tag:blogger.com,1999:blog-3546478888729576162024-03-05T13:21:32.489+07:00LovAndah by ASMIRANDAHLovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.comBlogger37125tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-507680577476200572011-05-19T22:44:00.000+07:002011-05-19T22:44:03.541+07:00KESALAHPAHAMAN membuatku BELAJAR<!--StartFragment--> <br />
<div class="MsoNormal" style="mso-outline-level: 1;"><b><br />
</b></div><div class="MsoNormal"><o:p>Aku berdiri di depan toko kue, ku tarik tangan Chika dan masuk kedalam toko kue. Begitu melihat pelayan aku langsung menghampirinya.</o:p></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Diana : “saya mau strawberry cheesecake, kamu mau apa?”</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Chika menoleh kearah meja kue, dan menunjuk.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Chika : “Chocolate cake”.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Diana : dibawa ya mbak.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Pelayan langsung membungkus kue tersebut, setelah membayar Aku dan Chika pergi keluar dari toko kue.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="mso-outline-level: 1;">Diana : “makan di rumah ku ya”</div><div class="MsoNormal" style="mso-outline-level: 1;"><br />
</div><div class="MsoNormal">Chika mengangguk, kamipun berjalan dipinggir jalan sambil bergandengan tangan.</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Setelah sampai di rumah, aku mempersiapkan meja taman belakang dan kami duduk berdua sambil menikmati kue yang kami beli.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Chika : “kenapa kamu pilih Strawberry cheesecake?” </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku menjawab dengan mulut mengunyah sendokan pertama kue.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Diana : “karena hidup aku seperti kue ini, diluarnya nampak cantik, indah, hiasan yang menggiurkan, tapi ketika strawberry ini kamu gigit rasa asamnya terasa, dan jika kamu memakan kue ini dengan kondisi tidak dingin dia tidak akan enak dan tidak bisa tahan lama.. kamu kenapa suka coklat?”</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Chika terdiam, wajahnya menunduk.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Chika : “karena nenekku suka coklat”</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku terdiam lalu tersenyum sambil mengangguk. Aku memang baru mengenal Chika, dia anak baru dikantor ku. Aku melihat sosok Chika yang kurang bergaul, sering menunduk dan terlalu serius, aku mencoba mendekati Chika agar tahu latar belakangnya. Karena aku rasa kehidupan Chika sama seperti hidupku, tidak senormal kehidupan orang lain. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku berusaha menghibur Chika dengan beberapa lelucon yang ku ingat-ingat semasa sekolah, namun ketika kami tertawa lepas, tawa kami terhenti ketika Ayahku masuk kedalam rumah dengan merangkul seorang perempuan. Ayahku hanya menatapku sesaat dari kaca jendela dapur lalu pergi begitu saja. Aku menangkap air wajah Chika yang penuh dengan pertanyaan, aku hanya tersenyum sambil menawarkan minum, Chika hanya mengangguk sambil meminta air putih. Aku masuk kedalam rumah.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Didalam rumah, aku mendengar suara gelak tawa perempuan yang Ayahku bawa tadi, suara dari lantai atas itu terdengar sampai lantai dasar, aku hanya menghela nafas sambil menuang air putih kedalam 2 buah gelas.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal">kembali ditaman belakang…</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Kini aku tengah mendengarkan cerita hidup seorang Chika, ia bercerita bahwa neneknya hidup bersamanya sejak orang tua Chika meninggal dalam kecelakaan pesawat terbang. Namun bukan sekedar itu, Chika harus menghadapi kenyataan bahwa selama 15 tahun ini neneknya mengidap penyakit <span style="mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 13.0pt;">penurunan fungsi saraf <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Otak" style="text-decoration: none;"><span style="color: windowtext;">ota</span><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-decoration: underline;">k</span></a></span>, yang membuat neneknya merasa seperti anak remaja usia 17 tahun, dimana seakan neneknya sedang merasa jatuh cinta dan menganggap Chika adalah sahabatnya bukan cucunya. Setiap siang Chika harus menerima telepon dari neneknya yang selalu bilang bila dirinya sedang jatuh cinta. Dan dirumah Chika harus menghadapi neneknya yang seperti adiknya. Cerita terhenti ketika telepon genggam milik Chika berdering.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Chika : nenek.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Diana : besarkan suaranya, aku mau dengar.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku menyimak pembicaraan Chika dengan neneknya :</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Nenek : Chika, kamu dimana? Aku bertemu dia hari ini, dia datang mengantarkan bunga, menemani aku berjalan di taman komplek dan dia mengajarkan aku naik sepeda.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Chika : aku masih dirumah temanku, sebentar lagi aku akan pulang.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Nenek : cepat kamu pulang, aku punya banyak cerita untukmu hari ini.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dan Chika menutup teleponnya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Chika : maaf ya Na, aku harus pulang.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku mengangguk mengerti, ku antar Chika sampai berjalan hilang di belokan jalan rumah.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal">aku membereskan piring dan gelas yang tadi ku pakai, manaruhnya kembali kedalam rak dengan rapi, tak lama Ayahku dan perempuan itu turun, Ayahku mengantarkan perempuan itu sampai depan pintu dan kemudian menutup pintu begitu saja. Aku menatap Ayah tajam, pikiranku penuh pertanyaan dan Ayah hanya bilang “sekertaris”, aku hanya membulatkan bibirku “ooh”.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal">Selama ini aku memang hidup dengan Ayahku, sejak Ibuku meninggal 5 tahun yang lalu, komunikasiku dan Ayah tidak pernah berjalan baik. Kami seperti orang asing yang hanya mengenal sebatas nama, dan jabatan. Bisa dikatakan kami tak seperti layaknya Ayah dan Anak, aku selalu bertengkar dengan ayahku saat aku tahu bahwa Ayahku menjadi suka minum dan banyak bermain dengan banyak wanita. Itu yang tidak dapat aku terima, Ayah berubah setelah Ibu pergi. Bagiku ini tidak masuk akal, aku selalu berusaha bicara padanya tapi Ayah sangat menutup rapat-rapat mulutnya, baru ditahun ini ia agak sedikit bicara walaupun hanya sepatah atau dua kata. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sempat aku bertengkar hebat dengan Ayahku, saat itu ulang tahunku, Ayah tidak mengucapkan apapun padaku, Ayah hanya menatapku lalu pergi meninggalkan rumah selama seminggu, setelah aku tahu ia pergi bersama banyak wanita, aku marah luar biasa, aku sangat kecewa dengan apa yang beliau lakukan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Saat ini aku duduk berhadapan dengan Ayahku di ruang tengah, Ayah memberikan aku sebuah amplop. Dan aku membukanya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Diana, </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Maaf hanya bisa dengan surat ini Ayah menjelaskan semua yang terjadi.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="mso-outline-level: 1;">Kemudian Ayah memberikan amplop lainnya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Dear Diana,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Ayah tahu lima tahun belakangan ini kau sangat kesepian tanpa hadirnya seorang ibu, Ayah masih ingat jelas pertengkaran hebat dimana kamu memarahi Ayah karena Ayah bermain dengan banyak perempuan. Ayah tahu telah banyak melakukan kesalahan, tetapi kamu perlu tahu.. Ibumu tak akan pernah tergantikan oleh siapapun, sebelum Ibumu meninggal kenyataan pahit yang harus Ayah dapati adalah Ibumu meninggal dalam kecelakaan bersama kekasihnya. Mungkin kamu ingat seorang pria paruh baya yang ada saat Ibumu meninggal, dikamar rawat.</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku mencoba mengingatnya,.. benar! .. Ayah benar! Aku ingat, seorang pria berusia sama seperti Ayahku menemani Ibuku sebelum aku dan Ayah sampai di rumah sakit, dan sebelum meninggal Ibu menggenggam tanganku sambil berucap “maafkan Ibu, tolong jaga Ayahmu”.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Jika kau sudah mengingatnya, apa kau bisa merasakan apa yang Ayah rasakan saat ini? Ayah tidak melakukan hal yang macam-macam dengan perempuan yang selama ini bersama Ayah, Ayah hanya ingin mencari pengganti Ibumu, Ayah hanya ingin berusaha yang terbaik untukmu, tetapi Ayah salah. Apa yang Ayah lakukan tidak pada tempatnya. Dan sekarang Ayah menyesal, Ayah sempat tidur dengan satu perempuan dan perempuan itu bukan perempuan baik. Jika kamu melihat perubahan pada tubuh Ayah, saat ini kau harus tahu bahwa Ayah sakit. Dan Ayah sangat menyesal, Ayah mohon.. maafkan Ayah.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tulisan dalam surat terhenti, Aku terdiam memikirkan maksud Ayah, Ayah memberikan aku amplop selanjutnya, Amplop yang berbeda dengan amplop sebelumnya. Dan sangat terkejut saat aku membaca bahwa itu adalah surat keterangan dokter yang menyatakan bahwa Ayah menderita “AIDS”. Aku menatap Ayah, airmataku berjatuhan tak dapat kutahan, kubuang semua surat dan aku berlari keluar rumah.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku berlari disepanjang jalan, menahan isak tangis yang membuat nafasku tak menentu.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Entah harus kemana aku berlari, aku hanya membutuhkan tempat yang tenang untuk sesaat menenangkan fikiranku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">aku telah sampai didepan rumah Chika, aku melihat wajah Chika yang bertanya-tanya menatap wajahku yang tentunya tidak karuan. Aku juga melihat Neneknya yang sedang sumringah menatap setangkai bunga di tangannya, aku mencoba menyapa Nenek tetapi tak ada jawaban. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Kepada Chika aku tak bisa menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, karena Chika terlalu sibuk mengurus neneknya yang menurutku tepat seperti orang yang memiliki gangguan jiwa, tapi aku melihat wajah Chika yang menemani Neneknya tanpa beban, Chika ikut tertawa, ikut menari bahkan mendengarkan cerita neneknya tanpa lelah.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Apa yang Chika lakukan pada Neneknya seharusnya apa yang aku lakukan pada Ayah, aku terdiam menatap pandangan yang membuat mataku kembali berair, pandangan yang merubah fikiranku, dan saat itu aku hanya memeluk Chika dan pamit untuk kembali pulang.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sesampainya dirumah aku melihat Ayahku sudah didepan pagar dengan beberapa tas ditangannya. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Diana : Ayah mau kemana?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Toni : Ayah akan pergi, agar kamu tidak tertular. Maafkan Ayah.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Diana : Ayah pergi begitu saja meninggalkan Ana? Tidak merasa bersalah?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ayah hanya terdiam, aku berlari memeluk Ayahku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Diana : Ana yang seharusnya minta maaf sama ayah, seharusnya Ana bertanya pada ayah baik-baik, bukan langsung marah dan menuduh ayah. Dan ayah, Ana tidak ingin ayah pergi, karena penyakit ayah tidak membuat Ana menghindari ayah, walaupun kita tetap harus menjaganya, tapi Ayah tidak akan pernah tergantikan, biarkan Ana merawat ayah, dan janji sama Ana ayah tidak berhubungan dengan wanita manapun lagi.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ayah tersenyum padaku dan mengangguk.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Toni : Ayah janji.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku memeluk Ayahku dengan erat.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal">Ayah meninggal pada usia 72 tahun, dimana tubuhnya terlihat sangat kurus namun kulitnya tetap terawat, begitupun dengan Nenek Chika, beliau wafat terlebih dahulu. Dan kini aku dan Chika membuka Rumah sakit untuk membantu para pasien penderita penyakit yang memerlukan bantuan dan perhatian ekstra.</div><!--EndFragment-->LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-50264763189245502862011-05-15T13:06:00.000+07:002011-05-15T13:06:19.685+07:00Cookies..<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Aku memasukan butter atau mentega secukupnya (kira2 lebih dari setengah dari 1 kotak butter) ke dalam mangkuk besar dengan bahan plastik tebal, diaduk atau bisa menggunakan mixer sampai lembut, masukan 2 butir kuning telur, gula (halus atau pasir) aduk sampai rata, perlahan masukan tepung terigu berprotein sedang (sesuai banyaknya kue yang akan di bikin), mengaduknya dengan tangan lebih akan terasa enak dibandingkan dengan alat bantu (sendok dan lainnya) aku masukan bubuk cocoa (bubuk coklat sebagai perasa dan warna) lalu aku memasukan 2 tetes perasa almond, masukan coklat chips kecil diaduk perlahan (pakai perasaan). setelah terasa lembut dan sudah merasakan adonan cukup rasa manisnya, aku membentuk adonan menyerupai kepingan koin dengan ukuran agak besar. setelah aku membentuk semua adonan, sampai adonan tidak tersisa, aku memasukan bentuk adonan tersebut kedalam loyang yang sudah dialasi kertas kue.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwO_GddykomT5OT3B8uhkqMbIhnVgI_JJS9aAO74boGaRzmz-1gE7s8qi1Au4VDbH5TboYdm-m9kRMobQ6Pty1xY1FJ1QifetO0k0penVAeW5NS7rre8LFfgqw2En9H00Dvn2MB8TTseSS/s1600/94416%252Cxcitefun-chocolate-chip-cookies.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwO_GddykomT5OT3B8uhkqMbIhnVgI_JJS9aAO74boGaRzmz-1gE7s8qi1Au4VDbH5TboYdm-m9kRMobQ6Pty1xY1FJ1QifetO0k0penVAeW5NS7rre8LFfgqw2En9H00Dvn2MB8TTseSS/s1600/94416%252Cxcitefun-chocolate-chip-cookies.jpg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Aku menata adonan dengan memberikan jarak agar hasilnya tidak menempel, setelah itu ku masukan loyang kedalam oven yang sudah dipanaskan terlebih dahulu, tidak terlalu lama hanya kurang lebih 15 menit menunggu sampai coklat cookies matang dan siap dinikmati. </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">__SELAMAT MENCOBA :)__</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br />
</div>LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-77075024289546340962011-05-15T12:01:00.002+07:002011-05-15T12:30:19.463+07:00Enjoy your Life<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL9_p7qJsnKVQxmiN7v0JTbBi2x_ban-xvLcTZNBYT7mfQMh_S4kP7Pr05Mefh6agqJ4xBU7ndtXPiJjwXco85OhmpDUMl633zV1b-02_Xf08fvYsxHweyKiJOmzJR8r3Dabbw6zjCDPng/s1600/_MG_0955.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="172" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL9_p7qJsnKVQxmiN7v0JTbBi2x_ban-xvLcTZNBYT7mfQMh_S4kP7Pr05Mefh6agqJ4xBU7ndtXPiJjwXco85OhmpDUMl633zV1b-02_Xf08fvYsxHweyKiJOmzJR8r3Dabbw6zjCDPng/s320/_MG_0955.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><br />
Ketika anda berjalan bersama saya dengan melangkahkan kaki kanan dan kiri menapaki jalanan kecil dengan taman berbunga yang mengelilingi..apakah anda yakin bahwa hari itu anda telah bersama saya untuk sesaat, semenit, sejam, sehari, seminggu, sebulan, setahun atau selamanya..<br />
Apakah anda yakin bahwa setiap detik yang berpindah itu adalah gambaran kecil dari dunia kehidupan. apakah anda tahu bahwa setiap nafas manusia yang berhembus didunia ini adalah nafas dengan banyak harapan?<br />
Harapan untuk hidup, harapan untuk selalu mendapatkan keinginan yang terbaik. dan kini apakah dapat anda gambarkan apa yang akan anda pilih?<br />
Apa yang anda pahami?<br />
Memilih untuk diam atau memilih untuk maju?<br />
Memilih untuk damai atau bertempur?<br />
Memilih untuk berjuang atau diperjuangkan?<br />
<br />
__ENJOY YOUR LIFE__LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-80858030495141396522011-05-15T11:53:00.003+07:002011-05-17T11:34:19.729+07:00AKU<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7yEhdmBuoNyfqRnDciZg2ZxHuH-P7emDnzdSvNSnLWVZUt4olEmERCp3TkzAom2WXiOimvW4PZj-bJmPrNh4YtrGC-KYAM20W_aCP36ZxwI6llVRj2eGKWD65cbtCpw9b0he57VcSZjx7/s1600/DSC00186+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="236" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7yEhdmBuoNyfqRnDciZg2ZxHuH-P7emDnzdSvNSnLWVZUt4olEmERCp3TkzAom2WXiOimvW4PZj-bJmPrNh4YtrGC-KYAM20W_aCP36ZxwI6llVRj2eGKWD65cbtCpw9b0he57VcSZjx7/s320/DSC00186+copy.jpg" width="320" /></a></div><br />
***<br />
Ketika aku merasa aku sudah benar..<br />
Aku telah dewasa, aku bisa mengerti..<br />
Aku bisa memahami, aku telah belajar..<br />
itu hanya alasan dalam fikiran ku..<br />
pelajaran hidup yang ku alami berbanding terbalik dengan apa yang ku fikirkan dan kenyataan.<br />
apa yang benar menjadi salah, dan apa yang salah menjadi benar (dalam fikiran).<br />
ketika seseorang meminta ku menggunakan hati untuk membantu menenangkan semua fikiran, aku mencobanya dengan perlahan.<br />
walaupun berat, tapi ini adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik, bahkan menjadi baik yang sesungguhnya, bukan karena diminta, bukan untuk diminta, tetapi untuk diri sendiri dan untuk semua orang.<br />
<br />
***<br />
Aku berusaha mengesampingkan apa yang ada didalam fikiran..<br />
Menghapus puluhan tahun fikiran dan prinsip yang sempat dimiliki.<br />
Menatap langit-langit yang dilintasi pelangi tanpa warna.<br />
Menghadapi setiap langkah tanpa kicauan burung.<br />
Merasakan senyapnya dunia yang seolah berpaling.<br />
Dan aku ingat sebuah janji yang berbunyi :<br />
<br />
"Jika kau berhasil semua akan lebih indah dari imajinasimu yang lebih gila dari fikiran orang lain"<br />
<br />
Aku hanya duduk termenung mengartikan maksud kalimat, kata demi kata.<br />
Menikmati alur cerita yang dibuat untuk mengingatkanku setiap tanda tebal, garis bawah dan keterangan.<br />
Menikmati bait demi bait lirik yang tertulis begitu banyak makna.<br />
Menyentuh bagian dasar bumi untuk membantuku menghadapi perjalananku dan belajar memahami semuanya dengan bersyukur kepada Tuhan.<br />
<br />
***LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-8452828078431166612011-03-26T18:29:00.000+07:002011-03-26T18:29:17.801+07:00Aku mencintaimu ibu..<!--StartFragment--> <br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Meringis jiwaku saat melihat mereka menyingkirkan segumpal darah bernyawa.</div><div class="MsoNormal">Teriris hatiku saat mendengar berapa banyak anak yang ditelantarkan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Anak adalah anugerah, </div><div class="MsoNormal">Diinginkan, tidak diinginkan..</div><div class="MsoNormal">Dicintai, tidak dicintai..</div><div class="MsoNormal">Namun mereka tetap Anugerah..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Setelah melakukan kesalahannya, setiap hati seorang ibu akan selalu menyesal.</div><div class="MsoNormal">Lalu apa penyesalan dapat merubah semuanya akan menjadi lebih baik?</div><div class="MsoNormal">TIDAK.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Berapa banyak nyawa lagi yang harus dikorbankan? Berapa banyak nyawa yang harus menangis? </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Apakah tidak bisa kita merasakan denyut nadinya.. </div><div class="MsoNormal">Mendengar tangisannya..</div><div class="MsoNormal">Melihat langkah kaki kecilnya..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Apakah kita tetap bisa melihat tawa kecilnya?</div><div class="MsoNormal">Tatapan matanya, dan senyuman termanisnya?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Beberapa pasangan bertahun-tahun mendambakan mereka..</div><div class="MsoNormal">Tetapi pasangan lain membuang mereka, sebenarnya mereka berteriak “aku mencintaimu Ibu”</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Cintai mereka sebelum dan sesudahnya, maka mereka akan menjadi anugerah terindah, karena mereka adalah yang terindah dari segalanya yang terindah.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm8AVYs5LAiYb0HrvUs6eFpfOdtz-x421v7dYX00eF_qCLoJZVv7rRIVj23X7nQwnwHXlA413AbPBpokHZD1axSA_69Z6RH_9eox6-aSXIVXD5-POS9pyHiZIL7L0H4GwPMaxfFAAgbPPO/s1600/baby.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm8AVYs5LAiYb0HrvUs6eFpfOdtz-x421v7dYX00eF_qCLoJZVv7rRIVj23X7nQwnwHXlA413AbPBpokHZD1axSA_69Z6RH_9eox6-aSXIVXD5-POS9pyHiZIL7L0H4GwPMaxfFAAgbPPO/s320/baby.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXf3jnpEUFD4tvW7hRN3PtywYBLxfKjQEQfBSI8NoH83iVRHvZQ2LRC4TjAtVDUHbXP5eYIfLM6DHL611Dv_MvROWQhEqJa9i4sdK7sTHSlpEktCMvn5JpW6eBIS3KwIJLqN22KISqzJhf/s1600/baby-names-baby-in-towel%25282%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXf3jnpEUFD4tvW7hRN3PtywYBLxfKjQEQfBSI8NoH83iVRHvZQ2LRC4TjAtVDUHbXP5eYIfLM6DHL611Dv_MvROWQhEqJa9i4sdK7sTHSlpEktCMvn5JpW6eBIS3KwIJLqN22KISqzJhf/s320/baby-names-baby-in-towel%25282%2529.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjArPA6wi-D73pQZHJ7hkYCSx54coqUvFo5ngPrJlfPlQo-NtgOYDfL45KFfiWho_SGcXoL7W6q53m41l0udhES-F4yWaOkFx2bN7T68FwmUozk8sJv1bHwdluzYQr5WZs-q8N4RVtKDdBk/s1600/0305021405491baby_feet.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="234" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjArPA6wi-D73pQZHJ7hkYCSx54coqUvFo5ngPrJlfPlQo-NtgOYDfL45KFfiWho_SGcXoL7W6q53m41l0udhES-F4yWaOkFx2bN7T68FwmUozk8sJv1bHwdluzYQr5WZs-q8N4RVtKDdBk/s320/0305021405491baby_feet.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><!--EndFragment-->LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-7486050459637769032011-03-26T18:27:00.001+07:002011-03-27T14:08:46.337+07:00Cintai mereka sepenuh hati<div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Mereka tak pernah memujiku,</div><div class="MsoNormal">Mereka tak pernah membenciku,</div><div class="MsoNormal">Mereka tak pernah mentertawaiku,</div><div class="MsoNormal">Tetapi mereka mencintaiku..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sejak kecil mereka menemani setiap langkahku tanpa mengeluh, walaupun keringat menetes dari tubuh mereka.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Mereka selalu menyanyikan lagu tidur, seakan aku tak pernah terjaga dan selalu terlelap dalam tidurku saat mereka mengalami mesalah, dan mereka menjagaku sampai aku dewasa.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Keterbukaan kami membuat cinta kami selalu membuat keadaan buruk menjadi baik, yang sedih menjadi bahagia, dan tentu tak mudah menatanya..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Kami berjuang bersama dalam hidup, mengalami lika-liku, kesakitan, kepedihan yang selalu kami bagi bersama untuk memecahkan segala masalah dengan mencari alasan dan memperbaikinya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Keluarga adalah segalanya, beruntungnya jika keluarga lengkap dengan cinta yang indah.