laki-laki siapapun itu.

Umurku 22 tahun dan kamu 17 tahun itu yang membuat hatiku kadang bimbang memilihmu, tapi pilihanku tidak salah, kamu adalah sosok pria dewasa yang aku tunggu. Kehidupanku sempurna saat kau hadir memasuki kehidupanku, kamu merubah jalan hidupku yang hancur dan lemah tak berdaya menjadi hidup kembali, ceria lagi dan berwarna sepanjang hari, dan aku harap kamu tak kan pernah kecewa dengan apa yang terjadi saat kamu membaca surat ini. Jujur aku sangat mencintai kamu dan aku selalu berharap tak kan ada yang bisa menggantikan posisiku di dalam hatimu.

Beibh.. sebenarnya aku ingin sekali menikah dan menggendong anak dari kamu, hidup sederhana dengan kasih sayang yang selalu kau berikan kepadaku dan anak-anakmu nanti, tapi sepertinya itu hanya mimpi yang akan selalu ku bawa. Aku harap kau akan selalu bisa menjaga hatiku yang aku titipkan di hatimu.

Always love you,

Anya.

****

Aku masih tak mengerti maksud isi surat itu dan aku hanya bisa menebak-nebak apa artinya. Bebe menarik nafasnya dalam-dalam dan menenangkan pikirannya. Bebe berdiri dari duduknya sambil bercerita kepadaku.

****

Tiga minggu yang lalu, tepatnya pada malam sabtu Bebe menjemput Anya dari rumahnya naik motor. Rencananya Bebe ingin mengajak Anya ke sebuah restaurant di bilangan kemang, Jakarta selatan. Tapi tiba-tiba di tengah perjalanan hujan turun sangat lebat akhirnya Bebe dan Anya harus berteduh di pinggir jalan tepatnya di halte bus. Lama-kelamaan halte bus itu menjadi penuh karena banyak orang yang naik motor berteduh disana. Sudah dua jam Bebe dan Anya berdiri disana namun hujan belum juga reda, Anya terlihat biasa saja tidak kedinginan dan tidak juga basah, tetapi Bebe menggigil kedinginan padahal bajunya tidak basah hanya saja rambutnya basah kuyup terkena air hujan yang turun dari lubang atap halte bus. Anya melihat hal itu dan meraih Bebe dalam pelukannya mencoba membuat Bebe merasa hangat, Bebe sangat senang dan benar-benar merasakan kehangatan dalam pelukan kekasihnya itu. Beberapa menit kemudian tanda-tanda hujan mulai reda sudah terlihat, sedikit demi sedikit orang-orang yang berteduh tadi kembali mengendarai motor mereka dan kini hanya Bebe dan Anya yang masih berada di halte bus itu, Anya melepas pelukannya dan berkata pada Bebe, “beibh.. kita pulang aja ya.. aku khawatir kamu sakit..” ,Bebe menggelengkan kepalanya dengan cepat, “gak.. aku gak mau pulang kita harus makan di tempat itu dulu.. aku mau kita merayakan hari jadian kita di sana.. pliiisssssssssssssss….,” Anya tersenyum geli melihat mimik muka yang diperlihatkan Bebe dan akhirnya Anya mengangguk dan menyetujui untuk pergi ketempat tujuan semula. Bebe dengan sigap membersihkan air hujan yang membasahi motornya dan meminta Anya untuk naik, motor berwarna hijau itu pun melaju dengan santai.

****

Bebe masih berdiri dihadapanku sambil cerita panjang lebar, tapi aku masih belum mengerti mengapa Bebe sampai menangis?, bukan kah cerita itu harusnya dia bahagia? cerita yang Bebe ceritakan pada ku sangat romantis aku saja sampai tersentuh mendengarnya, tetapi aku tetap setia mendengarkan Bebe cerita dan sekarang dia bilang mereka sudah sampai di depan restaurant itu.