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Pasti akan banyak kenangan bagi setiap keluarga yang tak lengkap, maka nikmatilah dengan kasih sayang sepenuhnya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Jangan sia-sia kan orang tua, karena restu, do’a dan kata-kata mereka sesungguhnya adalah petunjuk jalan terbaikmu.. karena tuhan menitipkan mu pada mereka..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Untuk seluruh orang tua dan keluarga diseluruh dunia,</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtK1M20lTa6W_1pRXRDW0aK8iUD5MaDtPNqnGu2LmSYKgUYGwR_DLWlHbhFpbcz2OzQOz5h1Lnhxwv7Na-7Wx8bkScUgk6rYB-PekXkKIkv6aqQHftLUFHPzDyxXQ8VXmMLIi9zM0WdNPE/s1600/family.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtK1M20lTa6W_1pRXRDW0aK8iUD5MaDtPNqnGu2LmSYKgUYGwR_DLWlHbhFpbcz2OzQOz5h1Lnhxwv7Na-7Wx8bkScUgk6rYB-PekXkKIkv6aqQHftLUFHPzDyxXQ8VXmMLIi9zM0WdNPE/s320/family.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal"><br />
</div>LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-15803131435737692342011-03-26T18:25:00.000+07:002011-03-26T18:25:19.685+07:00Aku membutuhkanmu..<!--StartFragment--> <br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHYLINO86kU9yuBy7NzakXrcNG_HjERTuO9BqS5da7su8wpNPtYIcUwvp-d4LvKUIkrPSJoWHuLsmzLpRjMUyXzS7aux77THbkBeUawFajZHAziTFXCtfazpch7z6PK4265s-7182FrlJh/s1600/3334027822_d6486217ff.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHYLINO86kU9yuBy7NzakXrcNG_HjERTuO9BqS5da7su8wpNPtYIcUwvp-d4LvKUIkrPSJoWHuLsmzLpRjMUyXzS7aux77THbkBeUawFajZHAziTFXCtfazpch7z6PK4265s-7182FrlJh/s320/3334027822_d6486217ff.jpg" width="214" /></a></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku tak sepintar pencipta lagu yang dengan mudah menemukan kata dengan melodi.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku tak sepintar penyair yang bisa menghayati setiap syair dengan perasaan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tapi yang aku rasakan ini adalah pasti. Aku merasakan sesuatu..</div><div class="MsoNormal">Maka maafkan jika ada beberapa baris kalimat yang aneh.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Kau bukan hanya memindahkan isi tasku..</div><div class="MsoNormal">Bukan hanya memindahkan isi pikiranku..</div><div class="MsoNormal">Tetapi kau membawa aku kembali dari masa laluku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dan aku tidak percaya, sampai “Dia” bilang : Tenang!</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Meskipun aku<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tahu dari catatan sejarahku, aku bukanlah yang terbaik, yang aku minta hanya “jangan lepaskan aku”.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku yakin pada setiap kisah yang sama, bertahun-tahun aku bahagia hidup di dalam kenangan dan kejayaan yang lalu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tetapi kau memberikan aku alasan untuk bangkit kembali..</div><div class="MsoNormal">Kini aku membutuhkanmu walaupun kau hanya memberikan aku bunga potongan setiap bulan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL9dVaIB4WQtPekmM1VQT1EdBbEQdJxrTcEAVj3J0DebdP1mQx_hVU-kK0hiEztn-hPpINJP3Szf-BZxH1-PwuhCsuP0ZwJVJBhqGFmaml1MhIeNcN-Q-Ky8SBHeoZ9CxJtoTTeaT1A5Zt/s1600/D2-0012.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="204" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL9dVaIB4WQtPekmM1VQT1EdBbEQdJxrTcEAVj3J0DebdP1mQx_hVU-kK0hiEztn-hPpINJP3Szf-BZxH1-PwuhCsuP0ZwJVJBhqGFmaml1MhIeNcN-Q-Ky8SBHeoZ9CxJtoTTeaT1A5Zt/s320/D2-0012.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Terimakasih atas setiap waktu yang selalu kau berikan.</div><div class="MsoNormal">Terimakasih untuk setiap waktu yang kau luangkan untuk mendengarkan keluh kesahku.</div><!--EndFragment-->LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-84824426819624397122011-03-26T18:22:00.000+07:002011-03-26T18:22:11.842+07:00INDONESIA, Aku Cinta..<!--StartFragment--> <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7-ZDbxr7AoWhx79sdKtKi7clai7BqAQgKRg4IXqS0Ql5RPU5976uG6nr7GqiJU8fv_t43LzYJW3rjoSmtMy9A8OSUpgxzK3fWyVvSGQtkfgOdAdvRv_Fuxaip0QFOAgOqwDkIlRRQyYY_/s1600/Indonesia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="228" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7-ZDbxr7AoWhx79sdKtKi7clai7BqAQgKRg4IXqS0Ql5RPU5976uG6nr7GqiJU8fv_t43LzYJW3rjoSmtMy9A8OSUpgxzK3fWyVvSGQtkfgOdAdvRv_Fuxaip0QFOAgOqwDkIlRRQyYY_/s320/Indonesia.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku masih melihat anak-anak merengek meminta makanan, anak-anak yang ingin sekali bersekolah dengan harapan dan air mata yang berlinang.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku masih melihat orang-orang tua yang duduk dipinggir jalan.. menaikan tangan mereka dengan PASRAH atau TERPAKSA.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Mengapa?</div><div class="MsoNormal">Mengapa?</div><div class="MsoNormal">Mengapa mereka?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Apakah tidak cukup bantuan dari negri untuk mereka? Apa yang bisa kita lakukan untuk mereka? Apa yang harus kita benahi untuk negri tercinta..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Apa?</div><div class="MsoNormal">Apa?</div><div class="MsoNormal">Apa semua akan menjadi baik?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Bagaimana caranya agar setiap orang memiliki satu pikiran untuk memikirkan kekurangan bangsa dengan membenahi segala penyebab kekurangan tersebut.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Bagaimana?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Apakah kami harus berdiam diri, berpangku tangan sambil memandang kosong tanpa menoleh?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dengan menghormati yang terdahulu,</div><div class="MsoNormal">Jiwa muda harus menunjukan, Bangkit!, bangkit bersama! Berjuang untuk negeri Indonesia.</div><div class="MsoNormal">Diawali dengan pencerminan pada diri sendiri, percaya! Mampu!</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">to : Indonesiaku</div><!--EndFragment-->LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-31607066081298687762011-03-26T18:20:00.000+07:002011-03-26T18:20:28.673+07:00Wanita tua disebrang<!--StartFragment--> <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisu5SR43Msgy5BuXlKyapydQhRFKykb0bTrdcVPU9QSz00zbXj487n2ivc3bJpfqS8aWefOlmAK8DUKwmN5_CLJFMx5nbfmUkU9kYIlNXOlNHL6Fi3T3tRjoRUH2gceRH4xKkig1mcVXEc/s1600/GrandmasHouse.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="254" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisu5SR43Msgy5BuXlKyapydQhRFKykb0bTrdcVPU9QSz00zbXj487n2ivc3bJpfqS8aWefOlmAK8DUKwmN5_CLJFMx5nbfmUkU9kYIlNXOlNHL6Fi3T3tRjoRUH2gceRH4xKkig1mcVXEc/s320/GrandmasHouse.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Setiap pagi, saat matahari masih malu-malu menatap langit, aku melihatnya keluar dari pintu kayu rumah itu, ia menyibakkan beberapa kain beraroma jamu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Di siang hari, ia selalu menyisakan sepiring nasi untuk dikeringkan dan diolah menjadi makanan ringan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dan langkah kakinya selalu beriringan dengan irama sapu lidi setiap sore, menyingkirkan daun-daun yang kering bernuansa coklat.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Malam hari, tak pernah ia melewatkan waktu untuk selalu duduk di depan terasnya di kursi goyang sambil memandang langit gelap yang bertabur bintang setelah sholat isya.</div><!--EndFragment-->LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-40340083525743579622011-03-25T10:23:00.000+07:002011-03-25T10:23:42.564+07:00Aku merindukanmu..<!--StartFragment--> <br />
<div class="MsoNormal">Apa artinya seorang sahabat?</div><div class="MsoNormal">Apa artinya teman kecil?</div><div class="MsoNormal">Apa artinya saudara?</div><div class="MsoNormal">Apa artinya teman berantem?</div><div class="MsoNormal">Apa artinya teman yang baik?</div><div class="MsoNormal">Apa artinya sayang, tertawa, bercanda, menangis, sakit, bahagia?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Susi Andriati Purti, ketika aku menulis nama ini.. saat ini air mataku mengalir deras, dia adalah gadis kesayanganku, teman kecilku, sahabat terbaikku, saudara tercintaku, teman bertengkar, teman yang baik, berbagi kasih sayang dalam canda dan tawa, berbagi kesedihan dan duka, dan itu membuat kami bahagia.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dia bukan sekedar sahabat, bukan sekedar saudara, dia adalah seorang gadis yang memiliki hati yang lembut, tak pernah ingin ia menyusahkan orang lain, tak pernah ingin membuat repot orang tua dan keluarganya. Gadis yang cantik dengan hati yang baik, menyimpan banyak kenangan bersamanya membuat aku selalu merindukannya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Pernah sewaktu ketika saat aku dan susi bermain di rumah, saat itu usia kami masih 6 tahun, kami bisa bermain di dalam kamar seharian, kami menggunakan boneka –boneka yang seakan-akan mereka adalah keluarga kami.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Aku dengan boneka teddyku adalah sepasang adik-kakak, Susi dan boneka Loly adalah anak dan ibu, kami bisa bermain masak-masakan, kadang kami membuat tenda diatas tempat tidur dengan kain-kain, kami juga bisa membuat seakan-akan kami naik kesebuah mobil angkot dengan berpenumpang yang penuh, ada panda,beruang,kelinci (boneka).</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dalam urutan keluarga Susi adalah sepupuku, dan kami lebih dekat dari sekedar seorang sepupu. Kini aku hanya bisa menatap fotonya, berharap aku akan bertemu dengannya, entah itu kapan. Aku hanya bisaberharap dan selalu mengirimkannya do’a. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Senyum terakhir yang aku lihat, saat aku tahu Susi masuk rumah sakit yang katanya : karena tifus, namun pihak keluarga agak curiga bahwa sakit yang dideritanya bukanlah penyakit biasa, bahkan terdengar kabar bahwa dokter bilang hidupnya sebentar lagi. Aku datang menemui Susi hanya bisa memberinya semangat sambil melontarkan beberapa candaan “harus sembuh loh… kalo gak tonjok nih” ..aku melihat senyum dan mendengar tawanya, lalu dia berkata “iya.. aku sembuh.. ini juga sebentar lagi sembuh.. nanti mau kerja sama andah ya” aku tersenyum, entah apa perasaan yang aku rasakan, karena dibalik senyumanku hatiku seperti teriris. Aku melihat Susi sangat berubah, dia sudah memakai jilbab, dia menjadi sosok gadis yang cantik, namun tubuhnya kurus sekali.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Selang beberapa minggu dari aku menjenguknya, aku pergi keacara syukuran tempat temanku, dan malam itu kurang lebih jam 8 malam, mama menelepon ku dengan mengatakan “Susi telah pergi” aku hanya menggantungkan telepon genggamku dikuping sambil berjalan keluar pintu pagar sambil menangis. Betapa menyesalnya aku, aku tak dapat melihatnya untuk terakhir kalinya, karena dari acara temanku aku harus kembali bekerja di lokasi shooting, sepanjang malam itu tak berhenti aku menangis. Keesokan paginya aku berusaha kerumah Susi untuk melawat, aku melihat mama dan papa nya yang berusaha tegar, walau hati mereka sangat pedih, kehilangan anak pertamnya. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dan saat aku menulis ini aku sangat merindukannya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Kanker yang dideritanya karena perokok pasif mengambil nyawanya diusia 21 tahun, dan kami dengan tegar menyebutnya adalah takdir, kami tak bisa merubahnya. Perempuan cantik ini telah membekaskan kenangan yang paling indah dalam hidup kami termasuk dalam hidupku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Kau selamanya dihati kami,</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">LOVE : ndah</div><!--EndFragment-->LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-63197919585250265392011-03-02T23:15:00.001+07:002011-03-02T23:17:41.373+07:00CERPEN : "dia tetap PAPA yang LUAR BIASA"<div class="MsoNormal">Kenapa harus ada anak kecil di dunia ini?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Kenapa harus melihat seseorang tumbuh dengan hal yang sangat menjijikan, tidak punya pendidikan, jorok, kotor…. AArrrrggghhhhh!!! gue paling benci kalau ada anak kecil yang buang air kecil sembarangan apa lagi sampai memuntahkan susu yang telah diminumnya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Entah kenapa gue paling gak suka sama anak kecil, ya pokoknya anak kecil dari bayi sampai umur 15 tahun, dan untungnya gue anak satu-satunya dan gak punya adik. Gue tau, gue pernah dilahirkan dan itu artinya gue pernah juga jadi anak kecil, tapi menurut gue, gue adalah bayi yang bersih dan terdidik (sorry kalo agak kasar, tapi ini pendapat gue).</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sekarang umur gue 32 tahun, nyokap-bokap gue udah nyuruh gue buat nikah, mereka bilang, mereka pengen banget nimang cucu.. ahh.. boro-boro nikah, pacar aja gue gak punya. Selama ini setiap gue pacaran sama cewek, mereka pasti ngomongin soal pernikahan dan anak, huh! Okelah, nikah boleh..tapi anak? gue mikir lebih dari seribu kali untuk mikirinnya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Siang itu gue ada acara di apartemen temen gue : Jhonny, dia ngundang beberapa teman dekatnya (termasuk gue) untuk ngerayaain anaknya yang ulang tahun ke satu tahun. Dan hari itu adalah hari yang membuat prinsip hidup gue lebih mateng. GUE GAK MAU PUNYA ANAK!.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Di apartemen Jhonny, gue ketemu orang-orang yang hampir semuanya sudah berkeluarga, sudah punya anak tentunya, sedangkan gue masih bujangan. Gue liat anak-anak itu main dengan air liur mereka, mencolek-colek kue koklat lalu memakan kue coklat itu (ini yang gue maksud dengan tidak terdidik) apa gak bisa orang tuanya ngelarang mereka berlaku seperti itu? Sedangkan anak-anak lainnya ada yang nangis (super kencang) dan yang paling gak enak dipandang, pas banget gue lagi makan istrinya Jhonny lagi bersihin pampers anaknya yang sudah penuh dengan kotoran anaknya.. (sial, kenapa juga gue harus liat!).</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Okey, gue rasa hari itu sudah cukup hidup gue dipusingkan dengan kebisingan suara teriakan dan tangisan anak kecil, intinya anak kecil itu menjengkelkan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Malamnya gue pulang kerumah dengan tampang gak enak, muka gue kusut dan rambut gue berantakan, baru aja gue sampe didepan pintu tiba-tiba seorang cewek membuka pintu dan kaget melihat gue (pikir gue : apa gue salah rumah?) gue liat keliling komplek, (bener ah, ini rumah gue) dan cewek itupun tiba-tiba tersenyum, gue bales senyum dengan sekilas lalu cewek tadi keluar dari teras kearah jalan, dan terlihat sebuah mobil terparkir disana (oohh.. mungkin anaknya temen nyokap atau bokap gue). </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dan begitu gue masuk rumah, nyokap-bokap gue segera manggil gue, dan mengenalkan gue sama tante Clara dan juga suaminya (kata nyokap : tante Clara itu temen SMAnya dulu) okay than, gue naik keatas untuk bersih-bersih.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gak perlu waktu lama untuk bersih-bersih, yang penting gue ganti baju dan pakai parfum, hhmm cuci muka deh. Selesai itu gue langsung turun lagi untuk gabung ngobrol sama mereka diruang tengah, dan sekarang gue lihat jelas cewek itu (anaknya tante Clara) dia duduk dihadapan gue, dengan dress selutut warna merah, kulitnya yang putih bikin warna merah itu masuk banget ke kulitnya. Semakin dekat gue lihat, makin enak dipandang, dia cantik.. kalau harus gue ibaratkan mungkin kecantikannya sejajar dengan Natalie Portman (jujur, mukanya indo klasik, soalnya tante Clara juga bisa dibilang cantik).</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">sekarang gue tahu maksud kedatangan tante Clara, dia mau ngejodohin gue sama anaknya, ya tentu lah orangtua gue seneng, selain dapet menantu cantik, mereka juga sudah kepingin banget gue nikah dan lagi-lagi gue ucapkan “PUNYA CUCU”, masih jaman ya? Jodoh-jodohan? Belum tentu juga gue cocok sama nih cewek.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dua minggu berlalu, jujur aja ternyata setelah gue jalanin masa pendekatan gue sama cewek ini, gue merasa nyambung banget.. eh sorry, gue belum kenalin dia (nama nya Anggie) panggilannya “Ann”, gue ngerasa cocok sama Ann, dia cewek yang bisa apa aja menurut gue, jago masak iya, kalau karokean suaranya bagus, dia jago berpuisi (gue pernah liat tulisannya di blog) dan dia juga seorang dokter yang cantik, (gak bosen memujinya setiap hari). </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Hari ini gue jemput Ann dari kliniknya, gue mau coba bicara serius sama dia, rencananya gue mau ngajak dia kesebuah restaurant yang jauh dari kesan ramai, bukan di mall, bukan di kemang, tapi gue ajak dia ke restoran di kota.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b>Resto :</b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gue pilih tempat yang paling nyaman, dengan suasana latar pemandangan dengan lampu-lampu Jakarta.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann : tempatnya bagus, kok kamu tahu ada resto di kota seperti ini?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : (hehe) ya tau lah.. search di internet..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann pun tertawa menatap gue..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann : kamu mau bicara apa dit?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : Tentang hubungan kita Ann, mungkin to the point aja ya, aku tuh memang mau banget nikah, aku jalan sama kamu ini memang dalam bentuk keseriusan aku. Ya mungkin awalnya aku pikir kenapa juga kita harus dijodohin sama orang tua kita? Toh, seharusnya kita bisa kenalan sendiri..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tiba-tiba Ann tertawa kecil dan menghentikan pembicaraanku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann : tunggu-tunggu, dijodohin? Siapa? Aku sama kamu? (haha) dit, kita itu gak dijodohin, mama aku memang temennya mama kamu, mereka mau ketemuan karena udah lama banget gak ketemu, aku anterin mama karena kebetulan hari itu aku gak ada praktek di klinik aku, mereka gak ada maksud jodohin kamu sama aku kok, justru sebelum kamu pulang, mama kamu minta aku untuk cariin kamu pacar.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sumpah, malu banget gue….</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : jadi selama ini? Kita jalan begini? Maksudnya apa? Respon kamu?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann : dit, karena kamu to the point, aku juga to the point. Awalnya aku memang berniat sekali jodohin kamu untuk temen-temen aku, tapi setelah aku sering berkomunikasi sama kamu, aku rasa kamu nyambung sama aku, aku juga sering banget dengerin kamu siaran diradio, dan itu salah satu alasan yang bikin aku merasa klik sama kamu. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gue tersenyum lebar, nih cewek kalau udah ngomong bisa berhentiin detak jantung dan nafas gue, gue cuma lihatin bibirnya (senyumannya) dan matanya (tatapannya itu tajam).</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann : contohnya saat ini, kamu ajak aku dinner dan kamu bicarain soal hubungan kita.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gue merasa, sepertinya ini cewek jodoh gue, tanpa basa-basi gue pegang tangannya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : Ann, kenapa kita gak coba pacaran aja?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann terdiam saat itu, dia hanya menatap gue, dan tiba-tiba dia tersenyum.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann : mungkin memang lebih baik kita punya .. status seperti itu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">(haha) walaupun gue nembak dia gak romantis, tapi suasana resto ini mendukung banget.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gak terasa waktu berjalan secepat roda berputar, sekarang gue dan Ann sudah menjalin hubungan kami selama empat bulan. Dan tekat gue makin bulat, gue rasa memang sudah waktunya gue bilang sama Ann tentang prinsip hidup gue, gue ajak Ann pergi ke daerah pantai, gue parkir mobil gue dan kita tetap didalam mobil. Ann terdiam dengan masih menatap gue, dia senyum dan memeluk gue, eraaattttt banget. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : Ann, kita kan udah cukup berjalan lama. Kamu ngerasa pengen nikah gak sih sama aku?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann melepas pelukannya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann : (haha) kamu serius?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : aku serius Ann.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann : trus? Kamu ngajak aku nikah nih?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : ya iyalah Ann, ngapain ditanya lagi?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann : kita nikah, hidup sama-sama, punya anak… dan </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sebelum Ann melanjutkan, gue langsung potong.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : gak untuk anak!</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann : maksud kamu?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : An,, berapa kali sih aku harus bilang sama kamu?? Kalau aku gak mau punya anak!</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann : (mulai sewot) okey..okey dengan alasan kamu yang macam-macam itu kan? Gak suka liat anak kecil ngompol, muntah, kamu jijik lah sama mereka. Kamu nyadar gak sih? Aku juga dulu anak kecil, kamu juga dulu pernah jadi bayi.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : iya aku tau. Sekarang gini deh, kamu mau nikah sama aku atau gak??<br />
<br style="mso-special-character: line-break;" /></div><div class="MsoNormal">Ann terdiam saat itu, gue juga ikut diam, gue akui, gue udh bentak Ann dan itu terlalu kasar.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann : aku butuh waktu untuk berfikir.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sejak hari itu, hubungan aku dan Ann tidak sebaik dulu, komunikasi kami jadi berkurang (okey.. aku mulai merubah menggunakan bahasa Aku-Kamu setiap bicara dengan orang, mungkin ini pengaruh dari Ann) Ann juga selalu bilang butuh waktu sendirian, dan gak mau diganggu. Sedangkan aku tetap menjalani kehidupan sedia kala.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">………..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Malam itu sesampainya aku dirumah, aku melihat mobil Ann sudah terparkir didepan pagar, aku cepat-cepat turun dari mobil dan masuk kedalam, ternyata Ann menunggu aku di teras depan, Ann bilang dia hanya mau bicara sebentar. Jujur saat itu aku deg-deg kan, apa keputusan yang diambil oleh Ann.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann : waktu aku gak banyak. Aku cuma mau bilang, aku … aku mau menikah sama kamu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">WHAT??? Aku gak percaya dengan kalimat itu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : boleh bilang sekali lagi Ann?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann : aku mau menikah dengan kamu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : sekali lagi aja Ann..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann : aahhh,,, Adittt…</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : Plisss..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann : aku sayang sama kamu dit, aku mau nikah sama kamu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Saat itu juga aku peluk tubuh langsing Anggie dengan sangat erat, aku gak percaya dia datang untuk memutuskan menikah denganku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Percaya gak percaya, hari ini aku dan anggie resmi menjadi suami istri. Dan kami tinggal dirumah kami sendiri, rumah mungil yang cantik dengan halaman yang agak luas, sepi dan hening, dengan udara yang masih sejuk. Kami membentuk rumah tangga yang sederhana, tapi sayangnya malam pertama kami gagal karena Anggie setelah akad nikah harus datang bulan, jadi kami harus menunda. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tapi, malam ini aku bersiap berhubungan dengan istriku, Ann terlihat sangat cantik malam ini, aku mengajaknya tidur dan mematikan lampu.. apa yang terjadi? Aku gak bisa certain ditulisan ini.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;">*suasana gelap : tempat tidur</span></div><div class="MsoNormal"><b><br />
</b></div><div class="MsoNormal">Ann : sayang, kamu pakai kondom ya?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : aku kan udah bilang, aku gak mau punya anak!</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dan aku mendengar Anggie menghela nafas agak kesal.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dan memang luar biasa, pernikahan itu memang sesuatu yang sangat harus dilakukan oleh setiap pasangan, kalian akan merasakannya setelah menikah nanti, kami sangat bahagia sekali, Anggie memang seorang wanita yang sempurna. Namun kebahagiaan itu menjadi bencana untuk diriku ketika suatu pagi Anggie bilang padaku kalau dia HAMIL.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : kok bisaaa????</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann : dit, kita kan sering banget melakukannya, mungkin aja kondom kamu bocor, atau waktu kita melakukannya di kamar mandi?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : ah, gak mungkin.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann : dit, gak ada yang gak mungkin di dunia ini.. lagian kamu kenapa sih takut banget? Toh kita gak dosa, aku sama kamu itu suami istri yang SAH, jadi wajar kalau aku hamil.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : tapi kan kamu tau aku gak mau punya ANAK!!</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann : ya tapi sekarang kita akan PUNYA ANAK!!</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : gugurin aja!</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ann : Astagfirullah ADIT!!! Keterlaluan kamu!!</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku terdiam, kali ini aku terduduk, aku telah membentak Anggie untuk kedua kalinya, dan saat ini aku membentak istriku sendiri.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sejak itu rumah tangga kami tidak harmonis seperti dulu, Anggie terlihat sangat benci kepadaku, kami tidak tidur sekamar, anggie tidur di kamar tamu sedangkan aku selalu tidur disofa (bagiku, kamar kami harus ditiduri berdua), Aku maupun Anggie lebih banyak diam, Anggie pergi sendiri kemanapun ia inginkan, sedangkan aku juga melakukan hal yang sama. Namun sudah beberapa hari belakangan ini aku sering menggunakan waktuku untuk mengunjungi beberapa taman bermain.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">*Taman bermain <o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal"><b><br />
</b></div><div class="MsoNormal">Hari itu aku duduk dibangku taman, mengamati semua anak yang bermain ditaman, aku melihat seorang anak mendorong teman bermainnya hingga jatuh dan anak itu menangis, seorang ibu datang lalu menggendongnya, disisi lain aku melihat seorang anak memakan pasir yang ia pegang di taman itu (iiiyykkhh.. sungguh menjijikan, pikirku : bagaimana kalau dipasir itu ada kotoran kucing). Aku tak sanggup melihatnya aku segera pergi dari taman itu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dirumah aku melihat Anggie tengah makan dengan lahapnya, sambil membaca buku-buku tentang ibu hamil, aku memiringkan kepalaku membaca judul buku itu : “HAMIL ITU MENYENANGKAN”. (pikirku : buku macam apa? judulnya saja tidak jelas), Anggie yang melihatku langsung pergi meninggalkan aku, dan langsung masuk ke kamar tamu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Akupun hanya bisa duduk disofa depan TV, sebelum ingin mengambil remote, aku melihat secarik kertas yang ditulis oleh Anggie, akupun membacanya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: 'Handwriting - Dakota';">Suamiku tersayang,<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: 'Handwriting - Dakota';">Kini usia kandunganku sudah memasuki usian dua bulan, entah apa yang harus aku lakukan untuk mengubah keputusanmu “tidak ingin punya anak” setelah aku tahu aku hamil aku ingin sekali menyembunyikan hal itu, tapi kamu adalah suamiku dit, kamu harus tahu apapun yang terjadi padaku, jujur aku sedih aku tidak bisa merasakan kasih sayang kamu selama aku mengandung anak kamu, apakah dia tak akan mendapatkan perhatian dari ayahnya kelak? Apakah kamu akan bertahan dengan egomu? Maaf aku menulis surat ini, karena aku rasa, mungkin lewat surat ini aku bisa mengajakmu berkomunikasi tanpa harus dengan emosi. <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku terdiam setelah membaca surat itu, jujur aku tersentuh dengan kata-kata istriku, aku memang tak seharusnya berbuat seperti ini, tapi aku masih belum bisa berbuat apa-apa.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">*Kembali ke Taman bermain, hari berikutnya..<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal"><b><br />
</b></div><div class="MsoNormal">Aku kembali ke taman bermain, aku rasa ini adalah satu-satunya tempat dimana (mungkin) aku bisa merubah pikiranku, aku kembali melihat anak-anak menangis, anak-anak yang teriak-teriak tidak jelas, anak-anak yang …huh! Cukup… mereka tidak bisa membuatku berubah pikiran, aku berdiri dari dudukku dan hendak pergi, namun seorang anak kecil (perempuan) sekitar usia dua tahun menarik-narik celana jeansku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Anak kecil : papa..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku menatap anak itu, dia sangat lugu, mukanya cantik sekali tanpa dosa. Tapi yang membuat aku bingung, kenapa dia panggil aku “PAPA”</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Anak kecil : papa… paaa.. papaaa…</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Okey, aku semakin bingung, hingga tiba-tiba seorang laki-laki memanggil anak itu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Lelaki : gadis, sini sayang ini, papa..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Anak itu berlari pada lelaki yang menyebut dirinya “papa”, aku terdiam melihat lelaki itu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Lelaki : maaf, anak saya masih belajar bicara, jadi dia hanya bisa menyebut “papa” atau “mama”</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : oh, tidak apa.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Lelaki : menunggu anaknya juga?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : oh, saya belum punya anak.. maksud saya istri saya sedang hamil.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Lelaki : wah, selamat kalau begitu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku menerima jabatan tangan lelaki itu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Lelaki : saya Marcel</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Radit : saya Adit</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Marcel : trus? Kamu kesini pasti karena tidak sabar menunggu anak kamu lahir ya?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku hanya tersenyum, entah aku harus membalasnya dengan apa.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Marcel : (menepuk bahu radit) kamu harus tahu, saat kamu melihat bayi kecil itu lahir, kamu akan tergetar melihatnya, tubuhnya yang mungil, dengan kulit yang masih berwarna pink agak kemerahan, dan saat dia membuka mata, kamu akan lihat, dia bagaikan malaikat kecil yang akan selalu kamu banggakan. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku terdiam mendengar perkataan lelaki itu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Marcel : maaf saya bicara seperti ini, karena saya merasakan saat Gadis lahir, dan saat Gadis lahir, ibunya tidak bisa hamil lagi karena umurnya sudah memasuki usia 45 tahun, terlalu riskan untuk memiliki anak lagi.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">dua bulan berlalu.. perlahan aku mencoba membaca beberapa buku-buku yang dibeli anggie, aku mencoba juga untuk mengajak anggie bicara, aku mengelus perut Anggie yang makin membesar (seperti orang buncit, haha).. aku belanja perlengkapan gizi untuk calon anak kami (seperti susu untuk ibu hamil) dan lain sebagainya. Aku memijat Anggie yang sering muntah karena mual, walaupun akhirnya aku ikut-ikut muntah (dan itu berulang-ulang kali).</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Perlahan aku mulai merasakan kebahagiaan yang bisa aku lakukan untuk istriku, menemaninya senam sampai menemaninya USG. </div><div class="MsoNormal">……</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">hari berganti cepat, bulan pun berganti dengan cepat, dan bulan ini, Anggie telah memasuki usia sebilan bulan lebih delapan hari, malam itu Anggie merasa sakit diperutnya, aku dengan panik langsung mengantar Anggie ke RS, Anggie bilang padaku untuk menelfon dokter kandungannya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sesampainya di rumah sakit, tim medis cepat menangani Anggie, dokter bilang begitu Air ketuban pecah Anggie akan siap-siap untuk bersalin, apa yang dimaksud Air ketuban??? Aku tidak tahu, aku hanya bisa menemani anggie yang mengerang-erang kesakitan, tiba-tiba saja perutku ikut sakit. Rasanya aku tidak tahan jika harus menemani Anggie selama persalinan, tapi aku mencobanya, demi Ann istriku, dan demi anak kami.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Proses persalinan tengah berjalan, tubuhku bergetar, keringat dingin keluar dari seluruh tubuhku, aku tetap menggenggam tangan Ann yang teriak-teriak kesakitan, dan… Anggie teriak dengan kencang dan saat itu anak kami lahir dengan proses persalinan yang normal. Aku melihat anggie menghela nafas lega, akupun ikut lega dan aku terjatuh tak sadarkan diri.</div><div class="MsoNormal">…..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">begitu aku bangun, aku terduduk disofa RS (apa yang terjadi, setelah entah berapa lama aku pingsan?) aku melihat seorang suster masuk kedalam ruangan, aku mengikuti suster itu dan aku melihat suster memberkan bayi mungil pada Anggie, Anggie menatapku lalu tersenyum, Anggie menyusui Bayi itu (maksudku Bayi kami), aku mendekat dan saat itu, hati aku bergetar, aku melihat Bayi itu sangat nyaman menyusi dengan ibunya. Setelah suster keluar Anggie bicara padaku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Ann : Entah apa yang harus aku ucapkan kepadamu, tapi kamu sudah menjadi suami yang begitu luar biasa, kamu temani aku melahirkan walau sebenarnya aku tahu kamu tak tahan menyaksikannya, dan sebelum melahirkan walau agak terlambat.. tetapi kamu masih mau menemani aku dengan perut besarku, kamu pasti akan menjadi papa yang baik dan luar biasa untuk anak kita. <o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal"><b><br />
</b></div><div class="MsoNormal">Aku tersenyum menatap Anggie, aku terdiam kembali menatap ANAK ku.. aku menyentuh pipinya dan menciumnya lembut.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">****</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tulisan diatas, adalah tulisan suamiku.. sebelum kecelakaan menghantam nyawanya, Radit meninggal pada usianya yang ke 36 tahun, Radit memberikan aku 2 orang putri yang sangat cantik.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Walaupun usianya tidak panjang tetapi bagiku Radit tetap bersama kami, aku memutuskan untuk tidak menikah lagi, aku berusaha membesarkan kedua putriku seorang diri, aku ingat kalimat Radit yang dia kirim untukku lewat sms sebelum kecelakaan itu terjadi <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">“Tanpa kamu mungkin aku tak akan bisa merasakan keindahan hidup yang sebenarnya : melihat anakku, darah dagingku lahir kedunia, terimakasih Ann, aku sangat mencintaimu”</b>. Tulisan suamiku aku terbitkan dalam sebuah Koran dan membuat banyak pembaca membincangkannya, mungkin tulisan suamiku bisa menjadi buah pikiran bagi orang-orang diluar sana yang takut memiliki anak.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Bagiku, Radit tetap suami dan papa yang <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">LUAR BIASA</b>.. dia tak akan pernah tergantikan. Kini saatnya aku menjelaskan pada kedua putriku yang selalu bertanya <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">“mama.. papa dimana? Kapan papa pulang?”.<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div>LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com17tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-58872485242511723392011-02-28T10:21:00.003+07:002011-02-28T10:22:58.572+07:00..TERIMAKASIHKU..<div class="MsoNormal">"SubhanAllah, aku sangat bersyukur bisa mendapatkan cinta dan kasih sayang dari orang-orang di luar sana, khususnya Keluarga, Sahabat,Teman dan para Penggemarku".<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span"><br />
</span></div><div class="MsoNormal">Keluarga : lebih dari yang aku bayangkan, mereka mendukung penuh apa yang sudah ku rintis dari awal, cinta kasih sayang yang sangat penuh mereka berikan walaupun tidak ditunjukan dalam perkataan, tetapi mereka menunjukan pembuktian dengan perlakuan yang mereka lakukan untuk membantu aku. Dukungan ini yang selalu menjadi penguat hidup aku sampai saat ini.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span"><br />
</span></div><div class="MsoNormal">Sahabat : kalian bagaikan penopang disaat aku terjatuh, dan ketika aku hendak jatuh kalian langsung membantu aku untuk cepat berdiri, menenangkan hati dikala aku tidak mendapatkan keseimbangan saat berjalan, dan kalian menggandengku dengan kekuatan cinta yang begitu besar..aku sangat merasa beruntung memiliki kalian.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span"><br />
</span></div><div class="MsoNormal">Teman : teman-temanku yang selalu ada untuk menemani aku dalam kesepian, membuat suasana hening terasa ramai dan bahagia, kalian membuat aku tertawa dikala tawaku hampir lelah, kalian membangun jiwaku yang tertidur menjadi memiliki semangat, semangat baru untuk terus berjalan. Terimakasih beribu terimakasih.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span"><br />
</span></div><div class="MsoNormal">Penggemar : kalian memang bukan keluargaku, tetapi kalian mendapatkan posisi yang berada di satu hati dengan para sahabat dan temanku. Kalian sudah menjadi bagian hidup, karena tanpa kalian aku tak akan seperti ini. Kalian banyak membantu aku dalam hal apapun, dukungan dan support kalian membuat aku tidak lemah, cinta kalian membuat aku bangkit dari tempat duduk yang paling terpojok. Mungkin aku tak bisa berbagi banyak hal kepada kalian, karena masih ada keluarga yang menjadi prioritas utama untuk lebih mengetahui hal-hal yang lebih mendalam. tetapi apapun yang kalian lakukan untuk ku aku sangat menghargainya, itu adalah perwujudan rasa sayang kalian dan aku sangat menghargai dan menghormatinya. Terimakasih untuk semua cinta kalian, insya allah aku bisa memberikan yang terbaik untuk kalian.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span">_ndah_</span></div>LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com19tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-71927845606155453932011-02-25T19:18:00.000+07:002011-02-25T19:18:15.711+07:00Cerpen : "KESEMPATAN ITU ADA"<!--StartFragment--> <br />
<div class="MsoNormal">Hari itu terik matahari menyinari jalan tol jakarta-anyer, hawa panas dari matahari terlihat sangat menyengat, tak ingin rasanya aku membuka jendela mobil pasti panas sekali. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku dan Gel (kekasihku) menuju perjalananku ke anyer, karena kami ada acara keluarga dan kami sangat bahagia karena dua hari lagi adalah hari yang paling kami nantikan, kami akan menikah. Rasanya kami ingin memutar waktu agar lebih cepat. Namun kebahagian itu…</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">“aku dan kamu.. selalu bersama.. lewati malam.. walau tanpa bintang..” ku dengar lagu itu dilantunkan oleh ayah dan anak dalam sebuah radio, aku dan Gel menyanyikannya sepanjang perjalanan, kami tertawa dan bercanda.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku : Kita banget ya lagunya..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gel : kita?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gel tertawa terbahak-bahak menatap wajahku yang langsung berubah kecut, kemudian Gel mengacak-acak rambutku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gel : bercanda sayang, iya..iya.. lagunya kita banget.. hehe</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Kami bertatapan agak lama, sampai kami tidak sadar sebuah Truck berhenti mendadak didepan mobil Gel, Gel yang tersentak menoleh kedepan tak sempat menginjak rem dan mobil Gel menabrak truck itu, yang aku ingat itu adalah tabrakan beruntun karena mobil belakang juga menabrak mobil Gel dengan sangat keras, yang kuingat Gel sempat menggenggam tanganku sangat erat.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">******</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">aku membuka mataku, aku melihat cahaya putih yang terlihat samar dan buram, aku mendengar suara-suara disekelilingku “matanya terbuka.. Vina sadar.. Vina sudah sadar” aku mengedarkan pandanganku, dan mamaku mendekatkan wajahnya dihadapanku, mama bilang : beliau senang aku telah sadar setelah satu minggu, aku memutar cepat ingatanku, kejadian satu minggu yang lalu, aku menaikan tangan kananku dan aku tidak melihat cincin perkawinan melingkar dijari manisku dan aku teringat akan Gel. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku bertanya pada mama : dimana Gel ma? Apa yang terjadi dengannya, namun tiba-tiba ruangan yang penuh dengan keharuan riang itu menjadi hening seketika, adikku Lala terdiam tanpa senyum, papa juga hanya menghela nafas, dan mama.. aku melihat mama menangis sambil bicara padaku “Gel belum sadarkan diri, karena mengalami benturan yang sangat keras pada bagian kepalanya”. Aku hanya terdiam saat itu, tubuhku masih terlalu lemas untuk bangun.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Waktu berlalu, dokter bilang keadaanku kini semakin membaik. Begitu aku boleh keluar dari ruanganku hanya ada satu tujuan, aku harus keruangan Gel, aku harus menemani calon suamiku. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">****</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">kini aku sudah sangat sehat, aku setiap hari menemani Gel dirumah sakit, meskipun orang tua Gel berkata agar aku istirahat, tetapi aku tetap tak ingin istirahat. Selama ini aku bersama Gel bahkan sampai maut sempat menghabisi nyawa kami dan kami masih hidup sampai detik ini. Ini adalah kesempatan kedua untuk ku dan juga Gel yang diberikan pada tuhan, maka aku tak akan melewati kesempatan ini, sedetikpun aku tak ingin kehilangan Gel. Aku ingin selalu disampingnya sampai ia membuka matanya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">*minggu pertama :</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">aku menatap wajah Gel yang pucat, aku memainkan bulu matanya, menyentuh bibirnya, mengelus lembut pipinya, kucium kedua matanya lalu aku berbisik : “cepat sadar sayang” ku raih tangannya lalu kuciumi tangannya, tetapi tetap tak ada respon. Ini minggu pertama aku menjaganya tetapi ini minggu ke-4 Gel tak sadarkan diri, harapanku semakin menipis, aku takut kehilangan Gel.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">*minggu ke-2 :</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">hari ini aku membersihkan rambut-ambut Gel yang tumbuh diarea dagu dan atas bibirnya, aku sangat berharap Gel masih terlihat tampan dan bersih walaupun ia masih terbaring tidak sadarkan diri. Setiap malam aku selalu berdo’a agar tuhan memberikannya keajaiban sampai akhirnya ia akan sadar secepat mungkin.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">*minggu ke-3 :</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">ku dengar dokter telah mengabarkan keluarga Gel bahwa kondisi Gel berkembang membaik, Gel bisa segera sadar, tapi entah kapan itu tergantung dari Gel sendiri, namun beberapa kali aku melihat pergerakan jari Gel walaupun hanya bergerak pelan dan sedikit.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">*minggu ke-4 : </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">aku masih menunggui Gel, ku gunting kuku kedua tangannya dan kuku kedua kakinya. Tak lama orangtua Gel masuk kedalam ruangan, mama Gel memelukku dengan erat dan papanya menyentuh kepalaku dengan sayang, mamanya memberitahu padaku bahwa dokter mengatakan ada kemungkinan akibat dari kecelakaan itu Gel akan lupa pada separuh ingatannya. Aku terdiam tegang mendengar berita itu, apa itu tandanya “Gel akan lupa pada ku?” namun aku tetap optimis, Gel mencintaiku, dia tak mungkin lupa denganku. Aku pamit sejenak pada orangtua Gel karena ada pekerjaan kantor yang sangat membutuhkan aku, ku bilang pada mereka bahwa aku tidak akan pergi lama, begitu urusanku selesai aku akan cepat kembali.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Entah mengapa selama perjalanan kekantor hatiku terasa sakit sekali, entah apa yang aku rasakan, prasangka buruk? Atau aku hanya terfikir oleh kata-kata mama Gel. Aku tetap berusaha bisa mengatasi perasaan itu, walaupun sebenarnya itu sangat berat bagiku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku sudah sampai didepan kantorku, aku bekerja disebuah majalah besar, ideku sering dipakai untuk design – design majalah kami yang kini telah berjalan hingga 20 tahun. Saat masuk kedalam kantor semua orang menatapku dengan perasaan hangat, sama seperti hari biasanya, saat aku menghadiri meetingpun semua berjalan sangat lancar tapi mengapa hatiku tetap sedih?.