****

Bebe dan Anya sudah sampai di restaurant itu, Bebe memarkirkan motornya dan mengajak Anya masuk. Sungguh restaurant yang cukup tenang, di atas atap dan ada kolam renang dari kaca, indah sekali pemandangan dari atas. Bebe mengajak Anya duduk di tempat paling atas dengan kursi haya untuk 2 orang dan sudah tersedia lilin, memang saat itu habis hujan tapi mereka sangat menikmatinya. “kamu suka tempatnya?” Tanya Bebe pada cintanya yang cantik itu, Anya mengangguk “aku suka..suka banget, aku baru tau kalo di kemang ada restaurant seperti ini.. aku sering lewatin jalan ini tapi aku gak tau kalau ini restaurant..”. Bebe tersenyum dan memanggil seorang pelayan untuk memesan makanan. Mereka memesan makanan yang sama dan sangat menikmati malam itu, penuh canda, tertawa dan terlihat keceriaan yang sangat pada wajah Anya yang cantik.

Malam itu sudah membuat pasangan ini benar-benar di mabuk cinta, sudah jam setengah dua belas malam mereka baru keluar dari restaurant itu sambil tertawa-tawa, “pulang yuk udah malam nanti aku dicariin papa..” ajak Anya, Bebe pun mengangguk dan mengambil motornya, Anya duduk di belakang dan memeluk tubuh Bebe dengan erat.
Motor hijau itu telah sampai di depan rumah mungil yang cantik dengan halaman hijau yang cukup luas. Anya berdiri di depan Bebe yang masih diatas motor, Anya mengecup kening Bebe dengan lembut. “kamu harus inget aku terus yah, aku perempuan yang kamu sayang dan kamu harus jaga hati aku yang ada di hati kamu.. kalau nanti aku pergi kamu gak boleh marah ya.. aku sayang banget sama kamu..” Bebe memeluk Anya.. “aku akan jaga hati kamu dan kamu gak boleh pergi, kalo perlu aku peluk terus.. hehe” tawa Bebe terdengar pelan.. tapi Anya hanya tersenyum, melepas pelukannya dan masuk kedalam rumah sambil berlari menutup wajahnya. Bebe hanya terdiam dan melajukan motornya lagi.

Sesampainya Bebe di rumah handphone nya berbunyi “Anya call” Bebe tersenyum senang melihat siapa yang menelpon, tapi itu bukan suara Anya melainkan Ibu Anya yang sedang menangis terisak-isak, Bebe bingung mendengarnya. Tapi Ibunya hanya meminta Bebe sekarang ke rumah Anya, dengan cepat Bebe bergegas kembali kerumah Anya.

Sesampainya di rumah Anya, Bebe melihat keluarga besar Anya tengah berkumpul di ruang tengah dan Bebe melihat Anya tertidur diatas karpet wajahnya putih bersih dan tersenyum damai kain kafan telah menyelimutinya. Bebe sangat terkejut karena dia baru mengantar Anya pulang. “apa maksudnya ini kak? Aku baru aja anterin Anya pulang baru satu jam yang lalu..” Bebe bicara pada kakaknya Anya, “gak mungkin!.. hari ini Anya gak pergi kemana-mana, lagi pula ini memang sudah waktunya Anya pergi.. kamu harus ikhlas be..” Bebe masih tidak percaya. “Anya kenapa kak? sakit apa kak?” kakak Anya terdiam sesaat lalu menjawab pelan, “Anya sudah lama punya kanker..” Bebe tambah terkejut dan tak tahan menahan tangisnya. Ibu Anya menatap kearah Bebe dan menyuruh Bebe mendekat, diberikannya surat beramplop warna pink itu pada Bebe. Bebe menatap wajah Anya tidak percaya dengan apa yang ada dihadapannya saat itu.