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Setelah selesai meeting aku sempat membuat secangkir teh diruanganku, sebelum ku minum, handphoneku berbunyi “Mama Anna” : mamanya Gel menelfon aku? Aku segera mengangkatnya, Mama Anna mengabarkan bahwa Gel sudah siuman, sungguh aku sangat bahagia, tanpa memperdulikan apapun aku langsung berlari keluar ruanganku dan meninggalkan kantorku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">*****</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">sesampainya dirumah sakit aku berjalan cepat menuju ruangan Gel sambil berharap-harap cemas, tepat saat aku hendak masuk kedalam ruangan Mama Anna yang melihatku langsung keluar dari ruangan dan menghentikan langkahku, Mama Anna memelukku sambil menangis, aku masih terdiam tanpa mengucapkan apapun, entah apa yang harus aku lakukan. Mama Anna menenangkan dirinya lalu memulai bicara padaku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Mama Anna : apa yang dibicarakan dokter benar terjadi na..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Vina : maksud mama?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Mama Ana : dia lupa akan ingatannya selama 8 tahun belakangan ini, bahkan dia tak ingat bahwa ia akan menikah.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Vina : Gel lupa sama Vina ma?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Mama Anna terdiam.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Vina : Gel lupa sama semua kenangannya bersama Vina ma?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Mama Anna : dia hanya ingat saat kalian bersahabat..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Mama Anna kembali memelukku, dan aku hanya terdiam dalam tangisku. Tak lama dari itu, Dokter keluar dari ruangan Gel disertai Papa Jimmy (papa Gel). Dokter menghentikan langkahnya dihadapan ku, mama Anna dan juga Papa Jimmy.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dokter : tolong jangan berusaha untuk mengingatkan saudara Geldrino dengan ingatan yang tidak ia ingat karena itu akan membuat saudara Geldrino untuk berusaha mengingat dan jika itu terjadi maka saudara Geldrino akan semakin frustasi dengan ingatan-ingatan yang tidak bisa ia ingat. Pelan-pelan saja, karena kemungkinan kecil itu akan tetap ada.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku makin terhenyak. “kemungkinan kecil?” dan itu artinya kemungkinan besar Gel tidak akan mengingat kembali.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Mama Anna mengajak aku untuk kedalam ruangan Gel, Gel tersenyum padaku “Vin” aku terdiam saat itu fikirku “apa yang akan Gel ingat tentang aku?” </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gel : kamu ada disini?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Vina : iya, Gel kamu apa kabar?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gel : lemas vin.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ingin sekali rasanya aku memeluk Gel saat itu, menciumnya dan mendekapnya hangat, rasanya aku tak bisa menahan airmataku, aku hendak beranjak pergi tetapi Mama Anna cepat menahan tanganku, lalu menggenggam dengan erat. Aku menatap Gel yang masih terlihat seperti orang linglung, hanya sebatas kalimat itu yang keluar dari mulut Gel saat melihatku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">****</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">satu bulan sudah berlalu, Gel sudah kembali bekerja seperti sedia kala, namun tidak mengerjakan pekerjaan yang berat, karena ia bekerja di perusahaan milik keluarganya itu mempermudah pekerjaannya dalam kondisinya saat ini. Dan yang aku tahu selama Gel dirumah ia tidur dikamar tamu, karena sesuai kata dokter, Mama Anna tak ingin Gel melihat kenangan-kenangan kami didalam kamarnya, itupun atas persetujuanku. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku tetap menjalin persahabatanku dengan Gel, bahkan kadang Gel menghubungiku untuk sebatas bertemu, makan malam atau minum kopi. Kadang perasaanku tak dapat membohongi, hingga hari itu..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku makan malam bersama Gel, aku duduk disebelahnya, aku menatap wajah Gel yang tengah makan saat itu, dan entah mengapa tubuhku tergerak untuk memeluknya, aku mengangis sampai terisak, mungkin saat itu Gel bingung makanya Gel langsung membalas pelukanku dan berusaha menenangkan ku namun saat itu Gel pikir aku sedang ada masalah keluarga. Namun rasa rinduku sedikit terobati karena aku masih bisa merasakan hangat tubuhnya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">****</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">4 bulan begitu cepat berlalu, bagiku rasanya seperti 4 abad, dimana seharusnya aku dan Gel sudah menjadi keluarga dan tengah memikirkan anak, tetapi saat ini aku harus menghadapi suasana yang sangat pedih dalam hidupku, Gel datang kepadaku memperkenalkan kekasihnya. Rasanya aku terjatuh dari ketinggian langit paling tinggi dan tak ingin aku hidup lagi. “Gel, kau dan aku belum memutuskan hubungan” ingin rasanya aku teriak sekencang mungkin mengatakan kalimat itu tapi aku tidak mampu. Hanya satu orang yang bisa kuajak bicara saat itu, Mama Anna.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Mama Anna bicara padaku, bahwa ia telah tahu Gel telah jatuh cinta pada gadis lain, dan telah mengenalkannya pada Mama Anna dan juga Papa Jimmy, namun mereka tak bisa berbuat apa-apa, Mama Anna hanya bilang pada Gel untuk pikirkan lagi hubungan mereka. Sekarang aku tidak sedang putus asa, aku ingin melanggar dari pesan-pesan dokter karena ini sudah menyangkut perasaan dan hubungan kami.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">****</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Pagi hari saat Gel masuk kantor aku sudah menunggunya didepan kantor, aku hendak mengajaknya bicara, namun dirumahnya. Gel yang awalnya menolak akhinya mau mengikutiku. </div><div class="MsoNormal">Sesampainya dirumah Gel, aku mengajaknya naik kelantai atas, aku menarik Gel kedepan pintu kamarnya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gel : kenapa dengan kamar ini?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Vina : kamu tidak tau ini kamar siapa?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gel : tidak.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku terdiam, aku rasa ini tidak berhasil membuatnya ingat, namun Gel tetap menatap pintu itu, Gel melangkah mundur dengan tetap menatap pintu itu. Lalu Gel kembali melangkah maju dan perlahan membuka pintu itu, Gel masuk kedalam kamar, aku menunggu Gel diluar, dengan pintu terbuka aku bisa melihat apa yang Gel lihat dan apa yang Gel sentuh. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Di meja depan tidurnya ada foto Gel dan aku (saat kami merayakan hari jadi kami yang ke 1 tahun) Gel menoleh menatapku bingung, lalu tepat disamping tempat tidur, ia melihat foto – foto kami saat aku dan Gel bermalam dilombok (terlihat Gel menggendongku dan aku tertawa melingkarkan tangan dilehernya) Gel kembali menoleh kearahku. Lalu Gel duduk sisi tempat tidur memandang sekeliling kamarnya. Gel memegang keningnya dan menyerngit, aku yang melihatnya tak tega, ku ajak Gel keluar <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dari kamar, aku takut terjadi apa-apa pada Gel.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sejak itu Gel terlihat lebih diam, ia tak mengajakku bicara, Gel hanya memandangku dengan tatapan penuh pertanyaan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Vina : apa yang ingin kau Tanya Gel?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Namun Gel tetap terdiam. Aku harap aku tak salah karena mengajaknya untuk mengingat apa yang telah terjadi antara kami.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">****</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Hari ini Gel mengajak aku bertemu, aku langsung cepat ke tempat dimana Gel mengajak kami bertemu, tebak apa? Gel mengajakku ketaman bermain sebuah komplek yang selalu kami datangi setiap malam selasa setiap bulan karena ditempat itu biasanya banyak sekali jajanan pasar dengan aneka kue yang enak-enak, tapi bedanya malam itu taman telihat sangat sepi. Aku melihat Gel sudah menungguku terduduk di bangku taman, aku berdiri tepat dihadapannya. Gel menatapku lalu berdiri, Gel memelukku sangat erat, “apakah Gel ingat padaku?” terbesit sekilas kalimat itu dalam benakku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gel melepas pelukannya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gel : maafkan aku Vina.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Vina : kenapa kamu minta maaf?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gel : maaf atas apa yang telah aku perbuat padamu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku bingung, aku tetap menatap Gel yang terus berbicara.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gel : sering sekali terlintas dalam ingatanku, saat aku berjalan berdua denganmu, saat kita bersama, bersama keluargaku dan juga keluargamu, aku ingat vina.. aku ingat semua… aku ingat.. aku ingatt… aku dan kamu akan menikah sebelum kecelakaan itu terjadi!</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku terkejut mendengar semua itu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Vina : bagaimana kamu mengingatnya?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gel : setelah kamu mengajak aku keluar dari kamar, setelah aku merasa kamu sudah benar-benar pulang aku kembali masuk kekamar, aku mencoba untuk mengingat semuanya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Entah apa rasanya namun aku sangat bahagia, kupeluk erat Gel beriringan dengan airmata yang membasahi pipiku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Namun Gel melepaskan pelukanku, Gel menatapku sangat dalam, hingga rasanya sampai merasuki hatiku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gel : aku takut tak bisa mengembalikan rasa cinta kita seperti dulu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Vina : mengapa kau tak mencobanya?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gel : karena aku milik Alia.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sengatan kalimat itu membuat aku terdiam kaku tanpa gerakan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gel : maafkan aku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku tak percaya Gel mengatakan semua itu, ternyata memang tak ada harapan bagiku. Aku berlari meninggalkan Gel sendiri ditaman itu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sepanjang perjalanan rasanya tak henti-hentinya aku menahan rasa sakit hatiku, hingga rasanya aku tak berdaya untuk melanjutkan perjalananku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">“7 tahun penuh cinta</div><div class="MsoNormal"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>7 tahun penuh bahagia</div><div class="MsoNormal"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>7 tahun selalu bersama</div><div class="MsoNormal"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>7 tahun selalu berbagi</div><div class="MsoNormal"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Walau berujung tak menyenangkan bagiku kau adalah anugerah..</div><div class="MsoNormal"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Walau aku tak pernah membayangkannya tetapi kau tetap pemilik hatiku..</div><div class="MsoNormal"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Aku akan belajar tersenyum meski tanpa kau temani..</div><div class="MsoNormal"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Aku akan belajar tertawa tanpa kau disampingku..</div><div class="MsoNormal"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Aku akan belajar menerima keadaan dan aku akan selalu berdo’a untuk kebahagiaanmu..” </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">****</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">tiga hari sudah sampai kejadian itu berlalu, aku merasa sudah siap menghadapi hariku dengan memulai langkah baru. Namun baru sampai depan pagar, aku mendapati Alia berdiri didepan pagar rumahku, aku menjamu Alia dengan baik, tak ada rasa dendam dan menyuruhnya duduk dengan maksud bersahabat.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Alia memulai pembicaraannya :</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Alia : aku menemuimu, bukan karena pacarnya Gel, dan bukan karena kehendak Gel, aku datang kesini atas kemauanku sendiri, tante Anna sudah bicara banyak padaku, dan Gel juga sudah bilang akan semua ingatannya bersamamu. Aku tau mungkin aku tidak pantas menggantikan posisimu tiba-tiba, karena aku tahu bahwa Gel masih sangat mencintaimu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Vina : darimana kau tahu?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Alia : setiap kali dia bersamaku, kami jalan, kami makan, semua yang dibicarakan hanya kamu Vina, walaupun dia tak menyebut namamu, tapi dia bercerita bahwa ia pernah ketempat itu, dank au tahu? Dia tidak pernah menciumku karena setiap dia inginmelakukannya tiba-tiba dia menghindar. Dia juga tak pernah memelukku, karena sesaat dia memelukku, dia langsung melepaskan pelukan itu dan bersikap aneh. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku terdiam mendengar penjelasan Alia.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Alia : dan saat ini aku bilang padamu, jujur… apa yang aku rasakan pada Gel bukanlah cinta, tetapi rasa sayang yang tumbuh karena rasa kasihan.. aku ingin kau kembali pada Gel.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku terdiam, entah apa yang harus kukatakan, Alia begitu baik berkata sedemikian jujur kepadaku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Alia : satu hal yang harus kamu tau, Gel sebenarnya adalah pasien aku. Aku psikolog, Gel meminta bantuan aku untuk mengartikan setiap bayangan dan ingatan yang dia ingat, jadi kemungkinan besar, Gel menganggap aku pacarnya karena seakan aku adalah kamu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Vina : tetapi Gel tidak mengalami gangguan jiwa kan?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Alia tersenyum,</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Alia : tentu tidak, justru aku membantu Gel untuk membuka ingatannya, dan Gel bisa mengingat kembali karena kemauannya yang begitu besar, untuk mengingat kamu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Saat itu aku sangat merasa bersyukur, aku menoleh kearah pintu yang sedari tadi terlihat nampak bayangan seseorang dan Gel sudah didepan pintu rumahku, Gel menatapku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gel : Vina..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku menatap Gel haru, dan sekali lagi Gel berkata.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Gel : maafkan aku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku tak mengeluarkan sepatah katapun, aku langsung memeluk Gel dengan erat.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Kami menikah setelah satu bulan kemudian, dan kini kami hidup bahagia dengan 2 orang putri dan 1 orang putra, tentunya dengan 4 cucu yang selalu menemani masa tua kami. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Walaupun Gel menderita Alzheimer (penyakit penurunan fungsi syaraf otak) aku tetap menemani Gel dan membantunya mengingat setiap kejadian demi kejadian melalui tulisan-tulisanku ini. tetapi Gel tetap mengulang-ngulang tingkah lakunya setiap kali ia lupa akan ingatannya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">untuk terkasih Gel,</div><!--EndFragment-->LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com20tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-43903690663174944292011-02-15T00:00:00.004+07:002011-02-15T12:27:34.718+07:00Cerpen : "SELAMANYA MENCINTAIMU"<div class="MsoNormal">Apakah kalian percaya pada cinta pada pandangan pertama?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Apa kalian percaya pada takdir?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Apa kalian percaya jika cinta itu dapat menguatkan apapun bila kita berani berkorban?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Mungkin aku adalah orang paling frustasi di dunia ini, mungkin juga aku adalah orang paling bahagia di dunia ini, atau aku adalah orang paling menyedihkan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Cerita ini dimulai dari pertama kali aku mengenal Amanda, dia wanita yang sangat sempurna (sebagai manusia) dia sangat indah dimataku, dia selalu membaluti tubuhnya dengan pakaian yang sangat sopan, tidak pernah aku melihatnya berpakaian seperti wanita yang sering aku lihat setiap kali aku masuk dalam kereta,bus,pinggir jalan,kantor bahkan coffe shop. Amanda tidak pernah mengenakan baju berlengan pendek dan rok yang berpotongan mini, mungkin ini adalah nilai plus untuknya.<br />
<br />
Suatu hari aku memberanikan diri untuk berkenalan, tanpa disangka dia sangat menyenangkan, sangat ramah dan bukan type perempuan pemalu dan takut gemuk (aku senang melihat perempuan yang bisa menjaga tubuhnya tapi tidak takut makan, intinya tidak perlu diet).</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dari proses perkenalan itu, kami menjalin cinta kami selama satu tahun, kemudian aku melamar Amanda dengan cara yang aku baca dari sebuah buku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">**Saat itu aku mengajak Amanda kesebuah taman bunga, musim semi membantu aku menambah suasana menjadi lebih menarik, dimana semua bunga bermekaran dan berwarna warni. Aku mengajak Amanda kesebuah lingkaran air mancur ditengah taman, aku menatapnya lekat lalu aku meminta Amanda untuk memilih Bunga yang paling ia suka dan aku memetiknya, setelah Amanda menerimanya ia terkejut karena Amanda mendapati sebuat cincin melingkar ditangkai bunga, aku kemudian berjongkok.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">MAU KAH KAMU MENIKAH DENGAN KU?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Saat itu Amanda menarik tubuhku dan memelukku sangat erat sambil berteriak..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">AKU SANGAT MENCINTAIMU!! AKU MAU ANDRE, AKU MAU..!!!</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku melepaskan pelukan Amanda dan menciumnya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">**</div><div class="MsoNormal">Saat ini kami sudah resmi dan sah menjadi suami istri, kami hidup bahagia dan kebahagiaan kami makin bertambah ketika, kami tahu bahwa setelah 1 bulan kami menikah, Amanda HAMIL. Kami akan menjadi orangtua yang paling bahagia.<br />
<br />
</div><div class="MsoNormal">Saat Amanda hamil yang ke tiga bulan, Amanda sangat sibuk dengan pekerjaannya, dia adalah designer terkenal, dan aku sangat bangga melihatnya bekerja sangat semangat. Sedangkan aku harus keluar kota karena harus dinas kerja, aku terpaksa harus meninggalkan istriku yang sedang hamil. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Saat aku dinas diluar kota, teman-teman kerjaku selalu mengajak aku tiap malam untuk masuk kedalam bar, aku mengikuti mereka. Saat itu kejenuhan memang sedang kualami, istriku tidak dapat kuhubungi seharian “mungkin dia sangat sibuk” dan aku hanya menikmati yang ada dihadapanku, gadis berpesta, gadis penari dan melihatkan seluruh tubuhnya dihadapanku. Saat itu aku ingin sekali keluar dari ruangan itu, tapi nafsuku menahanku untuk tetap menikmati semuanya, aku mabuk dan aku tidur dengan 2 gadis malam itu yang ku dapati tidur bersamaku didalam hotel tempat aku menginap. Aku khilaf dan ketakutan “aku sudah menikah, dan aku berbuat zina” dan aku lebih takut saat melihat handphone ku pagi itu ada “panggilan tak terjawab” sebanyak 21 kali. Aku langsung menelfon Amanda dan minta maaf, aku bilang pada Amanda bahwa aku terlalu letih, dan aku merahasiakan kejadian ini dari Amanda.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dua hari kemudian Amanda menjemputku di bandara dengan penuh binar cinta dari matanya, Amanda memelukku sangat erat sambil berbisik “I miss you so much baby” aku tersenyum dan ku balas mencium bibirnya “I miss you too darling”. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sesampainya dirumah aku melihat ruangan penuh dengan bunga, dan semua sudah tertata rapi, kamar kami sangat harum. Amanda masuk ke kamar mandi, beberapa menit kemudian ia keluar dengan baju tidurnya yang tipis, Amanda memelukku dari belakang, menciumiku dan.. aku menghentikannya “sayang jangan hari ini” Amanda terlihat kecewa, namun Amanda langsung mengerti lalu ia beranjak ketempat tidur dan hanya memperhatikan aku yang hendak berganti pakaian. “jujur aku masih terfikir kejadian malam di bar itu dan tentunya di kamar hotel”.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">**</div><div class="MsoNormal">waktu telah berlalu, hari ini aku di depan ruang bersalin, menunggu istriku Amanda melahirkan anak kami. Aku sangat cemas, kuremas-remas tangan dan kepalaku sambil jalan bolak-balik didepan pintu ruangan bersalin, aku menunggu dan terus menunggu sampai aku mendengar pintu dibuka dan suster menyuruh aku masuk “Amanda meminta aku menemaninya”.<br />
<br />
</div><div class="MsoNormal">Aku melihat Amanda tengah mengerang kesakitan, aku langsung memegangi tangannya dengan erat. Dan AAAAArrrrgggghhhhh!!!! Teriakan Amanda sangat panjang dan menggema dalam ruangan itu, disertai tangisan bayi mungil kami yang cantik, anak kami perempuan, sangat..sangat..cantik. Amanda menghela nafas lega.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">**</div><div class="MsoNormal">setelah pulang kerumah, keluarga kami telah menyambut kebahagian ini dengan sangat bahagia, orangtua kami sangat senang melihat cucu pertamanya “Cherry” (nama anak kami) yang cantik dan mungil. Kami pun turut bahagia, lengkap sudah keluarga kami saat ini.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Hari berganti, bulan berlalu begitu cepat, tahun berganti dan saat yang mengejutkan itu datang, setelah aku membuka laptop diruang kerjaku, sebuah email masuk dari seseorang yang tidak aku kenal.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">from : xrlslove*******.***.com</div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Chalkboard;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Chalkboard;">Dear Andre,<o:p></o:p></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Chalkboard;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Chalkboard;">Apakah kamu masih ingat padaku? Kita pernah tidur bersama di hotel sepulang dari bar ###, apa kamu ingat? Aku Elen, jujur saat sepulang dari hotel aku sangat menyesal, rasanya tak ingin aku melepasmu.. aku ingin memiliki hubungan yang serius denganmu, aku jatuh cinta pada pandangan pertamaku. Jujur aku lama sekali mencari alamat email mu, setidaknya aku tidak salah mengirim surat ini, aku harap kamu akan membalas email ini dan kita akan segera bertemu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Chalkboard;">Yang mencintaimu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Entah apa yang harus kulakukan saat itu, kejadian itu kembali merasuki pikiranku setelah 5 tahun lamanya. Aku hendak membalas email itu dengan maksud ingin minta maaf dan mengatakan diantara kami tidak ada hubungan apapun, tetapi sebelum aku membalasnya, Amanda sudah berdiri dengan wajah pucat didepan ku, aku langsung menutup laptopku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Amanda meminta aku mengantarkannya kerumah sakit, selama diperjalanan (dalam mobil) Amanda yang duduk sambil memangku Cherry selalu menghapus darah yang keluar dari hidungnya, aku tak enak bicara banyak pada Amanda karena aku takut anak kami khawatir melihat ibunya. <br />
<br />
</div><div class="MsoNormal">Sesampainya di Rumah sakit, Amanda langsung mendapatkan penanganan cepat dari tim medis, Amanda diperiksa, lalu dokter meminta aku keruangannya. Aku menitipkan Cherry pada suster penjaga.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">**</div><div class="MsoNormal">di ruangannya dokter bilang, “Istri anda mengalami kanker otak.. sebenarnya nyonya Amanda sudah tahu pak. Apa istri anda tidak memberitahu anda?”dan aku sangat terkejut saat itu, tak sepatah katapun keluar dari mulutku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku masuk keruang rawat Amanda, aku hanya memandanginya. Amanda menangis sambil meminta maaf padaku, aku masih terdiam tak bicara padanya, sulit sekali aku menerima kenyataan ini, karena selama ini aku tidak pernah mengetahuinya dan Amanda menutupi penyakitnya dari aku. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">**</div><div class="MsoNormal">Aku merawat Amanda selama tiga bulan penuh, dan aku lihat perkembangan Amanda makin membaik walaupun rambutnya lama-lama menipis karena rontok.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Hari itu di rumah sakit aku keluar dari ruangan Amanda hendak keluar untuk membeli minuman, aku melihat perempuan muda berjalan kearahku dengan senyuman, perempuan itu adalah Elen. Elen bilang dia nekat mencari aku, dengan cemas aku mengajak Elen keluar jauh dari rumah sakit. Kami pergi ke sebuah kafe dekat rumah sakit, aku bicara pada Elen bahwa aku memiliki istri dan anak, aku juga bilang saat ini Amanda sedang sakit dan aku sangat mencintai Amanda. Untunglah Elen bisa mengerti dan menerima semuanya, namun Elen tidak berhenti, Elen justru bilang “aku mencintaimu, jika kamu membutuhkan aku..hubungi aku” Elen menulis alamatnya disecarik kertas, memberikannya padaku lalu pergi begitu saja.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">**</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Waktu terasa berjalan sangat cepat, aku melihat Cherry tumbuh menjadi anak yang sangat manis dan mengenakan seragam sekolah, untuk pertama kalinya Cherry sekolah TK, aku mengantar Cherry ke sekolah dan setelah itu aku menjemput Amanda yang sudah dipersilahkan pulang dari Rumah Sakit.<br />
<br />
</div><div class="MsoNormal">Amanda meminta untuk dirawat dirumah, karena dia tak nyaman lagi dengan suasana rumah sakit. Dan aku selalu setia menemani Amanda, memandikannya setiap pagi, menggunting kukunya setiap minggu, menggendongnya ke taman saat ia ingin melihat bunga dan membacakan buku saat ia hendak tidur. Dan setiap malam setelah Amanda tidur, aku selalu keluar untuk bertemu dengan Elen, aku menjalin hubungan dengan Elen dibelakang Amanda, bisa dikatakan aku selingkuh.. tetapi ini karena aku tidak ingin menyakiti Amanda, karena aku tahu Amanda hanya bisa mengerang kesakitan dan tidur ditempat tidur, Amanda yang sekarang adalah Amanda yang lemah, namun aku selalu mencintainya. Aku tahu aku sangat salah, aku sangat berdosa tetapi aku tak punya pilihan, aku sangat butuh Elen saat itu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">**</div><div class="MsoNormal">Empat bulan kemudian, aku mendapati Amanda sudah benar-benar terbaring lemah di pagi hari, dokter tengah memeriksa tubuhnya yang sangat kurus, aku memegangi tangannya yang terkulai lemas. Lalu dokter keluar kamar sambil memintaku ikut keluar, namun sebelum aku keluar Amanda menahanku lalu memberikan aku amplop surat dan dia tersenyum, senyum yang sangat indah. Cherry membaringkan kepalanya di dada Amanda, Amanda mengelus Cherry dengan penuh cinta, lalu aku beranjak keluar kamar sambil masih memegang amplop.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku menemui dokter didepan kamar, sebelum dokter bicara pada ku, aku mendengar teriakan Cherry memanggil-manggil Amanda.. “mama…mama.. mama..” aku dan dokter bergegas masuk kedalam kamar.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku terlambat. Aku tak ada disamping istriku saat ia menghembuskan nafas terakhirnya. Amanda meninggal dengan senyuman damai diwajahnya, aku merengkung Cherry dalam pelukanku, namun aku tak bisa menahan tangisku, ku peluk istriku dan kuciumi wajahnya dengan penuh air mata.</div><div class="MsoNormal">Seminggu setelah Amanda meninggal aku ingat akan amplop yang diberikan Amanda, lalu ku buka amplop berisi surat dan kubaca.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: 'Handwriting - Dakota';">Suamiku tersayang, Andre yang sangat kucintai.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Handwriting - Dakota';"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: 'Handwriting - Dakota';">Aku tahu saat kamu membaca surat ini aku tidak ada disampingmu lagi, namun aku selalu berada dihatimu, aku tidak pernah mati karena cintaku kepadamu tidak pernah mati selamanya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Handwriting - Dakota';"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: 'Handwriting - Dakota';">Sayang, entah dari mana aku harus memulai tulisanku, tetapi aku hanya ingin kamu tahu bahwa apapun yang kamu lakukan diluar sana, aku mengetahui semuanya, aku tahu saat aku melefonmu dan kamu beralasan letih dengan pekerjaanmu padahal malam itu kamu mabuk dan kamu telah tidur dengan Elen, bahkan saat aku sakitpun kamu telah berpacaran dengan Elen, aku tidak menyalahkanmu sayang, aku telah memaafkan kesalahanmu, aku tahu keadaan yang membuat kamu memilihnya. </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Handwriting - Dakota';"><br />
</span><br />
<span style="font-family: 'Handwriting - Dakota';">aku hanya ingin kamu selalu menjaga Cherry anak kita. Dia adalah buah cinta kita yang kita inginkan dengan sebuah cinta yang sangat besar, didiklah Cherry untuk menjadi gadis yang sangat baik dimata manusia maupun dimata tuhan. Tolong jangan pernah kamu sakiti hati Cherry dan mengecewakannya, karena itu akan membuat aku menangis. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Handwriting - Dakota';"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: 'Handwriting - Dakota';">Titipkan salamku untuk Elen, dia sangat mencintaimu, dia sering mengirimkan bunga saat aku dirawat dirumah sakit, dan aku mohon maaf jika aku lancang telah membaca semua emailmu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: 'Handwriting - Dakota';">Istrimu yang selalu dan selamanya mencintaimu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: 'Handwriting - Dakota';">Amanda.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Kini Cherry sudah tumbuh menjadi gadis dewasa dan cantik, aku sudah berdiri dihadapannya yang tengah mengenakan gaun pengantin yang sangat indah. Aku membesarkan Cherry seorang diri, kutinggalkan kenanganku bersama Elen yang kini kudengar sudah hidup bahagia dengan keluarganya, dan aku sangat bahagia karena berhasil membesarkan Cherry dengan penuh cinta.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku percaya Amanda tidak pernah menangis, karena aku mencintai Cherry melebihi cintaku pada Amanda, Cherry segalanya untukku. Dan saat ini adalah hari terberat untukku karena harus melepaskan Cherry pada calon suaminya, aku harap calon suaminya adalah lelaki yang baik, bukan seperti aku.</div>LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com24tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-87055937000983888432011-02-12T21:15:00.000+07:002011-02-12T21:15:03.525+07:00CERPEN : "CINTA PERTAMAKU,CINTA TERAKHIRKU"<!--StartFragment--> <br />
<div class="MsoNormal">**</div><div class="MsoNormal">Saat ini usiaku sudah menempuh 59 tahun, dan sebentar lagi aku akan memasuki usiaku yang ke 60 tahun, bagiku hidupku sangat luar biasa. Banyak cinta yang mengalir disetiap kehidupanku, dan cinta pertamaku.. dia tak pernah mati didalam hidupku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Kalian tahu apa yang aku sembunyikan selama 40 tahun lamanya, yaitu sebuah tas cantik yang sudah sangat lama ku simpan didalam lemari pakaianku, dan setiap pagi selama 40 tahun aku selalu membuka isi tas itu, didalamnya terdapat surat-surat cinta dari kekasihku “Aldo”, agak aneh memang.. karena saat ini sesungguhnya aku telah memiliki 2 orang putra.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ku ceritakan kisah mudaku 40 tahun yang lalu,..</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal">Saat itu umurku masih 19 tahun, aku menikmati bangku kuliahku dengan penuh semangat, aku ingin sekali menjadi dokter anak dan kuliahku akan berat jika aku tidak giat mengikuti semua pelajaran persemester dengan baik. Dan di kampus inilah pertemuanku dengan Aldo dimulai, kami bertemu saat kami sama-sama makan dikantin kampus, Aldo sesekali memandangi aku yang duduk nyaris berhadapan dengannya, dan sejak saat itu Aldo hanya selalu memperhatikan aku, setiap jam pulang kampus, saat aku bakti sosial dan saat aku menghias madding kampus. Selama itu Aldo tidak banyak mendekatkan dirinya padaku, dia hanya memperhatikan aku dari jauh. Sampai suatu hari ada acara pesta dansa di kampus ku, aku berharap dari enam orang pria yang mengajak aku untuk menjadi pasangannya berdansa adalah Aldo, tapi salah satu dari mereka tidak ada Aldo, keenam orang itupun aku tolak. Aku hanya ingin Aldo, entah apa yang saat itu merasuki jiwaku, tapi aku sangat yakin bahwa Aldo akan memintaku. Tepat sehari sebelum acara pesta dimulai Aldo mendatangiku dan meminta aku untuk menjadi teman dansanya, tanpa basa-basi ku jawab “yes, I want”. Setelah acara ini kami merasa sangat bahagia. Aku merasakan bahwa kami memang sangat serasi, kami bisa merasakannya tanpa orang lain bilang. Tetapi kebahagiaan itu hanya datang sebentar karena tiga bulan setelah itu Aldo harus pergi ke Amerika dan melanjutkan kuliahnya disana, karena Ayahnya harus ditugaskan keluar negri jadi semua keluarganya harus ikut. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Selama Aldo disana kami selalu berkabar lewat surat, selama 5 tahun lamanya. Aku sudah selesai kuliah dan sudah bekerja disalah satu rumah sakit ternama sebagai seorang dokter anak. Aldo bahkan sudah bekerja lebih dulu, kini Aldo adalah seorang pengusaha besar di Amerika. Sebenarnya saat itu bisa saja Aldo pulang ke Indonesia untuk menemui aku, tetapi keadaan kini sudah berubah. Sejak Ayah Aldo meninggal, Aldo telah dipesan agar tidak meninggalkan ibu dan adiknya di Amerika, Aldo pun telah dijodohkan oleh perempuan cantik pilihan ibunya. Sedangkan aku di Indonesia harus mencoba untuk menerima cinta baru dari seorang laki-laki tua kaya raya bernama Teddy yang dikenalkan oleh tanteku. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"> <img src="webkit-fake-url://7258DCE9-FE15-49A6-9500-154EC3A859AD/application.pdf" />Akhirnya aku menikah dengan Teddy, sungguh aku hanya menghormatinya sebagai seorang suami, karena Ted tahu bahwa aku masih belum bisa melupakan Aldo. Orang tuaku sudah tidak sabar untuk menggendong cucu dan selalu mendesak aku untuk segera memiliki momongan. Aku pasrah malam itu, ku biarkan Ted berbuat sesuka hatinya kepada aku, toh Ted adalah suamiku yang sah, jadi memang kewajibanku untuk melayaninya. Dalam pikiranku saat itu “aku menyanyangi Ted dan sangat menghormati Ted.. tetapi ia tahu bahwa cinta itu tidak pernah tumbuh”.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku mendapatkan dua orang putra dari Ted, putra pertamaku bernama “Reynold” dan yang kedua bernama “Sammy”. Rey<img src="webkit-fake-url://15B1D41B-BA81-4C33-94EC-AFA81CCED1F2/application.pdf" />dan Sam<img src="webkit-fake-url://4FA94D9D-889F-4A95-97E8-C0EB6D9D9056/application.pdf" />mereka berdua sangat pintar mereka selalu mendapatkan beasiswa dan selalu membuat aku dan Ted bangga. Setelah 25 tahun lamanya pernikahan aku dengan Ted, ia menghembuskan nafas terakhirnya diusia 82 tahun. Banyak sekali kenangan manis aku dengan Ted, dia adalah lelaki yag sangat sabar, menerima aku apa adanya (meskipun aku tidak memberinya cinta), Ted adalah Suami terbaik dan Ayah yang sangat pengertian pada anak-anaknya. Kini tugas aku adalah menghidupi anak-anakku agar tumbuh dengan baik. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal">sudah 10 tahun yang lalu Ted meninggal, kini aku tergoda kembali untuk membuka masa laluku bersama Aldo, aku membuka surat demi surat dan membacanya kembali, aku tersenyum, aku menangis. Terlintas dalam pikiranku mengapa aku tidak mencoba untuk menghubungi Aldo kembali, karena rasanya saat ini aku sangat kesepian kedua putra ku telah hidup sendiri-sendiri dan hanya setiap hari sabtu dan minggu mereka tinggal dirumah bersamaku. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Akhirnya aku memberanikan diri untuk mengirimkan surat pada Aldo,</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dear Aldo,</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Apakah kamu masih ingat pada gadis yang sering mengenakan rok panjang dikampus? Sering mengenakan pita dirambut yang ikal?</div><div class="MsoNormal">Apakah kamu masih ingat aku?</div><div class="MsoNormal">Aku Jasmine, cintamu yang masih sangat memikirkanmu. (ku berikan foto ini agar kau tak lupa)</div><div class="MsoNormal"><img src="webkit-fake-url://F4527B38-2E72-454A-8855-F4FF94F4CDFD/application.pdf" /> </div><div class="MsoNormal">apa kabar mu sekarang Aldo? Bagaimana juga kabar keluarga mu?................</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">#####,,,,........</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tiba-tiba aku berhenti menulis, karena suara ketukan yang berasal dari pintu rumahku telah mengejutkan aku. Aku merapikan kertas surat dan foto mudaku yang hendak kukirim pada Aldo, aku merapikan semua barang-barang lalu menaruhnya dengan apik kembali kedalam lemari, lalu aku turun kelantai bawah.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku membuka pintu, kulihat seorang lelaki kira-kira berumur tidak jauh beda dariku, mungkin 65 tahun. Rapi dengan memakai jas dan rambut tipis yang disisir rapi. Aku terdiam memandang orang itu, tapi hatiku tidak diam, aku tahu orang yang ada dihadapanku adalah ALDO, cintaku.</div><div class="MsoNormal">Aldo tersenyum kepadaku “kamu masih mengenal aku?” aku mengagguk, entah apa yang harus aku katakan dan aku lakukan, aku hanya memeluknya dengan erat, Aldopun membalas pelukanku tidak kalah eratnya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku dan Aldo kini duduk diruang tengah, banyak sekali yang kami bicarakan, dari mengenang, menangis bersama, tertawa dan aku merasakan cinta itu memang tidak pernah mati. Aldo bilang bahwa dia kini menduda, istrinya meninggal karena kanker payudara, dan Aldo<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>hanya memiliki seorang putri, Aldo memutuskan pulang ke Indonesia karena ia telah pensiun dari pekerjaannya Dan keinginan terbesarnya adalah, ia ingin menemuiku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dugaanku tak salah selama ini, aku selalu bicara dalam hatiku, bahwa Tuhan akan mengembalikan aku pada cinta pertamaku yang tidak pernah mati didalam hatiku. Cinta yang selalu menemani aku selama ini, dan cinta itu adalah Aldo.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tepat diusiaku ke 60 tahun pada tanggal 15 januari 2011, aku menikah dengan Aldo, putra dan putri kami sangat mendukung. Pesta pernikahan sederhana, pesta kebun yang manis dan dihadiri 65 orang kerabat dekat.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"> <img src="webkit-fake-url://033614E3-AB2A-4D79-BF98-94A2668925D4/application.pdf" /><img src="webkit-fake-url://DBF622CD-3151-4C69-A1F7-E78ACE452820/application.pdf" /><img src="webkit-fake-url://E6D58957-9AC3-498C-8A2C-783C97E23692/application.pdf" /></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Akhirnya kebahagian itu dapat ku nikmati sampai detik ini, kemanapun kami pergi selalu berdua, dan tak lupa setiap hari sabtu malam kami selalu menyediakan waktu untuk berdansa. kami menikmati hidup berdua seumur hidup kami.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Cinta pertamaku, Cinta terakhirku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">_ndah_</div><!--EndFragment-->LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com19tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-81840808533456347502011-02-11T15:44:00.001+07:002011-02-11T21:00:17.973+07:00Cerpen : "AKU BELAJAR MENCINTAI"<div class="MsoNormal">Kenapa memilih teater? Apa enaknya? Memangnya sama dengan artis sinetron atau film yang sering kami tonton? Apa bedanya?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Kira-kira begitulah pertanyaan orang-orang diluar sana bila mendengar aktifitas lainku selain kuliah, yaitu bermain teater. Menurutku bermain teater memiliki kepuasaan tersendiri yang bisa aku nikmati selama ini, dan ditempat ini pula cerita cintaku dimulai.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Hari ini jujur aku katakan bahwa aku jatuh cinta. Aku jatuh cinta pada Atar, dia adalah salah satu teman bermainku dalam teater berjudul “Panggil Aku Cinta” kami selalu dipasangkan menjadi seorang adik dan kakak, tapi baru dijudul ini kami dipasangkan menjadi sepasang kekasih. Aku tahu bahwa Atar memiliki pacar yang manis, pacarnya sangat baik dan sesekali aku pernah bicara pada gadis itu, dan memang ini yang membuat aku mengambil keputusan bahwa Atar hanya sebatas teman kerjaku. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Seiring waktu berputar, “Panggil Aku Cinta” telah sukses dan telah ditonton ribuan orang, bahkan kami sempat go internasional. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Beberapa bulan kemudian aku dipanggil untuk membicarakan judul teater selanjutnya, sutradaraku mas Adrian akan membuat “ROMEO dan JULIET” yang diperankan oleh orang-orang indonesia, sungguh terkejut beliau meminta aku untuk memerankan tokoh Juliet. Entah apa yang aku rasakan saat itu, sangat bahagia pastinya bisa memerankan tokoh yang dari dulu sering ku puji. Mas Adrian juga bilang bahwa Atar akan memerankan tokoh Romeo, dan ini yang ada dalam pikiranku sekarang, “kami akan latihan bersama setiap hari, lalu tour kebeberapa Negara untuk memerankan tokoh yang kami mainkan”.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Hari pertama,<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal"><b><br />
</b></div><div class="MsoNormal">Hari ini dimulai dengan aku memasuki ruangan teater dimana semua bangku kosong, aku berjalan penuh semangat menuju panggung. Aku melihat Atar sudah berada di atas panggung dengan mas Adrian, aku berlari kecil langsung naik kepanggung. “maaf telat mas, tadi abis kuliah” mas Adrian terseyum, “gak telat kok Ra, kami juga baru sampai”. Atar menghantarkan senyuman untukku, lalu aku membalas senyuman itu, Mas Adrian pun teriak .. “Yuukk mulaaiii!!”.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: Courier; font-size: 13pt;">***<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">ROMEO (ATAR)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">But soft, what light through yonder window breaks? <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">(pause)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"> It is the East, and Juliet is the sun!<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Arise, fair sun, and kill the envious moon, Who is already sick and pale with grief. That thou her maid art far more fair than she. Be not her maid, since she is envious. Her vestal livery is but sick and green, And none but fools do wear it. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">ROMEO (ATAR)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">It is my lady. O, it is my love!<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">O that she knew she were!<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">JULIET (RARA)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Ay me!<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">ROMEO (ATAR)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">She speaks.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">O, speak again, bright angel!<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">JULIET (RARA)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">O Romeo, Romeo! - Whyfore art thou Romeo?<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Deny thy father and refuse thy name.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Or, if thou wilt not, be but sworn my love, And I'll no longer be a Capulet.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">ROMEO (ATAR)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Shall I hear more, or shall I speak at this?<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">JULIET (RARA)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">'Tis but thy name that is my enemy. Thou are thyself, though not a Montague.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">What's Montague? It is not hand nor foot nor arm nor face nor any other part<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Belonging to a man. O, be some other name!<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">What's in a name? That which we call a rose<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">By any other word would smell as sweet.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">So Romeo would, were he not Romeo called,<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Retain that dear perfection which he owes<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Without that title. Romeo, doff thy name,<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">And for thy name, which is no part of thee, Take all myself.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">ROMEO (ATAR)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">I take thee at thy word!<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Call me but love, and I'll be new baptised.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Henceforth I never will be Romeo.