****

sekarang aku tau apa sebabnya Bebe menangis, kuraih tubuhnya dalam pelukanku agar dirinya lebih tenang. Aku ikut terlarut dalam duka hati Bebe. Bebe terus-terusan bicara padaku “aku gak percaya.. gak percaya, dia gak mungkin meninggal… aku benar-benar merasakan pelukan dia.. melihat wajahnya.. melihat senyumnya.. dan dia benar-benar nyata.. aku bisa merasakannya…!!” aku tak tega mendengar kata-kata itu terucap dari mulut Bebe, dan masih kupeluk Bebe seerat-eratnya untuk coba menenangkan hatinya sementara ini. 


ket : * ditahun 2009 cerpen ini pernah dimuat dimajalah GADIS :)
        * seperti biasa, nama tokoh dalam cerpen ini Fiktif, tetapi cerpen ini di ambil dari kisah nyata sahabat andah, hanya saja setting dan beberapa adegan dibuat Fiktif agar pembaca dapat menikmati tulisan dengan imaginasi yang berbeda. 


cerpen : "AKU INGIN KAMU"


“hahahahahaa..” tawaku membuat suasana yang hening itu jadi ramai seketika, padahal tak ada teman atau siapapun di hadapanku saat itu, tapi dihadapan aku hanya ada secangkir teh vanilla hangat dengan tiramisu yang tinggal setengah dan hanphone Blackberry, semua orang di café malam itu menatapku aneh, “haha..biarin aja..aku lagi asyik chat sama si Eicth di blackberry messenger” dalam hatiku berkata. Kadang aku bingung sama namanya, asli atau enggak yah?, tapi biarlah yang penting kita sudah pernah bertemu dua kali dan sampai saat ini kami belum pernah berhenti chat selalu ada kalimat yang kami ucapkan.. kami? Atau aku ya yang terlalu sering gangguin dia, ah sudahlah.. yang penting kami chat. Sekarang teh dan tiramisuku sudah habis ku lahap, aku meminta bill pada pelayan perempuan yang ada di dalam cafe itu, setelah kubayar akupun keluar dari café itu.
Aku masih berjalan kaki di pinggir jalan legian bali  masih chat dengan Eicth sambil tersenyum sendiri dan begumam menyanyikan lagu “how to touch a girl ,by Jojo” ku lantunkan bekali-kali bagian reff lagu itu dalam hatiku. Hhmm.. sepertinya Eicth sedang meeting jadi BBM ku belum di balas, aku memasukan Blackberry ku kedalam tas tangan merahku lalu ku berjalan penuh senyum, semua orang ku sapa walaupun aku tak mengenal mereka, sampai ada yang bengong melihat senyumku, aku tertawa kecil dalam hatiku.
Kali ini aku berdiri di pinggir pantai menatap matahari yang akan terbenam, bermain dengan air dan ombak yang menghampiri kakiku, memutar-mutar tubuhku bersamaan dengan angin yang menghembus tubuhku saat itu. Sudah tiga jam dia tak membalas BBM ku, “mungkin dia sibuk ..ya aku rasa” hanya kalimat ini yang berbicara dalam hatiku. Aku masih berjalan menuju hotel dimana sementara aku tinggal. Sore pun menjadi malam, malam yang terang di temani bintang diangkasa luas yang juga mengiringi indahnya hatiku beberapa hari ini.

****

Aku sudah di dalam kamar hotel, dan tepatnya aku habis mandi, tiba-tiba “triiingg!!” BBM ku berbunyi, ku ambil Blackberry ku dari tas tangan merah ku dan cepat ku buka.. dan kali ini aku tersenyum lagi, Eicth membalasnya dan minta maaf padaku karena baru saja selesai meeting, dan yang sangat membuatku bahagia adalah besok dia akan ke bali karena kebetulan bertepatan karena ada pekerjaan yang akan mengirimnya ke bali. “Yess!! Aku ketemu sama dia!!” aku pun teriak sendiri, aku rindu ingin melihat wajahnya yang lucu itu, senyumannya.. dia menarik perhatianku.. sangat.. apa yang telah dia perbuat, tidak tahu tapi saat ini bagiku dia adalah teman terbaik. Kali ini aku chat sampai aku ketiduran dengan masih menggunakan handuk dan rambut yang basah.

****

Pagi ini aku terbangun pagi sekali.  Waktu menandakan pukul 06:00 pagi, kalau di Jakarta masih subuh.  Aku pun bergegas ke kamar mandi, aku mandi, gosok gigi, dan mengeringkan rambutku yang masih lembab karena semalam habis keramas, kurias sedikit wajahku agar terlihat tampak segar, kupilih baju yang akan kukenakan “sepertinya sundress warna pink ini manis bila ku pakai” ya.. aku memakai sundress warna pink itu untuk menemani langkahku menuju bandara menjemput Eicth. Lalu tak lupa membawa tas tangan putih yang belum lama aku beli di pinggir jalan kuta, kuraih sendal putih untuk menambah cantiknya kakiku, aku keluar kamar untuk sarapan di resto hotel.
Ku pilih roti dengan omelet, agar aku tak terlalu kenyang jadi masih ada kesempatan untuk menemani Eicth sarapan pagi ini kalau dia belum sempat sarapan di pesawat. Ku habiskan makananku dan segera memesan mobil dari hotel. “oopss!! Aku melupakan sesuatu” aku berlari kembali ke kamarku, mencari parfume dan menyemprotkannya pada tubuhku, leher, pipi, tangan dan bajuku agar harum. Aku kembali keluar kamar dan tak lupa mengunci pintunya. Aku berjalan di lobby hotel, ternyata mobil yang kupesan sudah siap mengantarku ke bandara menjemput kekasih hati, “nooo.. bukan.. dia teman baik ku” hati kecilku kembali bicara.

****

“Ontime!!” tepat jam 8 pagi aku sampai di bandara, aku menunggu dan terus menunggu dan “triingg!!” BBM ku berbunyi dan ku baca “Eicth : Aku baru turun pesawat” aku menarik nafas lega, akhirnya dia sampai dengan selamat. Mataku terus menuju pintu kedatangan itu, tak juga kutemukan wajah itu, “mana dia?” hatiku bertanya setiap detik menantinya. Seorang pria bertubuh tinggi, tegap, berkulit cukup putih, dengan kaca mata hitam yang masih digunakannya memberi senyumannya padaku, di buka kacamata hitam yang menutupi matanya yang sipit itu. “tepat dia Eicth..” hatiku berucap, aku membalas senyumnya dan menghampirinya, dia mencium pipi kiri dan kananku dengan lembut, bahagianya aku bisa melihatnya dan bisa ada di dekatnya saat itu. “kamu sudah sarapan?” tanyaku pada Eicth, Eicth menggeleng “aku belum makan..aku mau sarapan sama kamu” aku tersenyum sambil memandangnya. Ku antar dia masuk kedalam mobil dan kusuruh supir untuk mengantar kami ke resto terkenal di bali.

****

saat ini aku dan dia sudah duduk berdua di suatu resto yang cukup nyaman, tepatnya di pinggir pantai. Kami sudah memesan beberapa makanan, seperti biasa kalau bicara di BBM ternyata dia lumayan banyak juga makannya, aku tertawa geli melihatnya, “kok kamu ketawa? aneh ya aku makan?” tanya Eicth penasaran. aku menggeleng “gak.. gak aneh kok.. aku baru liat aja makan kamu banyak juga, dasar gembul” dia membalas tawaku dan berkata “aku kan udah bilang kamu harusnya panggil aku babi.. hahaha” aku terhanyut dalam tawa dan canda dengannya.
Selesai sarapan dipagi itu aku mengajaknya ke hotel dimana tempatku bermalam, tapi kami berbeda kamar hanya saja kebetulan mendapat kamar yang bersebelahan tanpa disengaja. Makin bahagianya aku bisa melihat wajahnya terus dari dekat selama dia di bali.
Hhmm.. sekarang waktu menjelang siang aku rasa dia terlalu lelah dalam perjalanannya, nampaknya dia tak akan keluar kamar siang ini, pintunya ditutup rapat, mungkin sedang tertidur pulas, aku hanya terduduk di depan teras kamar hotel sambil menulis cerpen ini di dalam laptopku. Rencananya nanti malam aku ingin sekali mengajak Eicth untuk menikmati pantai di malam hari sambil dinner berdua, “aahh.. mudah-mudahan dia mau ku ajak pergi malam ini.”