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">***<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><o:p> Tepukan tangan terdengar cukup keras, aku dan Atar melepaskan pegangan tangan kami yang sedari tadi begitu erat. Rasanya saat itu Juliet telah merasuki jiwaku dan memiliki seseorang seperti Romeo. Mas Adrian meminta kami istirahat sejenak, kulihat Atar langsung turun dari panggung dan mencium kening kekasihnya yang duduk dibangku penonton, aku hanya terdiam dan tersenyum sambil menghapus pikiranku.</o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">..<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Hari ke 28,<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Panggung terlihat sepi dan gelap, aku memangku kepala Atar yang tengah tertidur dipangkuanku, tiba-tiba lampu sorot menyala.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">***<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">ROMEO (ATAR) <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">my love, my wife..Death, that hath sucked the honey of thy breath,<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Hath had no power yet upon thy beauty,<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Thou art not conquered. Beauty's ensign yet<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Is crimson in thy lips and in thy cheeks, And death's pale flag is not advanced there.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Ah, dear Juliet, why art thou yet so fair? Shall I believe that unsubstantial death<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Is amorous and keeps thee here in dark<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">To be his paramour? For fear of that. I still will stay with thee. Here, oh here<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Will I set up my everlasting rest.. And shake the yoke of inauspicious stars..From this world-wearied flesh.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Eyes, look your last.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Arms, take your last embrace. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">And lips, O you<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">The doors of breath, seal with a<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">righteous kiss...<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">A dateless bargain to engrossing death.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">true apothecary, thy drugs are quick.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">JULIET (RARA)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Oh Romeo, what's here?<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Drunk all, and left<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">No friendly drop to help me after. I will kiss thy lips. Haply some poison yet doth hang on them.. To make me die with a restorative.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">“Aku mendekatkan bibiku pada bibir Atar, mengecupnya pelan”.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">JULIET (RARA)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Thy lips are warm.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">ROMEO (ATAR)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Thus with a kiss I die.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">JULIET (RARA)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Romeo. O' my true love Romeo.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">***<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Lampu kembali gelap, lalu tepukan tangan bersorak sangat kencang, semua crew yang menonton ikut menghayati peran kami sampai seisi ruangan kembali terang dipenuhi lampu yang menyala.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Aku masuk kedalam ruang rias, membersihkan make up tipisku. Atar mendekati aku, aku menoleh bingung kearahnya. “mau nonton gak hari ini?” tanyanya. Aku tersenyum “boleh”.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Aku dan Atar sudah didalam mobil dalam perjalanan menuju daerah HI, aku bertanya pada Atar. “kenapa ajak aku nonton? Pacarmu mana?” Atar tersenyum lalu menggeleng, “kami sudah putus”. Aku terdiam mendengarnya, entah apa yang harus aku katakan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">…….<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Setelah pergi bersama dengan Atar saat itu, rasanya aku mulai berani berharap kembali untuk mencoba menyukainya kembali. Atar pun memberikan respon yang sangat kuat padaku. Hingga akhirnya seminggu kemudian Atar bicara padaku, “Ra.. apa kamu mau jadi pacar aku?” jujur saat itu aku tak tahu harus berkata apa, karena menurutku itu terlalu cepat, “apa tidak terlalu cepat” Atar tersenyum lalu menatapku dengan lekat, “Cinta itu tidak butuh waktu, cepat atau lambat rasa itu akan tetap sama” Aku menatap mata Atar, dan entah apa yang aku rasakan, aku seperti terhipnotis lalu dengan perlahan aku mengangguk. Dan Atar memelukku dengan hangat.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Perjalanan cintaku dengan Atar tidak seberat percintaan Romeo dan Juliet, tetapi perbedaan sifat kami yang sering membuat kami bertengkar setiap hari, perkelahian mulut yang kadang sangat menyakiti hatiku, sikap yang tak bisa dimengerti, keegoisan yang tak bisa dihilangkan, aku tak menyalahkan Atar, karena akupun selalu mencoba untuk mengenalnya lebih dalam. Kami tak seperti sepasang kekasih lain, hidup kami hanya Teater dan kuliah, hampir tak memiliki waktu untuk bersama. Kami hanya bertemu saat teater dimulai. Setelah itu kami sibuk dengan pendidikan kami, waktu liburpun sudah kami pakai untuk keluarga, tidak ada yang salah dan disalahkan. Sekuat apapun kami mencoba untuk mempertahankan cinta kami.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Hingga suatu hari, sepulang dari teater..<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Atar berkata ingin bicara padaku diatap gedung, tempat biasa kami beristirahat dari lelahnya latihan teater. Siang itu langit sangat cerah, aku berdiri dihadapan Atar sambil memegang gelas berisi teh dingin. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">ATAR<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Apa kamu akan mempertahankan semua ini? Apa kamu yakin? <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">RARA<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Kenapa kamu bertanya seperti itu sama aku?<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">ATAR<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Jawab aja..<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">RARA<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Aku ingin kita tetap bersama.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">ATAR<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Dengan keadaan seperti ini? Jujur aku jenuh, tapi aku tidak jenuh dengan hubungan kita.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">RARA<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Lalu?<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">ATAR<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Aku jenuh dengan kamu.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Aku terdiam, sakit sekali aku mendengar perkataan Atar.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">RARA<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Tidak ada cinta lagi?<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Atar terdiam, tak menjawab.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">RARA<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Apa kamu masih sayang aku?<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">ATAR<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Aku sayang sama kamu ra, tapi aku tidak kuat dengan keadaan hubungan kita yang bisa dibilang gak senormal dengan hubungan mereka diluar sana.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">RARA<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Karena aku sibuk dengan pendidikan aku? Apakah kamu ingat saat kamu menemani aku bekerja seharian dikampusku? Tiba-tiba kamu berbisik dikupingku “aku akan menikahimu..bagaimanapun caranya”.. saat itu air mataku yang keluar adalah air mata bahagia.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">ATAR<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Dan apa kamu ingat? Kamu bilang kamu akan selalu mencoba untuk mengerti aku?<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">RARA<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Apakah selama ini kamu merasa aku selalu cuek sama kamu? Gak kebalik?<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Aku mulai sedikit keras, karena Atar pun keras kepadaku.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">RARA<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Apa kamu pernah kasih kabar ke aku, kamu mau kemana, dengan siapa? Sampai akhirnya orang-orang membicarakanmu yang tidak-tidak dikupingku.. apa kamu tidak sadar itu? <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">ATAR<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Lalu apa kamu merasa aku tidak mendengar banyak yang berbicara tentang kamu?<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">RARA<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Apa yang aku lakukan? Aku hanya melakukan kegiatanku, jika tidak ada, aku hanya duduk manis dirumah, menunggu kabarmu melalui handphone ku. Hanya itu.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">ATAR<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Aku capek.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">RARA<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Aku juga capek.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Kami tidak kuat rasanya meneruskan perdebatan yang semakin mengencang, Atar pergi meninggalkan aku. Aku terdiam ditempatku berdiri, begitu besar cinta yang aku berikan selama ini, tapi tiba-tiba seakan aku jatuh terhempas kebumi dengan tatapan kosong.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">Seiring waktu berjalan, “ROMEO dan JULIET” adalah kenangan manis kami, kami tidak menyimpan dendam. Bahkan kami berusaha sebaik mungkin tetap bersahabat, dan yang aku dengar Atar sudah memiliki kekasih. Aku tersenyum, karena itu artinya aku sudah siap untuk menerima cinta baru. Entah kapan cinta itu akan datang, tapi aku percaya cepat atau lambat, aku selalu ingat perkataan Atar “Cinta itu tidak butuh waktu, cepat atau lambat rasa itu akan tetap sama” aku banyak belajar mengenal cinta, mengenal sifat dan sikap, mengenal rasa rindu dan pentingnya komunikasi dalam hubungan. Aku belajar mencintai, dan aku berharap suatu hari nanti akan ada yang mencintaiku seperti aku mencintai Atar, maka aku akan bertekuk lutut kembali mencintainya. Karena cinta itu indah, menyatukan perbedaan yang dimiliki dengan indah, tanpa banyaknya perkelahian dan tanpa kata “jenuh” dan juga “lelah”.<br />
<br />
<br />
<br />
..ndah.. <o:p></o:p></div>LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com20tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-19341004539273058642011-02-06T19:57:00.001+07:002011-02-06T19:57:27.594+07:00PENDIDIKAN, KENAPA BABI, KRITERIAhai bloggers..<br />
<br />
judul kali ini ditulis sesuai pertanyaan dari para komentar, saya mencoba untuk menjawab sambil menjelaskannya :<br />
<br />
<b>ad</b><b>a komentar dari "asdhyth", katanya : </b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><b>"apakah kamu punya rencana untuk ikut peduli sama anak-anak tidak mampu yang tidak bisa melanjutkan sekolah dan belajar karena faktor ekonomi, padahal mereka mempunyai semangat yang luar biasa untuk belajar dan merupakan generasi penerus bangsa?"</b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;">Bagi saya belajar itu tidak memandang harta, dari keluarga terpandang, ataupun dari golongan apa. Belajar bisa dimana saja, kapan saja dan jika punya keinginan pasti bisa. Saya selalu berusaha untuk peduli pada pendidikan, karena saya lahir dari keluarga yang mementingkan pendidikan (bukan berarti pendidikan harus setinggi langit dan semahal apapun) justru ilmu yang harus dicapai setinggi langit lalu dapat disebarkan seluas mungkin untuk yang membutuhkan. Pendidikan adalah hal utama untuk mengatur pola berfikir, pendidikan juga tidak pernah memandang faktor apapun, saya selalu ingin melihat anak-anak bisa terus meneruskan pendidikannya, apalagi anak jalanan yang setiap hari, dari pagi sampai malam berada di lampu merah. Setiap kali melihatnya hati saya menangis, ingin rasanya membantu mereka. Walaupn pemerintah turut membantu, tapi rasanya keinginan dari mereka kurang. Yang sekarang harus dipikirkan adalah bagaimana meningkatkan kemauan mereka untuk belajar. Ini pun salah satu impian, walaupun saya ingin sekali membuat play group, tapi tidak menutup kemungkinan play group ini untuk semua kalangan, saya akan mencoba dari hal kecil, mendidik anak-anak hingga mereka dapat belajar dengan sebaik mungkin, sesuai pengaturan pendidikan. Dari hal kecil ini lah saya akan memulai dengan tingkatan diatasnya. Yang pasti saya tidak mau takabur, insya allah sebisa mungkin saya akan slalu berusaha peduli pada mereka dan berusaha membantu yang terbaik untuk pendidikan. karena saya yakin semangat yang tinggi mengalahkan apapun.</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;">berdo'a, bersyukur, berusaha (semangat).</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;"><b>Ada juga komentar yang bertanya (win_dra21) : "Kenapa sih Andah suka babi?"</b></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;">Temanya jauh banget ya? dari pendidikan ke babi. (hey.. bukan aku suka makan babi loh) aku hanya gemar mengoleksi pernak pernik babi. Kenapa? karena unik.</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;">Awalnya aku melihat Babi layaknya binatang biasa, tidak memiliki daya tarik. Tetapi setelah melihat di beberapa toko bahwa babi itu memiliki banyak bentuk, ada patung babi tertawa, ada cristal babi, ada babi yang terbuat dari kayu bahkan keramik atau batu. Nah mendapatkan babi yang unik itu susah, ini yang membuat aku jadi merasa tertantang untuk mencari dan mencari BABI PALING UNIK. hehehe..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;"><b>Komentar ini dari "terinspirasi oleh jaman" : "untuk mendapatkan calon suami yang tepat dan direstui seluruh keluarga ada kriteria khusus kah untuk itu?"</b></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;"><b><br />
</b></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;">Sebenarnya saya tidak memiliki kriteria khusus untuk siapapun. Entah "dia" siapa? dari kalangan mana? apa pekerjaannya? karena rasa sayang itu akan muncul dari mana saja, kapan saja, dan dimana saja. yang pasti jika saya menyukai seseorang saya selalu memberitau keluarga, karena mereka patut mengetahuinya. Mereka tidak pernah melarang saya dan jika ada yang mereka suka atau tidak, mereka akan bilang apa adanya, selanjutnya ada ditangan saya. Karena saya tahu masing-masing orang berbeda-beda, dan kadang perbedaan itu adalah indah, sekarang tergantung bagaimana kita menyikapi perbedaan itu. jika sepasang anak manusia menjalin hubungan, berarti mereka berdua yang akan menyikapi perbedaan tersebut, mencoba menyatukannya walaupun kadang gagal kadang sukses. Kadang kalau kita terlalu memikirkan KRITERIA akan susah sendiri.</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;">tetap berdo'a (untuk mendapatkan yang terbaik), bersyukur (jika telah mendapatkan) dan berusaha (untuk mendapatkannya).</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px; line-height: 18px;"><br />
</span></span>LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-73276929283572070742011-02-02T22:49:00.001+07:002011-02-02T22:49:39.016+07:00CITA-CITA MASA KECILKU<div class="MsoNormal">Apa yang pernah kalian ingat tentang cita-cita masa kecil kalian?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tolong jangan tertawa jika aku beritahu suatu rahasia kecil tentang cita-citaku yang tak akan pernah tercapai.. (lebih tepatnya sekarang aku tak ingin mencapainya).</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Apa kalian tahu cerita tentang seorang putri? Cinderela misalnya, atau snow white, atau bahkan sleeping beauty. Ya mereka adalah beberapa tokoh putri yang mungkin kalian sering baca dibuku dongeng, atau kalian tonton di DVD,CD atau salah satu stasiun televisi.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku tidak pernah ingin menjadi cinderela, yang tiba-tiba ajaib memiliki gaun indah dan kereta kuda yang cantik dan mewah. Aku tidak berkhayal saat aku menjadi putri salju dan berteman dengan para kurcaci, lalu bertemu dengan nenek sihir. Aku juga tidak pernah bermimpi menjadi tokoh jasmine dalam film aladin. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Saat umurku lima tahun aku sering menonton “the little mermaid”, lebih tepatnya tokoh Ariels : seorang gadis berambut panjang berwarna merah, memiliki sirip ikan cantik berwarna hijau/biru, anak dari raja laut yang kekar, kehidupan didalam lautan yang membuat gadis ini menjadi seorang gadis mandiri, petualang, sederhana dan mudah berkawan. Ya.. dulu cita-citaku adalah menjadi seorang PUTRI DUYUNG.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku ingin seperti tokoh Ariels, bisa mengelilingi isi lautan, berteman dengan lumba-lumba yang cantik, memiliki sahabat kecil (ikan) berwarna kuning dan biru, melihat tingkah lucu seekor kepiting, kemudian jatuh cinta pada seorang pelaut (yang ternyata seorang pangeran). Cerita klasik dan sederhana ini yang membuat daya khayalku melewati batas, sampai-sampai aku pernah bilang pada teman-temanku bahwa nama panjangku adalah : Asmirandah Zantman Ariels. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku ingat saat aku memohon-mohon pada papa untuk membuatkan kolam ikan di rumah. Papa menuruti kemauanku, dibuatkanlah kolam ikan dengan ukuran agak besar dan memanjang. Setelah jadi, kolam ikan tersebut diisi banyak ikan hias yang indah dan setiap sore sepulangnya aku dari sekolah, aku selalu menyiapkan diriku untuk memakai baju renang lalu dari pinggul sampai kaki kubaluti kain (agar menyerupai putri duyung) dan… BYUuuurrrr!! Aku menyeburkan tubuhku dan bermain bersama ikan-ikan. Semua orang dirumah hanya bisa menghela nafas melihat tingkah ku yang (jujur kalau aku melihat anak kecil melakukan hal seperti itu, pasti aku akan bilang : Aneh!), tapi itulah aku. </div><div class="MsoNormal">Semakin aku tumbuh besar, aku semakin mengerti bahwa tidak mungkin aku bisa menjadi tokoh Ariels dalam kisah nyata. Aku tidak mau merubah kakiku menjadi sirip ikan walaupun menurut bayanganku memiliki sirip ikan itu sangatlah cantik. Bersyukur aku adalah manusia normal dan bukan jelmaan putri duyung. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">FAKTAANYA :</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">*Walaupun aku sudah menutup impianku, tetapi aku masih mengoleksi film-film dan beberapa barang yang berhubungan dengan “The Little Mermaid”.</div><div class="MsoNormal">*I LOVE HER SO MUCH </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><img src="webkit-fake-url://514637A3-0A86-4DA7-A5BA-92C843E63084/application.pdf" /></span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div>LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-7240658159585755212011-02-02T11:51:00.002+07:002011-02-02T11:51:51.783+07:00MIMPI BURUK!!!<!--StartFragment--> <br />
<div class="MsoNormal">Aku ingat sepertinya aku sudah baca do’a sebelum tidur, tapiii……</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku bangun dari tidurku, Nampak banyak cahaya didalam rumah, aku membuka pintu kamar dan lantai rumah tiba-tiba berubah menjadi batu. Aku melihat kanan dan kiri sisi rumah yang berubah menjadi gelap seperti gua, aku panik dan cemas sekali, aku berteriak meminta bantuan, memanggil papa dan mama. Aku berlari menuruni tangga tapi tiba-tiba saja tangga itu bergerak, tubuhku tidak seimbang dan akhirnya aku jatuh “AAaaaaahhhhh…” aku berdiri kembali tanpa merasa sakit. Aku mencari-cari pintu rumah tapi tidak kutemukan, yang kulihat hanya banyak hewan-hewan liar dengan suasana hutan yang begitu gelap.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku berjalan terus mencari arah yang benar,sampai akhirnya aku menemukan pintu belakang, aku keluar dan melihat halaman belakang rumahku sudah penuh dengan serangga. Aku teriak dan terus berteriak, berlari sambil mengusir beberapa serangga yang menempel dibajuku. Tiba-tiba seolah semua yang aku lihat berputar, dan aku kembali bangun dari tempat tidurku dengan suasana yang berbeda. Kini kamarku terasa sangat panas, suasana hening dan gelap, aku menatap kearah jendela depan tempat tidurku, saat itu aku melihat badan tanpa kepala melintas didepan mataku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dan.. AAaaaaaaaakkkhhhh!!!!!</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku terbangun dari MIMPI BURUK ku, nafasku tersengal-sengal, pagi itu terasa dingin dan kamarku masih nampak gelap. Aku menoleh kekiri melihat pintu kamarku yang tertutup rapat sambil sesekali mengusap peluh, lalu aku menoleh kekanan, betapa terkejutnya aku melihat seseorang tidur bersamaku tertutup selimut dan hanya menyisakan kaki. (kakinya nampak, tapi dari mata kaki sampai kepala tertutup selimut) Aku sangat kaget (jujur kaget setengah mati) saat itu juga aku lari ketakutan keluar kamar.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tujuanku satu-satunya adalah hanya masuk kedalam kamar papa dan mama untuk minta perlindungan. Aku masuk kedalam kamar orangtuaku yang ternyata mereka sudah bangun dari tidurnya, mereka kaget karena mendapati aku menangis ketakutan. “kenapa? Kenapa? Kok tiba-tiba nangis?” Tanya papaku dengan santai, sedangkan dengan panik aku langsung menceritakan semua mimpiku (entah saat itu mereka mendengar ceritaku dengan jelas atau tidak, karena aku bercerita bercampur dengan isak tangis). Setelah selesai menceritakan mimpiku, aku langsung bilang “dan sekarang dikamar Andah ada setannya pah.. tidur disamping Andah, cuma ada kakinya doang.. kepalanya gak ada”. Orangtuaku saling berpandangan heran, lalu papa memelukku dan mengajakku ke kamar untuk memastikan apakah ada hantu yang tidur dengan aku atau hanya halusinasiku saja.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Orangtuaku dan aku sudah berada di depan tempat tidur, dan jelas sekali merekapun juga melihat hantu itu. Papa dengan berani menarik selimut dan membukanya...Dan JREEEENNGG!! Kak Armand tidur dengan nyeyak dengan mulut terbuka. “jadi ini setannya?” Tanya papaku, aku hanya diam seketika tangisku berhenti dalam sekejap rasa takutpun berubah menjadi rasa malu yang tak sanggup kututupi lagi. Kak Armand perlahan bangun dari tidurnya, membuka mata dan hanya memandang kami sesaat lalu menarik selimutnya kembali dan kembali tidur tanpa merasa ada masalah.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">“aku gak tau kalau kakakku tidur sama aku saat itu, karena setau aku dia belum pulang kerja”<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pasti dia pulang malam dan langsung masuk kamar..huuuhh!!!</div><!--EndFragment-->LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-77100838065427255972011-02-02T11:50:00.002+07:002011-02-02T11:50:51.700+07:00ME and MY LOVELY BROTHER<!--StartFragment--> <br />