****

kini malam sudah tiba, jam menunjukan pukul 8 malam waktu yang tepat utuk pergi dinner, aku sudah dandan cantik untuk menikmati malam ini, parfume juga tak lupa ku semprotkan lalu ku buka pintu kamarku “hah??” betapa terkejutnya aku melihat Eicth yang sudah rapi berdiri di depan pintu kamarku. “kaget ya? aku mau ajak kamu dinner” ajaknya.. “whatt??? aku baru aja mau ke kamarnya untuk ajak dia dinner, tapi dia duluan yang ajak.. aahh.. senangnya” hatiku kembali berbicara. Aku pun mengangguk dan langsung mengajaknya pergi dari hotel.
 Digenggamnya tanganku sambil berjalan kaki, sambil bercanda dan tertawa mendengarkan dia cerita padaku dan tanpa sadar aku terpeleset menginjak batu yang tak kulihat sambil jalan tapi Eicth dengan cepat menangkapku dalam pelukannya..dan saat itu wajah kami sangat dekat seperti sepasang kekasih sedang berpelukan, kucium aroma tubuhnya “hhmm Tom Ford.. jadi ini harumnya parfume yang pernah dia bilang padaku” bisik hati kecilku. Eicth melepas dekapannya dan panik melihatku, “kamu gak apa-apa kan?” aku tersenyum menatapnya dan menggeleng tanpa berucap apapun. Eicth tampak bingung menatapku karena aku hanya tersenyum, lalu Eicth kembali berjalan tanpa menggenggam tanganku. hhmm sedikit sedih sih, tapi tak apalah mungkin dia lupa kalau tadi menggandengku. Sambil sesekali aku menatapnya dan tersenyum sampai akhirnya kami sampai di resto pinggir pantai.  Tempat yang indah terdapat live music dan penataan dekorasi yang indah dan serba putih. kami duduk di satu meja dan memesan makanan. Aku masih tersenyum menatapnya sesekali tapi kelihatannya dia tak menyadarinya, mataku mengarah ke live band itu dan aku berdiri, Eicth menarik tanganku “mau kemana?” tanya nya, aku tersenyum dan berkata “mau kasih surprise buat kamu!” dan aku pun pergi mengarah panggung kecil itu. Aku minta seseorang memainkan gitar untuk mengiriku bernyanyi dan aku pun bernyanyi sambil menatap wajah Eicth.

Sejak ku berjumpa denganmu..
Walau hanya sekejap mata..
Ingin rasanya aku ucap..
Sluruh perasaan cintaku..

Ku yakin kau bisa, bahagiakan hatiku..
Dan hanyalah kamu.. hanya kamu..

Saat bintang tersenyum padaku..
Aku ingin kamu..
Ku ingin kau ada temani stiap langkah kakiku..
Terimalah cintaku..
Aku ingin kamu..
Aku ingin kamu..
Ingin kamu.. ingin…………kamu..

****

Ku pejamkan mataku menandakan kepuasan hatiku melantunkan lagu itu dan ku buka mataku, kutatap semua orang bertepuk tangan dan ku lihat meja dimana Eicth duduk tapi bangku itu kosong, kucari-cari tapi tak ku temukan, tepuk tangan masih terdengar di kupingku, namun air mataku terjatuh. Blackberryku berbunyi kubaca pesan itu “Eicth : waah.. hebat!! kamu bikin lagu itu semalem?” aku tersenyum membacanya.. hatiku berkata “andai kamu ada disini dan dengerin lagunya”.


ket : cerpen ini Fiksi, nama dan karakternya pun Fiksi (dibuat sama asmirandah karena ingin menceritakan kisah dari lagu yang dibuatnya)