<div class="MsoNormal">Seingatku saat itu umurku masih tujuh tahun, aku dan kakakku (panggil saja kak Armand) kami sering sekali naik sepeda disore hari. Kak Armand menggayuh sepeda dan aku duduk didepannya (bonceng depan), dulu didaerah rumah kami masih sangat jarang dengan rumah, apalagi perumahan. Dulu lapangan masih luas, dan masih banyak kebun-kebun juga ilalang. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku dan Kak Armand selalu ketempat favorite kami, yaitu sebuah lapangan besar<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang penuh dengan ilalang (kalo sekarang sudah dijadikan perumahan). Kami selalu senang menikmati pemandangan disore hari, melihat langit biru yang hampir menguning sambil menikmati hembusan angin yang sejuk dengan merebahkan tubuh kami dan menyatu dengan bumi. Hampir setiap sore kami melakukan hal itu, menikmati keindahan yang Allah ciptakan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tetapi sore ini kami memiliki keinginan yang lebih dari sekedar bermain, kami melihat sungai yang bersih, jauh dibawah tempat kami berdiri, “bagaimana caranya kita ke sungai itu kak?” Kakakku diam tak menjawab (tampak sedang berfikir). Lalu Kak Armand perlahan menuruni tebing, “Ayo kamu turun duluan!” dengan cepat aku menuruti apa kata kakakku, Aku memegang tangannya lalu perlahan aku turun. Pelan-pelan kami turun, tangan kiri Kak Armand memegangi tangan kananku, dan tangan kanannya berpegangan pada akar pohon yang keluar dari tanah. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tanpa diduga aku terpeleset, karena tanah yang aku injak tidak kuat untuk dipijak, tanganku terlepas dari genggaman Kak Armand dan tubuhku terhempas jatuh hampir terperosok. Tapi untungnya Kakakku cepat menangkap tanganku kembali “pegang yang kuat!” teriaknya. Aku berfikir : ‘kalau aku hanya pegang tangan kakak.. aku bisa jatuh lagi, jadi aku berinisiatif untuk memeluk pinggulnya’ tapi sebelum aku memeluk pinggulnya, aku hanya bisa menarik celananya (karena celananya pakai karet) ,alhasil celananya melorot. Sempat tertawa dalam hati, tapi Kak Armand langsung sadar, dia langsung membenarkan celananya tanpa memegang akar pohon, dan itu membuat kami terjatuh berdua “AAaaaaaarrrggggg”. Untung saat itu ada daun yang menjalar di tanah jadi setidaknya kami masih bisa bertahan untuk mencoba merangkak, Aku lebih dulu merangkak dan naik keatas tebing lalu disusul oleh Kak Armand, kami berdiri lalu berpandangan, kami hanya bisa tertawa. “maaf ya kak.. gak sengaja ketarik” sambil pasang muka bersalah, “udah tau pake celana kolor, malah ditarik!” jawab Kak Armand ketus. “ya.. kan gak sengaja, abis panik!” Kak Armand pun akhirnya tersenyum, “mendingan sekarang kita pulang, sebelum dicariin mama dan papa”. Akhirnya kami pulang dengan baju yang kotor penuh tanah.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sesampainya di rumah, kami hanya bisa diam berpandangan didepan pintu, karena papa dan mama ada diruang tamu sedang ngobrol berdua. “gimana nih, kalo ketahuan baju kita kotor pasti ditanya dan dimarahi” pikir kami. Karena sudah tidak bisa kabur, kamipun masuk dengan memasang tampang sumringah sambil berjalan menyamping (karena baju yang kotor kelihatan sekali dibagian belakang), dan langkah kami terhenti ketika papa bertanya “darimana kalian?” Kak Armand dengan cepat menjawab “keliling aja pa..”. Untungnya papa dan mama gak curiga, setelah menjawab kami cepat-cepat kabur naik kelantai atas untuk segera mandi.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***Kira-kira kami baru menceritakan soal ini pada mama dan papa, lama setelah kejadian.. saking takutnya diomelin.. hehe,, maaf ya ma..pa..</div><!--EndFragment-->LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-40090563537525933322011-01-31T12:00:00.003+07:002011-02-02T11:52:52.418+07:00INILAH AKU 2Pandanganku tertuju pada laptop yang ada dihadapanku, aku menulis tulisan ini sambil mengingat-ingat apa yang ada dalam ingatanku..<br />
<br />
Pagi hari yang tak kan pernah kulupakan, saat aku masih berumur empat tahun peraturan rumah adalah selalu sarapan pagi dimeja makan. Aku selalu memakai bantal untuk duduk dikursi, tubuhku yang terlalu kecil membuat aku butuh bantuan bantal, tetapi itulah proses belajar sampai akhirnya aku selalu makan dengan apik.<br />
<br />
Aku teringat seorang gadis manis yang selalu menjawab "dalem" kalau aku panggil, gadis yang baik, bahkan sangat baik. Dia selalu menemani aku belajar, menemani aku makan jika orangtuaku sedang bekerja, menunggui aku mandi didepan pintu kamar mandi disaat umurku masih 6 tahun. Dia akan selalu kuingat, karena jasanya tak kan bisa kubalas. mbak Iyem terpaksa pergi dari rumah karena harus menikah di kampung, semoga dirimu selalu bahagia mbak.<br />
<br />
Aku ingat saat Oma marah padaku, karena aku membuang sebungkus rokok milik Opaku di sungai. Dengan pelan aku bicara pada Oma "Opa sudah tua Oma.. gak boleh ngerokok terus, nanti sakit" Oma terdiam mendengar cucunya berkata seperti itu. maafin Andah ya Opa, apa yang cucumu lakukan untuk kebaikanmu.<br />
<br />
Akan selalu kukenang gadis cantik yang selalu menemani hari-hariku, sahabat terbaik, teman kecil terbaik, sepupuku tersayang. Kepribadiannya membuat aku banyak belajar banyak hal, semangat hidupnya yang membuat aku berdiri sampai saat ini. Jilbabnya menutupi hatinya sampai ia kembali pada-NYA. Aku akan menepati janji yang pernah kita katakan saat kita tidur dalam satu tempat tidur. i love you Susi, Allah Mahatahu kau adalah gadis berhati bersih.<br />
<br />
Aku selalu ingat saat Ayahku melukis dengan langkah perlahan aku selalu melihat hasilnya lalu aku selalu mentertawakan apa yang ayahku lukis "haha..papa lukis apa?" Ayahku hanya terdiam lalu menjawab pelan "suka-suka" dan kini aku mengerti apa yang beliau lukis adalah apa yang beliau suka dan ada dalam daya khayalnya.<br />
<br />
Aku tak pernah lupa saat aku memotong rambut panjangku hingga pendek sekali, dan aku sangat menyesal saat itu.<br />
<br />
Aku tahu saat aku berbohong pada orangtuaku, mereka lah yang paling tahu bahwa aku berbohong, hingga sampai kapanpun aku tak pernah bisa berbohong. Menurutku jujur akan lebih baik, walaupun jujur itu akhirnya akan menyakitkan.<br />
<br />
<br />
<br />
keep smile.LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-17944698062549238782011-01-30T22:28:00.001+07:002011-01-30T22:59:05.022+07:00AYAM BALADO KEMANGI.. boleh dicoba..Waktu itu ada yang sempet kasih comment di blog aku, gimana kalau aku berbagi resep masakan nah.. ini nih, aku bagi.. hehe, tapi sebelumnya biarkan aku bercerita :<br />
<br />
Kisah ini dimulai saat aku duduk dibangku SD, tepatnya kelas empat SD, hobby aku bisa dibilang banyak banget, dari menggambar, melukis, nyanyi (walaupun teriak-teriakan cempreng), renang, sampai memasak (masak air). Nah.. saking senengnya lihat papa dan mama yang lancar dan lihai dengan alat-alat dapur dan bumbu dapur, itu yang membuat aku tertarik untuk belajar masak. Karena merasa paling bisa (sok tahu) aku memutuskan untuk belajar masak sendirian (anak kecil yang sombong), aku fikir kalau aku belajar sendiri aku akan mandiri dan cepet bisa, tapi ternyata, o.. owww!!<br />
<br />
Hari itu aku belajar membuat nasi goreng (anggap aja "nasi goreng ala Andah)<br />
<br />
Pertama-tama aku menyiapkan kuali (bener gak ya tulisannya?), lalu aku memotong bawang merah, bawang putih dan cabai merah. ooppss, lupa.. saat itu aku sudah menyalakan api. Lalu dengan bergumam menyanyikan lagu eno "kamu makannya apa? tempe..xxxxxxxxxx". Waktu terus berbutar aku memasukan nasi putih kedalam kuali tanpa MINYAK (sebuah kesalahan besar) lalu aku kembali menyiapkan kecap dan garam.<br />
<br />
Sedangkan diruang tengah papa dan mamaku sudah mulai agak ribut, "bau apa ya?" aku tetap tenang masih dengan bernyanyi memotong bawang yang gak selesai-selesai sampai berurai airmata. tak lama dari suara ribut, papa dan mama langsung berlari kedapur. Dan "ya Allah.. itu gosong!!" teriak mamaku, ternyata nasinya gosong dan asap hitam sudah meluap keluar (agak lebay), maksudnya sudah berasap. Alhasil aku dimarahin sama papa dan mama, tapi mereka malah menyuruh aku membersihkan semuanya lalu dengan baiknya mereka mengajarkan aku masak dengan cara yang benar.<br />
<br />
Tidak lama aku belajar masak, mungkin dalam hitungan dua tahun bisa dibilang aku mulai lancar memasak, aku mencoba dari resep-resep di buku. mencoba membuat berbagai macam jenis makanan dan hasilnya bisa dirasa cukup enak.<br />
<br />
Tahun berganti.. aku juga tumbuh lebih tinggi kalau biasanya masak pakai bangku, sekarang gak perlu lagi berdiri diatas bangku. Aku belajar membuat masakan dari tempe, tahu, ayam, daging, kue basah, cake, hingga kue kering. hingga sekarang aku menyatakan bahwa perempuan bisa masak memiliki nilai plus.<br />
<br />
Menurut aku masak bukan cuma sekedar masakan enak, dimakan habis dan kenyang. tapi masak itu juga harus pakai perasaan, jadi kalau masak "duh.. keasinan ni" --> ini bukan tandanya mau kawin, dan kalau masaknya "duh, kok rasanya hambar" --> ini bukan karena gak bisa masak, tapi perasaan orang yang masak sedang bercampur-campur. Kadang kalau kita happy, masakan pasti enak, apalagi yang hobby masak dan selalu berkreasi dalam memasaknya. mungkin kalau masakan di restaurant sudah ada ukurannya jadi kadang tidak merubah rasa. Tapi kadang perasaan dan tangan bisa merubah rasa masakan, ada juga masakan yang diukur dari membuat sambal, kalo sambalnya enak berarti cita rasanya dalam memasaknya juga lumayan oke.<br />
<br />
Nah, aku selalu mencoba banyak masakan sampai akhirnya aku berhasil membuat masakan enak di tahun 2004 (AYAM BALADO KEMANGI).<br />
<br />
Bumbu :<br />
<br />
8 siung bawang merah<br />
3 siung bawang putih<br />
1 buah tomat<br />
cabai merah (secukpnya, tergantung selera :pedas atau tidak)<br />
1 batang sereh (memarkan)<br />
jahe, memarkan (secukupnya)<br />
lengkuas, memarkan (secukupnya)<br />
2 lembar daun salam<br />
garam (secukupnya)<br />
gula merah (secukupnya)<br />
kemangi (secukupnya)<br />
<br />
*Ayam (1 ekor)<br />
<br />
Cara memasak :<br />
bawang merah, bawang putih, tomat, cabai merah (diblender sampai halus), siapkan kuali dan panaskan minyak, setelah minyak panas perlahan masukan bumbu yang sudah dihaluskan, kemudian masukan sereh, jahe, lengkuas, daun salam aduk merata, tak lupa masukan garam dan gula merah (pengganti vitsin, agar gurih) aduk sampai harum, lalu masukan ayam, aduk merata. lalu tutup kuali (diungkep), jangan lupa harus sering dilihat untuk ditambahkan air sedikit, masak sampai ayam benar-benar empuk. kalau mau tambahkan kaldu ayam juga boleh, agar masakan lebih berasa gurih.<br />
saat terasa ayam sudah benar-benar empuk, masukan daun kemangi secukupnya, aduk rata sampai daun kemangi layu (jangan sampai menghitam daunnya). Lalu angkat masakan, siap disajikan dan dinikmati.<br />
<br />
<br />
SELAMAT MENCOBA,<br />
<br />
love..<br />
ndah.LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-11999017825401880772011-01-30T21:18:00.001+07:002011-01-30T22:49:04.172+07:00INILAH AKU<div class="MsoNormal">Aku memejamkan mataku..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku ingat saat umurku empat tahun, kenakalan yang kuperbuat membuat aku harus berdiri dengan satu kaki dan menjewer kupingku sendiri didepan jendela rumah dan aku tak boleh bergerak sedikitpun.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Teringat aku akan perkataan Ibuku yang selalu memberikan aku semangat belajar setiap aku akan ulangan disekolah. Dan tanpa sepengetahuanku Ibuku selalu tahajud tiap malam untuk mendo’akan keberhasilanku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku ingat saat setiap Ayahku pulang kerja, aku tak pernah lupa untuk mengambil tas hitamnya, membukakan kaos kakinya dan membuatkannya secangkir kopi.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sangat jelas dalam ingatanku Ibu dan Ayahku selalu mengajarkan aku untuk selalu dapat menerima kekurangan dan tidak lupa untuk selalu berusaha memberi saat senang maupun susah.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Saat aku duduk dibangku SMP aku ingat saat seorang anak memberikan aku satu buket mawar putih yang cantik, dan itu membuat wajahku merah padam.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku ingat saat ulang tahunku yang ke tujuh belas tahun, aku meniup api dari sebatang lilin yang menyala didalam kamar, aku berdo’a agar hari-hariku akan berjalan lebih baik.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku ingat saat Ayahku menangis dihadapanku, karena takut kehilangan dan takut anak perempuannya mendapati tempat yang salah.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Akan ku ingat kasih sayang yang pernah kurasakan dengan banyak hiasan pertengkaran – pertengkaran dan tangisan, yang membuat aku semakin kuat dan mengerti arti yang telah lama tidak kupahami.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku akan selalu mengingat saat Ibuku selalu menemaniku kemanapun aku pergi sampai detik ini, karena tanpa beliau entah apa yang akan terjadi kepadaku. Dan aku tak kan pernah bisa membalas budinya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku tahu akan kasih sayang yang begitu besar, masa penantian yang menjawab sampai akhirnya menemani hari-hariku dalam susah dan senang, mengiringi setiap langkahku dengan senyuman tanpa lelah.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tak kan pernah kulupakan kasih sayang para sahabatku yang sampai detik ini selalu setia dan tulus menemaniku dalam suka dan duka.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tidak akan pernah kulupakan teman baruku yang cantik. Yang akhirnya kutemukan tak jauh dari tempatku berdiri sebelumnya, searusnya kami bertemu lebih cepat. Aku menyayangimu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tidak kusangka dalam hidup ini banyak yang dapat merubah pandangan semua orang dalam bertindak dan berfikir. Itu membuat aku bahagia, sehingga aku dapat melihat jelas mana yang benar sungguh-sungguh, mana yang hanya berpura-pura.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku akan selalu ingat cinta dari semua orang yang menyayangiku dan selalu mengelilingiku, menjagaku tanpa letih.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ku buka mataku..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dan kini saatnya aku belajar untuk lebih menghargai hidup agar semua yang kulakukan selalu dalam penglihatan dan lindungan-NYA.</div>LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-48090335591632432812011-01-26T11:28:00.000+07:002011-01-26T11:28:37.301+07:00CERPEN : "SYALI dan RAKA"<!--StartFragment--> <br />
<div class="MsoNormal">“Aku bukan perempuan yang mudah jatuh cinta pada seseorang, aku selalu berfikir cinta itu tak perlu dicari karena nantinya akan datang dengan sendirinya, aku terlalu cinta pada pekerjaanku, menulis, membuat film, musik dan design, mungkin karena kesibukanku sendiri aku jarang sekali merasakan jatuh cinta, hhmm.. tapi bukan berarti aku tak laku.. haha.. aku sebenarnya punya pacar dan sudah dua tahun ini kami menjalani kisah cinta”</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">“Film pendekku tengah di perbincangkan banyak orang, ada yang pro ada juga yang kontra, buku kedua ku juga sedang laris manis di beli para pembaca, bahkan percetakan kualahan karena banyak yang memesan, namaku makin mencuat tinggi, kehidupanku sedikit berubah karena banyaknya paparazzi yang mengejarku kemanapun aku melangkah. Tapi soal cinta?, kembali aku no comment”</div><div class="MsoNormal">hari ini dimulai dari bangun tidur, seperti biasa, sarapan dan aku mengecek e-mailku. “huff…” begitu banyak pekerjaan hari ini dan nanti malam aku harus bertemu dengan beberapa orang untuk memperbincangkan soal pembuatan film, lelah sekali sepertinya hari yang akan aku jalani kali ini.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">malam hari telah tiba, tapi aku masih didepan laptop ku menulis cerpen ke tiga puluhku, ini adalah cerpen terakhir yang akan menjadi buku ke tiga ku dan kemungkinan akan keluar bulan april tahun ini, aku masih terus asik dengan karya tulisku sampai aku lupa kalau sebenarnya aku punya janji malam ini. Kulihat jam tanganku dan aku sangat terkejut jam menunjukan pukul 8 malam. “oh.. my god!!! Aku ada janji jam 9 malam di Black Canyon Coffe” aku langsung “save” tulisanku, mematikan laptop dan memasukan kedalam tas laptopku, aku mengambil tasku dan tak lupa menghabiskan sisa teh ku yang sudah dingin lalu aku bergegas pergi.</div><div class="MsoNormal">…</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">“OnTime!!!” tepat jam 9 malam aku sampai di Black Canyon Coffe tapi sepertinya mereka yang terlambat jadi aku harus menunggu orang-orang itu “ya.. biasalah.. pasti ngaret.. hehehe..” aku memesan mineral water pada pelayan yang lewat. Dan sekarang setelah setengah jam menunggu akhirnya sampai juga orang-orang itu, dua sosok perempuan sedikit gemuk dan dua sosok laki-laki muda. Aku berkenalan pada mereka “perempuan satu yang bernama Nancy selaku produser sebuah PH (production house), dan perempuan satunya lagi adalah assistant pribadinya yang bernama Icut, Laki-laki yang dihadapanku tinggi dan putih ini bernama Raka dan dia adalah utusan dari pihak sponsor, sedangkan laki-laki di samping kananku adalah teman dari Raka yang bernama Deri dia seorang fotografer”. Lalu mereka duduk menghadap kearahku, aku cukup tegang karena kami akan membicarakan soal pekerjaan yang menjanjikan. Lama-kelamaan kami mendapat inti dari percakapan itu, mereka ingin membuat sebuah film dan memintaku untuk menggarapnya, dan “Deal” aku menerima tawaran mereka, kami pun bertukar nomer telfon untuk tindak lanjut project ini.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">dua minggu kemudian..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Raka mengajakku bertemu di suatu tempat untuk sebatas bertemu saja dan memang kebetulan hari ini aku tak terlalu sibuk dengan pekerjaanku, tanpa basa-basi aku langsung menjawab “ya” untuk bertemu di coffe shop bilangan kemang, seperti biasa aku terlalu cepat sampai di coffe shop itu dan Raka belum sampai aku hanya tersenyum dan memesan minuman “Ice mocca” kemudian aku duduk di bangku paling pojok, aku mengeluarkan handphone ku dan mencoba menelfon Raka tapi saat aku mau memencet nomer telfonnya Raka sudah muncul dihadapanku. Raka minta maaf padaku karena terlambat datang untuk yang kedua kalinya aku hanya tersenyum dan bertanya “mau pesan apa?” Raka pun tertawa lalu memesan minuman pada pelayan dan dia memesan minuman yang sama “Ice mocca” aku pun bertanya “suka mocca juga?” dia dengan cepat menjawab “enggak juga sih, tapi lagi pengen aja” aku hanya tersenyum dan.. “ooh..” lalu dia bertanya padaku “emangnya kamu pesan Ice mocca juga?” aku mengangguk “iya .. sama aku juga lagi pengen” akhirnya kami berdua sama-sama tertawa dan mulai masuk ke topik pembicaraan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">“aku pengen film ini bukan seperti film biasa yang hanya ada awalan, isi, dan akhiran aku mau setiap scene selalu dibubuhi dengan kata dan kalimat yang bermanfaat dan mengena di hati penonton, pengambilan gambar maupun adegannya juga harus sesuai dengan gambaran yang ada pada scenario” aku hanya tercengang mendengar ucapan Raka yang langsung blak-blakan. “tunggu.. kamu ini sebenernya orang dari sponsor atau?” Raka tertawa “aku lupa bilang sama kamu.. ide cerita film ini dari aku.. ya karena aku juga dari pihak sponsor jadi aku punya hak dong?” aku tersenyum meng-iya kan. </div><div class="MsoNormal">Minuman kami akhirnya datang, ku minum Ice mocca dihadapanku sampai setengah “kamu haus banget ya?” tanya Raka padaku, aku hanya tersenyum “iya..lumayan..” Raka tersenyum lalu kembali bicara “jadi bisa kan?” aku langsung cepat membalas “oh.. pasti bisa, aku akan berusaha membuat film itu menjadi sebaik mungkin!” dengan pasti aku menjawabnya. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Makin lama pembicaraan kami jadi seperti orang yang sudah lama kenal, entah kenapa rasanya ada yang berbeda saat aku bicara padanya, aku jadi sering tertawa dan seakan lupa pada pikiran masing-masing apa lagi soal membuat film itu. Kami pun akhirnya menatap jam tangan masing-masing, kami baru sadar kalau ternyata sudah 4 jam kami menghabiskan waktu dengan mengobrol, gelas di meja kami sudah kosong tanpa sisa. Waktu memisahkan kita lagi, akhirnya aku harus pamit duluan karena masih ada tugas di kantor yang belum aku selesaikan.</div><div class="MsoNormal">…</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sesampainya aku di kantor Raka menelfonku “heii.. kamu lupa sesuatu.. buku agendamu ketinggalan” yaampun aku baru ingat buku agendaku aku taruh diatas kursi, aku rasa aku lupa memasukannya kedalam tas “yaah.. ketinggalan.. gimana ya? Itu penting sekali.. eemmhh.. gini aja Ka.. kamu simpenin dulu kalau memang besok kamu dan aku gak terlalu sibuk kita ketemu lagi ya” Raka pun dengan semangat menjawab “oke.. call me aja..” lalu kami mematikan telfon.</div><div class="MsoNormal">Aku langsung duduk di ruanganku membuka lartopku dan hendak bekerja kembali, entah kenapa hari itu aku sangat semangat menulis dan tanpa di duga aku menulis kejadian hari itu bersama Raka. “hey.. sepertinya aku mulai memikirkan dia!”</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">keesokan harinya aku dan Raka bertemu, kami sekarang bertemu di kantorku sendiri. Raka yang menyempatkan diri untuk datang ke kantorku hanya untuk mengantarkan buku agendaku. Dan kami pun akhirnya memulai percakapan ringan dengan tawa dan sedikit bercanda. Dan lagi-lagi aku melupakan tugasku untuk melanjutkan tulisanku. Tak terasa malam telah berlarut, jam menunjukan pukul 11 malam akupun mulai menguap begitupun dengan Raka tampaknya dia sangat lelah. Aku memintanya pulang untuk istirahat dan Raka akhirnya pulang.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Entah apa yang terjadi pada diriku saat ini, aku jadi sering memikirkan dia, tersenyum sendirian, dan hari-hariku menjadi lebih bersemangat. “apa ini yang dinamakan orang yang sedang jatuh cinta?.. aku rasa iyaa.. karena rasanya sangat berbeda..” </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sepertinya kali ini cerpenku lebih berwarna, kali ini cerpenku lebih berkisah tentang cinta. Sejak pertemuanku dengan Raka kini hari demi hari ku jalani bersama dengan perhatian yang mengalir darinya, rasa sayang yang sedikit demi sedikit muncul dalam hatiku dan rasa rindu yang selalu menemaniku bila aku tak bisa bicara atau bertemu dengannya. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sudah beberapa bulan ini Raka menemani hari-hariku, menambah semangatku dalam bekerja dan memberikan aku banyak masukan yang bermanfaat. Aku pun banyak memberikan perhatianku padanya, aku selalu mengingatkannya untuk makan dan istirahat. Kadang hatiku tertawa sendiri mengapa aku jadi seperti ini, padahal sebelumnya aku tak pernah seheboh ini.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">3 hari kemudian..</div><div class="MsoNormal">…..</div><div class="MsoNormal">ini adalah hari pertamaku untuk membahas scenario yang akan ku bedah, dan rencananya nanti malam aku akan bertemu dengan penulis scenario dari film tersebut tapi sepertinya Raka tidak bisa ikut karena ada meeting di kantornya. Dan tanpa ku duga saat aku keluar kantor untuk makan siang, Raka sudah ada diambang pintu dan tersenyum ke arahku “aku mau ajak makan siang, bisa?” aku tersenyum senang menatap Raka “ya bisa lah.. yuuk” kami berduapun pergi kesuatu tempat.</div><div class="MsoNormal">Kami makan di sebuah restaurant, setelah memesan makanan dan minuman aku<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menatap heran pada Raka sambil bertanya “kamu gak ada kerjaan? Kok bisa tiba-tiba ada didepan kantor ku?” wajah Raka kali ini terlihat serius tanpa senyuman seakan ada kata-kata yang sangat sulit untuk disampaikan kepadaku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku masih terdiam karena Raka tak juga bicara sampai pelayan menaruh makanan dan minuman yang sudah kami pesan tadi. Raka akhirnya bicara “setelah makan aja aku bicaranya..” kami berdua nampak serius makan tanpa bicara, aku sedikit bingung tapi aku mengikuti apa yang Raka mau, aku terus memandang Raka dan Raka pun membalas tatapanku hingga sesekali kami sama-sama membalas senyuman. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dan kali ini makanan kami telah habis, aku tak sabar ingin mendengar apa yang akan Raka bicarakan padaku. “Sya..” Raka memanggil namaku, terdiam sejenak lalu kembali bicara “kita sudah sama-sama dekat, entah apa yang aku rasain sama kamu.. aku juga gak tau.. yang jelas aku seneng banget bisa deket sama kamu…” wajahku berser-seri mendengar ucapan Raka, rasanya saat itu juga aku bisa melayang “tapi..” Raka melanjutkan kata-katanya dan ini yang membuat aku tegang kenapa dia bilang “tapi..” lalu dia terdiam. Aku terus menatap Raka penuh harap.. “tapi..” Raka kembali terdiam, Raka menarik tanganku dan menggenggamnya.. “I’m not single.. kamu ngertikan maksud aku kan?” aku terdiam, kini aku tau maksudnya apa, aku pun bicara “tapi kamu seneng deket aku? Jujur aku juga seneng banget Ka bisa deket sama kamu, berbagi sama kamu, ngobrol, ketawa, bercanda..” ku tatap wajah Raka lekat-lekat “ kamu anggap aja aku benda yang kadang bisa bicara sama kamu.. aku bener-bener gak tau kenapa aku jadi seperti ini.. tapi aku seneng.., kamu gak perlu bales.. aku ngerti kok.. ya mungkin aku salah.. tapi perasaan gak bisa di bohongin kan?” Raka tersenyum kecil “kamu tuh memang selalu bikin aku gemess ya.. mana bisa aku anggap kamu benda yang bisa diajak ngomong?.. kamu itu bukan benda!!.. aku ngerti banget perasaan memang gak bisa dibohongin, tapi aku minta maaf sebelumnya kalau aku bicara seperti ini, aku harap kamu bisa ngerti maksud aku..” aku tersenyum “aku ngerti banget kok.. I’m not single too..” Raka menatapku dan aku menatap balik tatapan itu. Raka masih memegang erat tanganku “tapi.. kita sama-sama senang bersama kan?” tanyaku, Raka tersenyum <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“iya.. waktu yang akan jawab semuanya” Raka mencium keningku dan Raka berkata dengan semangat “kata-kata ini bagus untuk ending filmnya.. cuma kita rubah sedikit aja..” aku jadi antusias “oh iya bener..(aku terdiam sejenak) tapi ucapan kamu tadi?” Raka tersenyum pada ku.. “beneran.. dan kita sebenernya sama-sama mau bersama kan? Hanya tunggu waktu..” aku tersenyum menatap Raka dan ku peluk erat dirinya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">“</b>AND CUTTT!!<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">”</b> kudengar sutradaraku berteriak.. menandakan adegan ini selesai..</div><!--EndFragment-->LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-354647888872957616.post-2923291227139300652011-01-25T11:36:00.000+07:002011-01-25T11:36:09.125+07:00CERPEN : BEN!<!--StartFragment--> <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Ben, pemuda berambut cepak, putih, tinggi dan gagah ini berlari sangat cepat, beberapa pria berseragam hitam-hitam layaknya FBI berlari mengejar Ben, Ben menabrak beberapa orang yg berdagang sampai dagangannya hancur lebur,tak jauh dari arah yang berlawanan Nampak seseorang memberi kode pada Ben, lalu dengan cepat Ben melempar box yg di balut Koran yang ia pegang sedari tadi ke seseorang yang dia lewati, orang itu dengan cepat juga melempar amplop coklat berisi uang. Ben terus berlari dengan sangat cepat, berlari ke gang sempit, dan tim FBI kehilangan jejak Ben.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Ben masuk kedalam rumahnya, tampak wanita paruh baya bernama Sani duduk di depan meja dengan tatapan kosong. Ben duduk disamping sani mengambil tangan Sani dengan lembut dan memberikannya sebuah amplop. Sani hanya terdiam melihat amplop itu, Ben mencium kening Sani lalu pergi keluar rumah. Sani menatap kepergian Ben begitu saja.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Ben berjalan disuatu gang sambil meyalakan rokoknya. Ben berjalan tenang, tapi tiba - tiba terdengar suara “HEY!!.. Jangan lariii.. Kejarr!!” dengan cepat Ben berlari tanpa menoleh, beberapa FBI tadi <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mengejar Ben kualahan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Dari arah lain seorang laki-laki paruh baya bernama Roy, berpakaian rapi dan berjas memperlihatkan mimik wajahnya yang dingin duduk di dalam mobil mewahnya dengan tenang. Saat itu Roy tanpa sengaja melihat Ben yg berlari-lari di kejar beberapa FBI. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Dijalan Ben masih berlari, mobil Roy putar balik, saat di tikungan mobil dengan cepat berbelok, pintu terbuka dengan cepat dan beberapa tangan menangkap Ben. FBI yg mengejar Ben tidak lihat kejadian itu dan kehilangan jejak.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Ben sudah berada di suatu ruangan, Ben terduduk. Di hadapannya sudah ada Roy dan beberapa anak buahnya. Ben terdiam, Roy mulai bicara “Saya tidak kenal kamu. Tapi di jalan saya melihat kamu di kejar beberapa FBI. cepatnya kamu berlari mendorong saya untuk meminta bantuan kamu. Tapi kenapa kamu di kejar-kejar?” Ben hanya terdiam tetap membisu, Roy melanjutkan “Sepertinya kamu belum bisa untuk di ajak bicara…. baik saya akan tetap duduk disini sampai kamu bicara”. Ben menatap Roy tajam, lalu mulai bicara “Kenapa tangkap saya?” Roy kemudian menjawab dengan cepat “Karena saya membutuhkan orang yang seperti kamu”. Ben terdiam sejenak “Untuk apa?” tanya Ben lagi, “Untuk bekerja!” jawab Roy ,Ben tampak curiga saat itu tetapi Roy menatap Ben tajam. “Kenapa kamu dikejar-kejar?,… pengedar?” tanya Roy ,Ben menatap balik Roy lalu berkata tegas “Itu pekerjaan saya untuk menghidupi keluarga!” Roy tersenyum “Jadi kamu ingin menghidupi keluarga?, dan yang terpenting kamu dapat uang? Begitu?” Ben mengangguk pelan namun tetap menatap tajam kearah Roy. “Saya akan memberi kamu pekerjaan yang bagus, dengan bayaran tiga kali lipat dari yang biasa kamu dapatkan!” lanjut Roy, Ben menatap Roy heran, dan keadaan saat itu menjadi hening. Ben terus menatap Roy yang sedang bicara terus menerus. Kemudian Ben dan Roy bersalaman tanda sepakat, entah apa yang sebenarnya Roy perbincangkan pada Ben. Dan saat itu beberapa anak buah Roy memberikan sebuah map dan Ben tampak menandatangani sesuatu. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Ben sudah berpakaian rapi dengan jas, dasi dan lengkap dengan sepatu pantovelnya. Ben tidak sendirian tetapi bersama 4 anak buah Roy. Ben dan 4 anak buah sedang menunggu sesuatu di dalam mobil. Tiba-tiba 5 laki-laki keluar dari sebuah lorong gang yang gelap. Ben dan 4 anak buah turun dari mobil dan langsung berkelahi dengan 5 orang laki-laki tersebut. Ben sempat terpukul beberapa kali, namun Ben dan 4 anak buah Roy berhasil memukuli ke lima laki-laki itu sampai ada yang mati dan pingsan. Ben nampak tegang melihat semua kejadian itu. nampak dari wajahnya Ben merasa bersalah. Keempat anak buah langsung masuk ke dalam mobil, tapi Ben masih terdiam melihat kejadian itu. Salah satu anak buah memanggil, “Ben.. Ayo cabut!!” Ben lalu cepat berlari masuk ke mobil sambil sesekali menoleh kebelakang. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Ben tampak duduk dengan tangan berlipat dibawah dagu sendirian di kursi taman belakang rumah Roy yang begitu luas. Ben tampak melamun dengan pandangan kosong. Roy melihat Ben dari arah dalam rumah, Roy keluar dan duduk di samping Ben. Ben tersadar dari lamunan dan memandang sekilas kearah Roy “Melamun.. memikirkan keluarga kamu? Atau tentang pekerjaan baru kamu ini?” tanya Roy, Ben memandang lama kearah Roy lalu menarik nafas “Sebenarnya kenapa anda menyuruh saya untuk membunuh orang-orang itu? mereka punya hutang pada anda?” dan Roy tertawa menatap Ben. “Ya.. Kamu benar.. Mereka punya hutang pada saya” Ben tambah bingung dan terus menatap Roy, dan Roy melanjutkan perkataannya “Waktu saya masih kecil, ayah saya punya hutang pada salah seorang yang cukup besar di daerah sini. karena tidak sanggup membayarnya ayah saya di bunuh termasuk ibu dan 2 adik saya. Hanya saya dan adik perempuan saya yang paling kecil yang selamat”. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ben menatap Roy, “Dan sekarang saya benar-benar dendam. Saya ingin menghabisi semua turunan keluarga orang itu untuk membayar nyawa keluarga saya” tambah Roy, “tapi” Ben bicara, “Sudahlah.. Tak perlu kamu tanya lagi soal itu, lebih baik sekarang kita masuk, saya mau kenali kamu dengan adik saya” Ben mengangguk dan masuk kedalam rumah mengikuti Roy.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Tampak seorang perempuan sedang makan sendiri di meja makan. Posisinya membelakangi <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Roy dan Ben yang berjalan mendekati meja makan. ”Anya?” panggil Roy lembut, Perempuan itu berdiri dan membalikkan tubuhnya yang langsing itu, rambut panjang yang terurai membuatnya nampak sangat anggun. Anya tersenyum ramah menatap Roy “ya kak?” sahut Anya lembut “Kenali ini Ben.. Yang semalam kakak ceritakan sama kamu” tanpa basa basi Anya memberikan tangannya “hai.. aku Anya” Ben tersenyum menatap Anya dan membalas sapa Anya “Ben” ,“Senang berkenalan dengan kamu” lanjut Anya. Ben masih menatap Anya tampak tak percaya kalau adik Roy sangat cantik. Roy tersenyum kearah Ben lalu menyenggol tangan Ben, “ayo makan!” Ben tersenyum kearah Roy. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Roy,Anya,dan Ben nampak masih makan, diam-diam Anya mencuri-curi pandang pada Ben yang ada dihadapannya dan beberapa kali juga Ben menatap balik Anya, mereka sesekali saling melempar senyum. Roy sama skali tidak memperhatikan kejadian ini. tiba-tiba anya membuka percakapan “Ben.. Kamu punya kakak? atau adik?” Ben sempat terdiam sesaat, lalu menjawab “Aku gak punya kakak.. Aku punya dua orang adik” , “Laki-laki? Perempuan?” tanya Anya lagi. Roy melihat kearah Ben. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Perempuan dan laki-laki yang paling kecil..tapi..” Anya memotong “tapi apa?” Ben terdiam dan.. “entah mereka ada dimana sekarang” jawab Ben pelan, Anya dan Roy terdiam, Ben kembali bercerita “Adik perempuanku sempat ditawar orang beberapa waktu lalu. aku berjuang membela dia agar tidak di bawa pergi.. Tapi adik ku malah kabur dan sampai sekarang belum di temukan, Ibuku jadi terpukul sejak itu. Dan adik ku yang laki-laki entah dimana keberadaannya dia sudah tidak pernah pulang sejak adik perempuanku kabur. Dan sekarang Ibuku tak pernah mau bicara lagi..” Anya jadi sangat sedih, Saat Ben ingin melanjutkkan ceritanya salah satu anak buah Roy datang membawa sebuah map coklat dengan berjalan santai “Pak.. Maaf mengganggu..” santun anak buah itu, Roy menoleh dan melihat map coklat itu, diraih map itu dan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Roy melihat isinya. Ben dan Anya hanya menyaksikan penuh tanya. Wajah Roy jadi mengeras, Roy bangkit dari duduknya lalu pergi dari ruang makan. Anak buah Roy mengikutinya. Anya dan Ben saling bertatapan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Roy duduk di kursi ruang tengah yang megah itu. Anak buah Roy berdiri di sampingnya. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Jadi.. Hanya tinggal mereka sisanya?” Roy bertanya pelan, anak buah itu langsung menjawab “Iya pak.. Hanya sisa mereka” kemudian Roy kembali bicara “Panggilkan Ben”.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Anak buah langsung pergi dari ruangan itu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Roy masih duduk di tempat yang sama. Dua orang anak buahnya datang membawa satu tas koper yang tidak begitu besar, berbarengan dengan itu Ben datang bersama anak buah <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tadi. Roy menyambut kedatangan Ben dan mempersilahkan Ben untuk duduk dan Ben duduk di hadapan Roy. Roy memberi tanda kepada anak buahnya untuk membuka koper itu. Ketika koper di buka Ben sangat terkejut melihat uang yang begitu banyak di hadapannya. Ben menatap Roy dan uang bergantian. “Itu bayaran kamu. Tapi kamu baru bisa ambil setengahnya saja, karena masih ada satu tugas!” Roy menutup koper dan memberikan sebuah foto dari map coklat di tangannya. “Tangani keluarga itu….kamu harus bisa masuk kedalam rumah itu. Kecepatan kamu berlari menjadi taruhannya.. Kalau kamu berlari cepat berarti semakin cepat kamu akan selamat sampai masuk kedalam rumah.. Rumah itu cukup luas dan cukup jauh jarak dari pintu pagar sampai pintu utama” Ben menatap foto itu. Lalu menatap Roy mengangguk. Roy tersenyum. “Setengah uang ini boleh saya bawa untuk ibu?” tanya Ben, dan Roy menangguk tanda setuju.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Di rumah Ben, Sani terduduk di kursi sambil merajut. Ruangan itu terlihat sangat rapi dengan tataan yang baik. Di depan sani ada meja yang tersedia secangkir teh dan foto keluarga mereka. tiba-tiba tanpa suara ketukan pintu terbuka, Ben masuk menatap sani yang masih serius merajut. Ben berlutut di depan sani, Sani menatap Ben <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dengan mata kosong. “Bu.. Sampai kapan Ibu begini terus?” Ben memeluk sani rindu. Rajutan di tangan Sani jatuh kelantai. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Sani mulai menggerakan tangannya dan balas memeluk Ben. Ben melepas pelukannya menarik tangan sani dan menciumnya penuh kasih sayang. Sani masih memandang Ben, dan tanpa sadar air matanya jatuh. Ben tersenyum melihatnya lalu Ben memberikan amplop coklat berisi uang kepada Sani. “Ibu harus simpan ini ya.. Ben harus pergi sekarang. Masih ada pekerjaan yang harus Ben selesaikan” <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sani membelai wajah Ben lembut dan bicara terbata-bata “Ha..ti..ha..ti..Nak” Ben tersenyum mengangguk lalu pergi meninggalkan Sani yang menatap kepergian Ben dengan penuh air mata.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Mobil sedan hitam Roy bejalan kencang di jalan luas yang dikemudikan salah seorang anak buah Roy dan berpenumpang Ben di depan dan 1 anak buah lagi di belakang.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Mobil berhenti di pom bensin. Anak buah 1 turun mengisi bensin. Ben turun dan masuk kedalam mini market di sebrang, membeli beberapa minuman lalu kembali masuk dalam mobil.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Mobil berjalan di jalan raya. Ben membuka kaca mobil dan mebuang rokoknya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Hari berganti malam, Mobil berhenti di sisi jalan. Ben membuka kaca mobil dan melihat di sebrang. terlihat rumah mewah di sebrang jalan. Ben menatap rumah bergantian dengan foto di tangannya. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Mobil masuk kedalam rumah, mobil di periksa oleh petugas di depan rumah dan petugas mengizinkan mobil masuk. Ben perlahan membuka pintu mobil. Dengan hati-hati Ben terus memandang kebelakang mobil agar tidak ada yang melihat dan Ben berhasil turun dari mobil. Ben langsung berlari sekencang mungkin namun tetap hai-hati. Mobil berjalan pelan kearah pintu utama. Ben berlari kearah belakang rumah.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Anak buah 1 dan anak buah 2 keluar dari mobil dan mengetuk pintu. Pintu di buka oleh pelayan dan mereka berbicara, lalu pelayan mengizinkan mereka masuk.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Ben masih berhati-hati berjalan kecil, suasana sangat gelap nampak hanya ada beberapa cahaya kecil yang sudah redup. Ben menemukan pintu dapur di bagian belakang dan membukanya. Ben masuk kedalam dengan hati-hati.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Kedua anak buah duduk di ruang tengah mereka bergantian menatap kesegala arah.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Ben sudah ada didalam dapur, Ben masih berjalan pelan dan sangat hati-hati, tiba-tiba seorang pelayan masuk, Ben dengan cepat bersembunyi dibalik lemari es. Pelayan tampak menyiapkan 2 minuman. Saat pelayan membelakangi Ben, Ben langsung berlari cepat keluar dapur. Pelayan sempat menoleh seperti merasakan sesuatu namun tidak melihat Ben dan tidak mengubrisnya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Ben masih berjalan pelan melewati ruang tengah dan melihat Anak buah 1 di ruang tengah. Anak buah 1 langsung memberikan kode untuk naik keatas. Ben langsung lari keatas. Tidak lama Ben berlalu, pelayan keluar membawa minuman.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">“Ditunggu sebentar. Tuan belum pulang, kalau Nyonya mungkin sebentar lagi turun” pelayan bicara ramah.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Kedua anak buah tersenyum dan mengangguk. Pelayan kemudian pergi.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Ben sudah sampai di lantai atas. Ada beberapa ruangan dan pintu disana. Ben memperhatikan seluruh ruangan dan pintu-pintu itu bergantian. Lalu Ben memakai sarung tangan hitamnya dan membuka pintu paling depan melihat kedalam dan menutupnya lagi. Namun <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>saat Ben ingin berjalan ke pintu berikutnya, pintu disebelah kirinya berbunyi nampak akan terbuka, Ben langsung masuk ke ruangan yang tadi Ben ingin buka untuk bersembunyi. Dan dari pintu sebrang terihat dua orang anak perempuan dengan pakaian princess berlari sambil tertawa masuk ke ruangan lain dan menutup pintu itu. Ben melihat dari ruangan itu jadi tahu bahwa ada orang lain di dalam kamar tersebut. Ben keluar dari persembunyian langsung cepat mendekati pintu itu. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Terlihat kamar yang cukup besar, ada seorang perempuan paruh baya yang memakaikan baju pada anak laki-lakinya, dan ada dua anak perempuan yang bercanda-canda sambil berlari memutari Ibunya. tiba-tiba pintu dibuka oleh Ben. Semua kaget, anak-anak berteriak. Tapi Ben dengan cepat menyuruhnya diam. Ben mrengunci pintu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Kedua anak buah masih dibawah nampak meliahat-lihat keatas dan beberapa kali melihat jam di tangan mereka.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Ben masih terdiam menatap Perempuan dengan 3 anak di hadapannya, perempuan ini menatap Ben takut “Kamu siapa?, Mau apa?” Ben menatap Perempuan itu tajam “Saya tidak tahu apa masalah anda. Tapi saya hanya menjalankan tugas!” Ben mengeluarkan pistol dari sakunya. Perempuan itu sangat kaget, ketiga anaknya berteriak kencang tapi Perempuan itu menyuruh anak-anaknya diam. anak-anak itu memeluk Ibunya takut, Perempuan itu sangat kaget lalu menangis. “Siapa yang menyuruhmu untuk membunuh kami? siapa?” Ben hanya terdiam.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">“Apa salah kami?, saya tidak kenal dengan anda!” perempuan itu makin berteriak, Ben masih terdiam, tetapi makin mengarahkan pistolnya kedepan dan lurus kearah Ibu dan ketiga anak itu. “Apa kamu tega membunuh kami?” Perempuan itu makin menangis, saat itu hati Ben mulai bergetar memandang perempuan dihadapannya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Ben terdiam, ingatannya berputar dengan cepat dan memutar kejadian beberapa waktu silam saat Ben berusia tujuh tahun, Ben berlari di kejar Rusli, Ayah Ben yang membawa pukulan rottan di tangan kanannya, Ben makin lari kencang dengan ketakutan, Ben masuk ke pagar sebuah rumah dan menabrak Sani,Ibunda Ben. Sani menggendong Ben dan marah-marah pada Rusli “Pak sudah jangan dipukuli terus, anak itu untuk disayang pak. Kalau dia nakal cukup di nasehati, bukan di pukul dengan cara seperti ini” Rusli marah dan “PLAAKK!!, Rusli malah menampar Sani, Sani terjatuh Ben pun terlepas dari gendongannya, Ben menangis, dan Rusli pergi meninggalkan mereka, Sani memeluk Ben sambil menangis. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Malamnya saat Rusli masuk kedalam rumah dengan mabuk, diraihnya Sani dan dipukuli habis-habisan tanpa sebab, kemudian Rusli pergi begitu saja. Ben hanya bisa melihat semua kejadian itu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Hari telah berganti saat itu nampak Rusli sudah tergeletak di depan pintu, Sani yang tengah mengandung 7 bulan pagi itu membuka pintu dan mencoba membangunkan Rusli tetapi tak ada gerakan, nafas pun tak ada, Rusli telah meninggal, Sani menangis tersedu-sedu, Ben yang saat itu baru pulang sekolah langsung melempar tasnya dan mendekati Sani. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Bapak mu meninggal nak..” Ben terdiam melihat Sani menangis terisak-isak sambil menyebut-nyebut nama Rusli.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">****</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Di dalam kamar Ben masih terdiam tangannya bergetar membayangkan Sani. Perempuan dengan ketiga anak itu masih nangis ketakutan. Tiba-tiba suasana jadi sangat hening. Perlahan tangan Ben turun dengan lambat. suasana jadi hening tubuh Ben terkulai terjatuh duduk perlahan di lantai. Dan lama-kelamaan keadaan jadi semakin hening dan gelap.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">ket : Fiksi</div><!--EndFragment-->LovAndahhttp://www.blogger.com/profile/05793728069148016298noreply@blogger.com4